Negara-negara Eropa Buka Perbatasan dan Cabut Larangan Bepergian
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte yakin negerinya sudah aman dari pandemi Covid-19 karena data kasusnya terus menurun. "Setelah berminggu-minggu berkorban, kita berhak untuk tersenyum dan gembira lagi".
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
ROMA, KAMIS -- Setelah setidaknya tiga bulan terpaksa menutup wilayahnya rapat-rapat karena pandemi Covid-19, sejumlah negara di Eropa mulai mencabut kebijakan karantina, membuka lagi bisnis, dan mencabut larangan bepergian atau wisata dengan membuka kembali pintu-pintu perbatasan.
Italia, misalnya, sudah menerima lagi wisatawan sesama Eropa, sejak Rabu (3/6/2020) waktu setempat. Namun, jumlah wisatawan yang belum begitu banyak membuyarkan harapan untuk memulihkan dengan cepat industri pariwisata yang telah merana akibat penyebaran virus korona baru pembawa Covid-19.
Untuk menyambut wisatawan lagi, para pemilik gondola atau perahu dayung tradisional Venesia, sudah berjejer rapi di sepanjang kanal utama (grand canal) Venesia. Gondola juga siap untuk menyusuri kanal-kanal lain di kota itu.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan negara itu jelas membaik, menambahkan data penularan terbaru "menggembirakan."
"Ada antusiasme di udara, kemampuan bersosialisasi yang baru. Kami layak tersenyum, ceria, setelah berminggu-minggu pengorbanan yang luar biasa," katanya, seraya menambahkan bahwa saatnya telah tiba untuk memikat wisatawan kembali.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte yakin negerinya sudah aman dari pandemi karena data kasusnya terus menurun. “Setelah berminggu-minggu berkorban, kita berhak untuk tersenyum dan gembira lagi,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio juga mengajak negara-negara lain di Eropa segera membuka perbatasan mereka juga. Italia adalah negara pertama di Eropa yang terdampak parah wabah korona dengan 33.500 orang yang tewas.
Kebijakan karantina diberlakukan sejak awal Maret dan sejak itu jumlah pasiennya menurun. Akibat korona, Italia mengalami resesi terparah sejak Perang Dunia II sehingga sangat membutuhkan pemasukan dari sektor pariwisata.
Regina Oswald (53) dari Jerman lebih senang Venesia sepi wisatawan karena ia bisa menikmati suasana dan pemandangan lebih baik. “Saya khawatir dengan virus ini tetapi yang penting hati-hati saja. Kalau makan di restoran, duduknya di luar saja,” ujarnya.
Pemilik kafe dekat Colosseum di Roma, Mimmo Burgio (62), tidak yakin akan banyak wisatawan yang datang. Meski begitu, ia tetap membuka kafenya. “Siapa yang mau datang? Tidak ada orang dari Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan China. Kalau orang Eropa, pasti takut ke sini,” ujarnya.
Sementara Belgia akan memungkinkan semua kegiatan bisnis untuk dibuka kembali pada 8 Juni, termasuk kafe dan bar, setelah ditutup penuh selama karantina wilayah sejak Maret lalu. Perdana Menteri Sophie Wilmes, Rabu (3/6/2020), mengatakan, langkah itu tanpa mengabaikan pembatasan jarak sosial.
Menurut Wilmes, Belgia sebagai salah satu negara yang paling terpukul pandemi di Eropa kini mengalami penurunan kasus infeksi Covid-19 secara signifikan. Belgia akan membuka kembali sebuah perbatasannya dengan semua negara Uni Eropa, mulai 15 Juni dan juga menerima wisatawan Inggris dan zona Schengen.
"Virus masih ada di antara kita, masih menyebabkan korban dan mungkin akan jatuh banyak korban, dan itu tentu saja jika kita tidak waspada," tambah Wilmen sambil mengatakan, semua perkumpulan atau pertemuan skala besar tetap dilarang sampai 31 Agustus. Kelab malam juga tetap tutup sampai akhir Agustus.
Was-was
Namun Swiss masih was-was dan justru mengingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Italia karena begitu kembali ke Swiss, mereka harus menjalani prosedur keamanan kesehatan. Rencananya, Swiss akan membuka perbatasannya dengan Jerman, Perancis, dan Australia pada 15 Juni mendatang.
Seperti halnya Italia, Austria juga membuka perbatasannya mulai, Kamis. Namun, negara ini belum membuka perbatasannya dengan Italia karena Austria menilai Italia masih termasuk wilayah berbahaya.
Austria berbatasan dengan delapan negara dan telah sepakat dengan Swiss, Jerman, dan Liechtenstein bahwa mereka akan membuka kembali perbatasan bersama mulai 15 Juni. Saat ini otoritas terkait Austria akan mengecek lagi perbatasan dengan Slovakia, Slovenia, Ceko, dan Hongaria.
Terkait dengan sikap beberapa negara terhadap Italia, Di Maio meminta negara-negara tetangganya untuk tidak memperlakukan negaranya seperti orang sakit lepra. Di Maio akan berkunjung ke Jerman, Slovenia, dan Yunani untuk meyakinkan mereka bahwa Italia sudah aman lagi.
Khusus Eropa
Jerman akan mencabut larangan bepergian khusus untuk negara-negara Eropa saja mulai 15 Juni 2020.
“Peringatan bepergian akan digantikan dengan imbauan bepergian khusus untuk negara-negara Uni Eropa, negara-negara bervisa Schengen, dan Inggris,” kata Menlu Jerman Heiko Maas.
Keputusan serupa diambil Belanda. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte negara-negara Eropa tidak lagi perlu ragu untuk datang berkunjung. Namun wisatawan diimbau untuk memerhatikan keselamatan diri dan orang lain. Spanyol dan Perancis juga akan menerima wisatawan asing mulai 5 Juli 2020.
Meski telah membuka diri, Maas mengingatkan jika jumlah kasus naik lagi dengan patokan 50 kasus per 100.000 orang per minggu maka Jerman akan menutup perbatasan lagi. (REUTERS/AFP/CAL))