Ketika banyak negara di Eropa mulai melonggarkan karantina wilayahnya, kasus Covid-19 di Amerika dan sebagian Asia justru masih tinggi. Jika tidak dikendalikan, kondisi ini bisa memicu gelombang kedua infeksi.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
GENEVA, SABTU — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (19/6/2020), memperingatkan ”fase yang baru dan berbahaya” dari pandemi Covid-19 seiring dengan laju infeksi yang tetap tinggi di Amerika, khususnya Amerika Latin. Di beberapa negara di Asia juga laju infeksi masih tinggi, sedangkan banyak negara Eropa sudah membuka karantina wilayahnya.
Brasil kini menjadi negara yang melaporkan kasus Covid-19 di atas satu juta kasus. Selain Brasil, Kolombia dan Meksiko juga mengalami masa yang sulit setelah kasus meninggal akibat Covid-19 di kedua negara ini masing-masing melewati 2.000 dan 20.000 kasus.
”Dunia kini dalam fase yang baru dan berbahaya. Banyak orang yang sudah bosan berada di rumah... tapi virus korona masih menyebar dengan cepat,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers virtual.
Tedros menyadari bahwa berbagai kebijakan untuk menghentikan penyebaran virus korona telah membuat lumpuh ekonomi. Akan tetapi, WHO menyeru agar masyarakat tidak menyerah untuk tetap berada di rumah.
Covid-19 kini telah menyebabkan 458.000 penduduk dunia meninggal dan menjangkiti 8,6 juta penduduk dunia. Vaksin yang dinanti-nanti masih dalam tahap uji klinis. Para ilmuwan terus berupaya memahami virus korona setiap harinya seiring dengan banyak informasi baru yang didapat setiap harinya.
Dalam 24 jam terakhir Brasil, yang merupakan negara kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, melaporkan hampir 55.000 kasus baru.
Kementerian Kesehatan Brasil menyebutkan bahwa tingginya kasus baru itu disebabkan oleh ketidakstabilan sistem pelaporan. Data baru dari beberapa negara bagian terlambat disampaikan.
Meski kurva epidemiologi di Brasil mulai melandai, kasus meninggal karena Covid-19 di Brasil kini hampir mencapai 49.000 orang dan telah meningkat lebih dari 1.000 kasus dalam empat hari terakhir.
Sementara itu, otoritas di Mexico City menunda rencana pembukaan aktivitas ekonomi selama seminggu dari semula minggu depan. Alasannya, laju infeksi masih terlalu tinggi.
Asia
Di Asia, China masih berjuang untuk mengendalikan kasus baru Covid-19 dari kluster Xinfadi di Beijing. Kebijakan karantina wilayah pun diberlakukan kembali pada sebagian wilayah di ibu kota negara itu.
Korea Selatan juga melaporkan 67 kasus baru dalam sehari terakhir yang merupakan penambahan harian tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Dengan begitu, total kasus Covid-19 di Korea Selatan sebanyak 12.373 dengan kasus meninggal sebanyak 280 kasus. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Korea Selatan mengatakan, dari jumlah itu, sebanyak 10.856 kasus telah sembuh dan 1.273 orang lainnya masih dirawat.
Eropa
Di Eropa, para peneliti di Italia mengatakan, mereka menemukan bukti bahwa virus korona sudah bersirkulasi sejak Desember 2019, beberapa bulan sebelum kasus pertama Covid-19 teridentifikasi di Italia. Menurut ISS, sebuah lembaga kesehatan terkemuka di Italia, virus ini diidentifikasi pada sampel air limbah yang dikumpulkan di Milan dan Turin pada akhir tahun lalu dan di Bologna pada Januari 2020.
Italia menjadi negara di Eropa yang terdampak oleh Covid-19 dan negara pertama di dunia yang menerapkan karantina wilayah secara nasional pada awal Maret 2020. Setelah itu, banyak negara Eropa menerapkan kebijakan yang sama.
Saat ini, AS masih menjadi negara dengan kasus meninggal akibat Covid-19 terbanyak di dunia dengan lebih dari 119.000 kasus. Meski begitu, pakar kesehatan terkemuka di AS, Anthony Fauci, mengatakan bahwa dirinya optimistis bahwa AS tidak akan menerapkan kembali kebijakan karantina wilayah.
Fauci memprediksi AS akan fokus pada ”mencoba mengendalikan daerah dengan peningkatan kasus yang tinggi dengan lebih baik”. Ia juga berharap pengembangan vaksin akan segera membuahkan hasil. (AFP/AP)