Kondisi Pabrik Pengolahan Daging di Jerman Jadi Sorotan
Ketika pembatasan mulai dilonggarkan dan aktivitas ekonomi berjalan kembali, kondisi lingkungan kerja di industri-industri besar perlu ditata kembali agar mencegah penyebaran Covid-19.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
GUETERSLOH, KAMIS — Kondisi lingkungan kerja di pabrik pengolahan daging menjadi sorotan setelah pabrik pengolahan daging Toennies di Guetersloh, Negara Bagian North Rhine-Westphalia, Jerman, menjadi kluster penyebaran Covid-19. Setidaknya 1.300 karyawan pabrik itu positif Covid-19.
Ahli kesehatan di Jerman menyebutkan bahwa pekerja di industri pengolahan daging berisiko terpapar virus korona. Martin Exner, Direktur Institute for Hygiene and Public Health di University of Bonn, Rabu (24/6/2020), mengatakan, kondisi di dalam pabrik pengolahan daging dengan sirkulasi udara dingin dan basah yang tertutup dapat meningkatkan risiko penyebaran virus korona.
Wabah di pabrik pengolahan daging di Jerman, Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, ujar Exner, menjadi bukti untuk memikirkan kembali bagaimana pabrik beroperasi di tengah pandemi dengan aman. ”Konsekuensinya bagi industri pengolahan daging dan unggas akan besar,” ujarnya.
Banyak pekerja di Toennies berasal dari Eropa Timur seperti Romania dan Bulgaria, yang dipekerjakan oleh subkontraktor dan ditempatkan di apartemen komunal.
Wabah Covid-19 di Guetersloh juga telah berdampak pada para pekerja di beberapa perusahaan yang tinggal di apartemen yang sama dengan pekerja Toennies. Kini mereka ”terjebak” di sana setelah isolasi kembali diberlakukan.
Alex (30), warga Romania yang tinggal di apartemen tersebut, menyebutkan, tinggal di balik pagar besi yang didirikan di sekitar blok apartemennya membuatnya seperti ”babi di dalam lubang”. Kebiasaannya lari pagi di taman tidak bisa lagi dilakukan. Pulang kampung ke Romania juga mengharuskan dirinya menjalani karantina 14 hari setibanya di sana.
Menteri Tenaga Kerja Jerman Hubertus Heil, seperti dikutip Deutsch Welle, menyebutkan, di tengah pandemi eksploitasi pekerja dari Eropa Tengah dan Eropa Timur yang benar-benar terjadi di Toennies sekarang jadi risiko kesehatan yang besar. Untuk itu, ”harus ada perubahan fundamental di industri ini”.
Pemimpin Partai Sosial Demokrat Jerman yang juga kolega Heil, Norbert Walter-Borjans, menyerukan kenaikan harga daging dan mendorong keadilan distributif di Jerman. ”Daging adalah produk yang dibuat dengan input energi dan berbagai bahan mentah. Nilai dan harganya sering kali tidak proporsional,” kata Norbert kepada koran Redaktionsnetzwerk Deutschland.
Menurut Norbert, kasus Tonnies memperlihatkan ”rendahnya perhatian pada bagaimana makanan kita diproduksi”.
Otoritas Negara Bagian North Rhine-Westphalia mendapat kritik keras atas caranya mengatasi kluster Covid-19 di Toennies. Pemerintah Negara Bagian North Rhine-Westphalia memberlakukan kembali isolasi di Guetersloh dan Warendrof yang berpenduduk total 670.000 jiwa.
Gubernur Negara Bagian North Rhine-Westphalia Armin Laschet mengatakan, pembatasan tersebut berlaku selama seminggu untuk meredakan situasi, memperbanyak tes, dan melacak apakah Covid-19 sudah menyebar ke komunitas yang lebih luas.
Pemimpin Administratif Guetersloh Sven-Georg Adenauer menyampaikan, tahap pertama tes Covid-19 di masyarakat memperlihatkan hasil yang baik. Dari 600 tes yang diadakan, 230 tes di antaranya hasilnya sudah diketahui. Dari jumlah itu 229 tes negatif dan sisanya hasilnya belum jelas.
”Saya pikir ini jadi secercah harapan bahwa virus korona tidak menyebar ke populasi lebih luas,” kata Adenauer. Meski begitu, ia tidak ingin menyimpulkan apa-apa dari hasil awal itu.
Pemerintah federal Jerman yang bulan lalu sepakat untuk melonggarkan pembatasan tidak tertarik untuk melakukan intervensi pada apa yang terjadi di Guetersloh dan Warendorf. ”Semua usaha harus dilakukan untuk memastikan tidak menyebar ke populasi umum,” kata juru bicara pemerintah federal, Ulrike Demmer. (AP)