RI-Perancis Perkuat Komitmen Investasi di Tengah Korona
Kerja sama kedua negara yang terus berkembang pada saat pandemi merupakan refleksi hubungan bilateral yang semakin matang. Pada tahun 2020 hubungan bilateral Indonesia-Perancis memasuki usia 70 tahun.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan pengusaha Perancis melihat Indonesia sebagai pasar potensial. Pandemi Covid-19 tidak jadi halangan bagi Perancis untuk memperkuat komitmen kerja sama di bidang ekonomi dan investasi kedua negara. Bahkan, pengusaha Perancis serius menjadikan Indonesia sebagai tempat produksi jika mereka ingin merelokasi pusat industri manufakturnya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Perancis Arrmanatha Nasir mengungkapkan hal itu kepada Kompas, Rabu (1/7/2020). ”Banyak pengusaha Perancis yang tertarik dengan Indonesia. Mereka mendengar dan membaca berbagai sumber bahwa potensi pasar dan ekonomi Indonesia sangat bagus,” kata Arrmanatha, yang akrab disapa Tata.
Tata dihubungi terkait penyelenggaraan Forum Investasi Infrastruktur Indonesia (IIIF) yang berlangsung secara daring tertutup, Selasa (30/6/2020). Acara ini juga terselenggara dalam hubungan dengan peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Perancis tahun 2020.
Hadir sebagai pembicara utama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto. IIIF diikuti pengusaha kedua negara. Sejumlah 75 perusahaan Perancis, yang bergerak di bidang energi, maritim, perbankan, investasi, dirgantara, transportasi, otomotif, dan pertahanan, berpartisipasi dalam forum itu.
Pemerintah kedua negara menandatangani kerja sama keuangan senilai 300 juta euro untuk mendukung mitigasi dampak Covid-19 di sektor ekonomi. Badan Pembangunan Perancis (AFD) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) juga menandatangani kerja sama senilai 150 juta euro untuk membiayai proyek infrastruktur hijau dan infrastruktur kesehatan terkait penanganan Covid-19.
”IIIF merupakan satu kegiatan penting untuk mendorong pengusaha Perancis meningkatkan tidak saja investasi, tetapi juga bisnis di Indonesia. Selama ini sudah banyak perusahaan Perancis berinvestasi di Indonesia,” kata Tata.
Salah satu tujuan IIIF adalah mendorong perusahaan menengah Perancis berinvestasi dan meningkatkan bisnis dengan Indonesia. Mereka selama ini masih lebih fokus di pasar Eropa atau Amerika jika melakukan ekspansi di luar Perancis.
Lewat siaran persnya, Kedutaan Besar RI di Paris menyebutkan, beberapa perusahaan Perancis juga aktif menggelar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam mendukung mitigasi Covid-19. Kerja sama kedua negara yang terus berkembang pada saat pandemi merupakan refleksi hubungan bilateral yang semakin matang. Pada 2020, hubungan bilateral RI-Perancis memasuki usia 70 tahun.
Penyelenggaraan IIIF 2020 telah mendekatkan kebutuhan pembangunan Indonesia dengan suplai kemampuan teknologi dan permodalan perusahaan Perancis yang ingin berinvestasi ke Indonesia. Sementara Indonesia siap memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi pengusaha asing dalam berinvestasi di Tanah Air.
Paket stimulus
Airlangga menegaskan, sebagai bagian mitigasi dampak Covid-19, Pemerintah Indonesia mengeluarkan paket stimulus ekonomi. Hal itu didukung kebijakan industri 4.0 serta peningkatan fintek dan transformasi digital. UU Cipta Kerja disiapkan untuk mendukung penciptaan iklim usaha lapangan kerja yang kondusif.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menawarkan 41 proyek senilai 439,98 miliar dollar AS hingga 2024, mencakup transportasi, listrik, jaringan gas, logistik, dan eco-city, termasuk proyek ibu kota baru. Kementerian PPN/Bappenas mengundang pengusaha Perancis, termasuk sektor usaha kecil dan menengah, memanfaatkan potensi usaha di Indonesia.
Pengusaha Perancis dilaporkan menunjukkan ketertarikan besar pada potensi investasi di Indonesia. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan kepada Airlangga. Salah satunya rencana dan implementasi UU Cipta Kerja, pemindahan ibu kota, insentif bagi investor asing, digitalisasi proses administrasi, serta detail terkait 89 proyek strategis nasional.
Indonesia dinilai tidak saja sebagai pasar paling besar di Asia Tenggara, tetapi juga bagian pasar tunggal dan basis produksi bersama ASEAN dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).