Topan Haishen Mendekati Jepang, Warga Diminta Bersiap Evakuasi
Topan Haishen yang memiliki kecepatan maksimal hingga 216 km per jam mendekati wilayah selatan Jepang. Pemerintah meminta warga yang tinggal di jalur lintasan Haishen untuk mengungsi.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TOKYO, MINGGU — Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan bahwa topan Haishen mulai mendekati wilayah selatan Jepang dan akan terus merambat ke utara. Pemerintah telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga di sejumlah wilayah terdampak.
Laporan badan tersebut menyebutkan, topan Haishen bergerak mendekati Okinawa dan Pulau Amami-Oshima di Prefektur Kagoshima, bergerak ke utara menuju pantai barat pulau utama, Kyushu, mulai Minggu (6/9/2020) malam hingga Senin pagi. Warga diminta waspada dengan hujan lebat hingga gelombang pasang yang tinggi sebagai dampak Haishen.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pertemuan darurat dengan anggota kabinet, Minggu, meminta seluruh warga yang berada di sekitar wilayah yang akan dilintasi oleh topan Haishen untuk berhati-hati.
Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana (FDMA) Jepang menginformasikan adanya dua orang terluka, masing-masing di Okinawa dan Kagoshima, akibat topan Haishen. Untuk mencegah terjadinya korban jiwa, FDMA juga memerintahkan lebih dari 100.000 rumah tangga yang tinggal di beberapa prefektur, seperti Okinawa, Kagoshima, Kumamoto, dan Nagasaki, untuk mengungsi sementara waktu.
Sebuah tempat pengungsian di Miyazaki, menurut Stasiun Televisi NHK, telah mencapai kapasitas maksimal yang dibolehkan sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Warga yang terpaksa mengungsi di tempat pengungsian tetap diwajibkan menggunakan masker sesuai dengan protokol kesehatan. Warga lanjut usia (lansia) mendominasi beberapa lokasi pengungsian, seperti di Kagoshima dan beberapa bagian lain di Jepang selatan.
Layanan terhenti
Topan Haishen yang kecepatannya bisa mencapai 216 kilometer per jam atau 134 mil per jam itu telah mengakibatkan aliran listrik bagi 30.000 rumah di Prefektur Kagoshima terputus. Kondisi yang sama juga terjadi terhadap ribuan rumah di Okinawa.
Topan juga memaksa sejumlah layanan transportasi menghentikan operasinya. Kyushu Railway Co menyatakan menghentikan untuk sementara waktu layanan kereta cepat (Shinkansen) dan kereta lokalnya hingga Senin (7/9/2020). Kondisi yang sama juga membuat West Japan Railway Co memutuskan untuk membatalkan layanan kereta cepat mereka, Sanyo Shinkansen, antara Stasiun Hiroshima dan Hakata sepanjang Senin.
Tidak hanya kereta api yang menghentikan operasinya untuk sementara waktu. Sebanyak 500 penerbangan dari wilayah Okinawa dan Jepang selatan juga telah dibatalkan karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk terbang.
Manajemen beberapa perusahaan besar, seperti Toyota, Canon, dan Mitsubishi Electrik, juga memutuskan untuk menghentikan operasi pabrik mereka di Kyushu hingga kondisi cuaca kondusif.
Kondisi cuaca yang makin buruk, setidaknya dalam 24 jam mendatang, juga membuat tim penyelamat menghentikan untuk sementara waktu pencarian puluhan awak kapal kargo yang tenggelam di dekat Pulau Amami Oshima beberapa hari lalu. Kapal Gulf Livestock 1 berbendera Panama itu diketahui berangkat dari Napier, Selandia Baru, dengan tujuan Pelabuhan Jingtang di Tangshan, China.
Di dalam manifes kapal disebutkan bahwa kapal yang memiliki panjang 450 kaki atau sekitar 139 meter itu mengangkut 5.867 ekor sapi. Sebanyak 42 awak dari 43 awak kapal dilaporkan hilang.
Seorang pejabat penjaga pantai menyatakan, semula mereka berencana untuk melanjutkan pencarian. Namun, kondisi cuaca yang tidak memungkinkan membuat mereka membatalkan seluruh operasi hingga kondisi cuaca membaik. (AFP/REUTERS)