Jumlah pemilih mengambang di Pemilu 2020 AS stabil di kisaran 5 persen. Sementara dukungan untuk Joe Biden konsisten di atas 50 persen. Sebaliknya, sokongan untuk Donald Trump tidak pernah menembus 45 persen.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, JUMAT — Pemungutan suara pendahuluan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat dilaporkan sudah dimulai di 34 negara bagian dan Distrik Columbia, Washington. Hingga Jumat (9/10/2020) pagi WIB, ada 6,6 juta pemilih telah menggunakan hak suara mereka.
Dari 50 negara bagian di AS, hampir semuanya mengizinkan pemungutan suara pendahuluan lewat pos. Secara nasional, 32 juta pemilih di 37 negara bagian telah meminta surat suara diposkan. Permintaan serupa datang dari 43 juta pemilih di sembilan negara bagian dan di Washington DC.
Di AS, Washington DC bukan negara bagian dan karena itu tidak ada daerah pemilihan untuk memilih senator dan anggota DPR dari daerah khusus ibu kota AS itu. Di pemilu nasional, pemilih di DC hanya bisa memberi suara untuk pemilihan presiden.
”Kami belum pernah melihat pemilihan pendahuluan sebanyak ini. Orang memberi suara kalau sudah mantap memilih dan sudah diketahui bahwa orang sejak lama sudah memilih,” ujar Pengelola Proyek Pemilu AS, Michael McDonald.
Dugaan McDonald soal keputusan pemilih disokong oleh hasil serangkaian jajak pendapat. Jumlah pemilih mengambang pada Pemilu 2020 stabil di kisaran 5 persen. Sementara dukungan untuk Joe Biden konsisten di atas 50 persen.
Sebaliknya, sokongan untuk Donald Trump tidak pernah menembus 45 persen. Dalam jajak pendapat oleh Fox News sekalipun, Biden tetap unggul. Padahal, Fox News cenderung menyokong Trump dan Republikan.
Bahkan, dua jajak pendapat yang digelar selepas Trump masuk rumah sakit menunjukkan tren senada. Dalam jajak pendapat Reuters pekan lalu, 58 persen pemilih Demokrat dan 40 persen menyatakan akan memberi dan sudah memberi suara lewat pemilihan pendahuluan.
Rangkaian pemungutan suara memang sudah dimulai pekan ini dan mencapai puncaknya pada 3 November 2020. Pemungutan suara pendahuluan disediakan untuk pemilih yang tidak bisa datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Di pemilu sebelumnya, beragam alasan diajukan pemilih agar tidak memberi suara di TPS. Tahun ini, pandemi Covid-19 mendorong Demokrat dan sebagian Republikan menganjurkan pemilu lewat pos.
Trump dan sebagian Republikan menolak dan menuding metode itu memicu kecurangan. Walakin, sampai sekarang Trump tidak pernah menunjukkan bukti kecurangan itu.
McDonald menaksir, 150 juta pemilih akan memberi suara pada Pemilu 2020. Pada Pemilu 2016, Trump dan Hillary Clinton mendapat total 128,8 juta suara.
Selain kepada Trump dan Hillary, sebagian kecil suara pemilih juga diberikan kepada calon-calon perseorangan atau calon dari partai kecil yang hanya bertanding sebagian negara bagian.
Pemilihan Presiden AS memang tidak hanya diikuti capres dari Republikan dan Demokrat. Walakin, hanya capres kedua partai itu yang bertanding di seluruh AS.
Penguatan
Sejumlah negara bagian terus meningkatkan keamanan pemilihan. Panitia Pemungutans Suara (PPS) California mengumumkan bahwa membawa senjata ke TPS atau dekat TPS sebagai kejahatan.
Ajakan tidak menggunakan hak pilih juga dinyatakan ilegal. PPS juga mengingatkan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) untuk senantiasa berkomunikasi dengan aparat untuk memastikan kesiapan penyelenggaraan pemungutan suara.
Pada Pemilu 2020, tercatat 21,2 juta pemilih di California atau lebih 3 juta orang dibanding Pemilu 2016. California menjadi salah satu lumbung suara Hillary kala itu dengan keunggulan lebih dari 4 juta suara.
Pada 2020, Trump mungkin akan kembali kalah di negara bagian yang dikuasai Demokrat itu.
Dalam pemilu Presiden AS, California salah satu daerah penting karena total punya 55 suara perwakilan (electoral vote). Bersama Texas yang punya 38 suara perwakilan, California merupakan pemilik porsi terbesar dalam pemilihan presiden AS.
Negara bagian lain hanya punya suara perwakilan kurang dari 30. Florida dan New York sama-sama 29 suara, Pennsylvania dan Illinois 20 suara. Sementara negara bagian lain kurang dari 20 suara perwakilan.
Untuk mendapat suara perwakilan, calon harus menang di setiap daerah pemilihan. Karena itu, pertarungan pemilihan presiden AS tidak berlangsung di tingkat nasional, tetapi di tingkat daerah pemilihan.
Capres yang dapat suara pemilih (popular vote) lebih banyak bisa kalah dibandingkan capres yang dapat suara pemilih lebih sedikit. Sebab, suara capres kalah tidak tersebar. Kasus itu dialami Hillary pada 2016 yang kalah dari Trump. (AP/REUTERS)