27 Pegawai Toko Grosir Reaktif Tes Cepat di Sleman
Sebanyak 27 pegawai dari sebuah toko grosir di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan hasil reaktif setelah menjalani tes cepat. Toko grosir itu pun ditutup sementara.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Sebanyak 27 pegawai dari sebuah toko grosir di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan hasil reaktif setelah menjalani tes cepat. Tes cepat itu merupakan tindak lanjut penelusuran kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah tersebut. Toko grosir itu pun ditutup sementara waktu.
Hasil reaktif itu diperoleh dari tes cepat yang dilakukan terhadap 10 pegawai di bagian manajemen pada Sabtu, 2 Mei, dan 94 pegawai lainnya pada Senin, 4 Mei. Tes cepat dilanjutkan lagi terhadap 190 pegawai sisanya pada Selasa, 5 Mei. Hasil tes cepat terakhir diperkirakan baru akan keluar pada Rabu, 6 Mei.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menyampaikan, bagi yang menunjukkan hasil reaktif, akan dilanjutkan dengan pengambilan uji usap tenggorok dan diisolasi di rumah sakit. Namun, tidak semuanya diisolasi di rumah sakit yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Sebab, tidak semua pegawai tersebut merupakan warga dari daerah tersebut.
”Prinsipnya, kalau hasil rapid test reaktif itu isolasinya yang paling baik tetap harus di rumah sakit. Nanti ada RSUD Sleman, Rumah Sakit Jogja International Hospital, RSUD Prambanan, dan Rumah Sakit Akademik UGM,” ujar Joko.
Joko menyampaikan, tes cepat tersebut merupakan bagian dari penelusuran kontak atas pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tercatat sebagai Kasus 79. Pasien tersebut dilaporkan positif Covid-19 pada 24 April 2020. Saat ini, pasien tersebut masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara S Hardjolukito, Kabupaten Bantul, DIY. Penyebab tertularnya pasien itu juga belum diketahui.
Tes cepat tersebut merupakan bagian dari penelusuran kontak atas pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tercatat sebagai Kasus 79.
”Ini sekaligus meralat yang sebelumnya saya sampaikan. Sebelumnya, saya menyampaikan, tes cepat ini penelusuran kontak untuk Kasus 67. Tetapi, setelah dilakukan pengecekan, penelusuran kontak untuk Kasus 79,” kata Joko.
Selanjutnya, Joko menyatakan, awalnya, Kasus 79 mengaku sebagai penganggur. Belakangan, baru diketahui bahwa pasien tersebut bekerja di toko grosir. Maka, tes cepat juga perlu dilakukan terhadap pegawai dari toko grosir tersebut.
Sementara itu, Joko mengungkapkan, penentuan kluster baru dari kelompok toko grosir itu tidak bisa dilakukan begitu saja. Pihaknya harus menunggu ada pasien terkonfirmasi positif dari kelompok yang dilakukan tes cepat itu. Apabila ada temuan pasien positif, penelusuran juga akan dilakukan terhadap orang yang pernah berbelanja di toko grosir itu dalam kurun waktu tertentu.
Saat ini, Dinas Kesehatan Sleman sedang menyiapkan sistem daring untuk penelusuran kontak tersebut. Dalam sistem tersebut, nanti bisa dilakukan penyaringan apakah peserta yang mendaftar tes cepat itu memenuhi kriteria untuk tes cepat atau tidak. Proses pembuatan sistem itu terus berlangsung.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengungkapkan, dengan adanya temuan pasien positif yang terkait dengan sebuah toko grosir, pihaknya menutup sementara operasionalisasi toko grosir tersebut. Penutupan itu berlangsung selama lima hari mulai Selasa ini.
”Tidak boleh beroperasi dulu. Kita selesaikan rapid test-nya, sampai menunggu hasilnya keluar. Selama lima hari ke depan, kami dengan mohon maaf terpaksa menutup operasionalnya,” ujarnya.
Sri mengharapkan, tidak ada temuan positif lainnya yang terkait dengan pasar ataupun pusat perbelanjaan di Sleman, ke depan. Ia mengimbau seluruh warga dan pengusaha benar-benar menerapkan protokol pencegahan Covid-19.