Masyarakat kini kerap mencuci tangan memakai sabun agar terhindar dari penularan Covid-19. Agar kulit tangan tidak kering, pelembab sangat penting digunakan seusai mencuci tangan.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat kini terbiasa untuk sering mencuci tangan agar terhindar dari penularan berbagai penyakit, khususnya Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru. Namun, tidak sedikit orang yang kemudian mengeluh kulit pada telapak tangan mereka menjadi mudah kering.
Oleh karena itu, warga dianjurkan menggunakan pelembab seusai mencuci tangan. Pemilihan pelembab pun tidak boleh sembarangan agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
”Hindari pelembab yang mengandung pewangi dan bahan artifisial lain. Sesuaikan juga dengan kondisi kulit dan pastikan pelembab itu mampu menggantikan lipid (lapisan lemak) permukaan kulit. Pilih pelembab yang mengandung ceramide atau pseudoceramide,” kata Lilik Norawati, dokter spesialis kulit dan kelamin di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Selasa (12/5/2020), di Jakarta.
Lilik menjelaskan, senyawa pseudoceramide secara klinis efektif mencegah dan mengatasi kulit kering. Senyawa ini akan meningkatkan hidrasi atau kelembaban kulit dan memerbaiki fungsi perlindungan pada kulit yang rusak. Sementara senyawa ceramide merupakan senyawa alami yang ada di lemak kulit yang sifatnya melembabkan.
Penggunaan pelembab dengan kandungan ini sebaiknya tidak telalu banyak. Cukup dioleskan sekitar 1 gram atau sekitar dua ruas jari setiap pengolesan ke permukaan tangan. Ratakan pelembab tersebut ke seluruh permukaan kulit dan pastikan juga mengenai sela-sela jari tangan.
Hindari pelembab yang mengandung pewangi dan bahan artifisial lain. Sesuaikan juga dengan kondisi kulit dan pastikan pelembab itu mampu menggantikan lipid (lapisan lemak) permukaan kulit.
Menurut Lilik, di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat jadi lebih sering mencuci tangan ataupun memakai cairan pembersih tangan (handsanitizer). Hal itu menyebabkan tangan jadi mudah kering. Ia menyarankan agar sebisa mungkin cuci tangan dengan air dingin. Mencuci tangan dengan air hangat akan memicu kulit menjadi mudah kering.
Selain itu, pilih sabun yang mengandung pelembab. Pilih juga handsanitizer yang mengandung etanol yang kualitasnya baik. Jika terjadi dermatitis, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter melalui pemeriksaan daring sebelum memilih salep yang akan digunakan.
”Penggunaan masker yang terlalu lama juga dapat mencetuskan masalah kulit. Biasanya masalah kulit yang terjadi karena ada tekanan pada bagian hidung karena tertekan bantalan hidung pada masker. Tali ikat juga dapat menyebabkan dermatitis kontak pada kulit di wajah,” tuturnya.
Memakai masker
Warga yang akan menggunakan masker, terutama bagi tenaga medis yang memakai masker dalam jangka waktu lama, dianjurkan untuk memakai pelembab wajah. Selain itu, sebaiknya tidak menggunakan riasan wajah seperti alas bedak (foundation)dengan formulasi berat karena bisa meningkatkan kelembaban di bawah masker sehingga dapat memicu timbulnya jerawat.
Dokter spesialis kulit dan kelamin di Klinik Sakti Medika Jakarta, Tina Wardhani Wisesa, menambahkan, masalah kulit pada anak menjadi perhatian banyak orangtua saat ini. Biasanya, permasalahan kulit pada anak timbul karena pajanan sinar matahar, polusi udara, makanan, pajanan bahan iritan dari pakaian, dan genetika.
Masa pandemi saat ini justru membatasi aktivitas anak sehingga sebagian besar aktivitasnya dilakukan di rumah saja. Meski begitu, perawatan kulit pada anak harus tetap diperhatikan.
”Perawatan yang bisa dilakukan adalah memandikan anak dua kali sehari dengan sabun berpelembab. Usahakan mandi dengan air dingin dan setelah selesai mandi segera berikan pelembab. Gunakan baju yang mudah menyerap keringat dan jangan lupa untuk tetap berjemur setidaknya selama 15 menit pada pukul 9 pagi,” kata Tina.