Pemerintah Provinsi NTB berencana membuka empat kawasan pariwisata yang sebelumnya ditutup karena pandemi Covid-19. Meski demikian, hal itu tidak akan dilakukan secara gegabah dan tetap mengutamakan protokol kesehatan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berencana membuka empat kawasan pariwisata yang sebelumnya ditutup karena pandemi Covid-19. Meski demikian, hal itu tidak akan dilakukan secara gegabah, tetapi tetap dengan menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga tidak memunculkan kasus baru Covid-19. Penerapan protokol kesehatan menjadi hal utama.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalillah dalam diskusi daring ASITA Inbound Tourism Talk dengan tema ”New Normal, Strategi dan Kesiapan Provinsi NTB Menyambut Wisatawan”, Rabu (24/6/2020).
Diskusi daring itu diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita). Selain Sitti, turut hadir, antara lain, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asita Nunung Rusmiati, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asita NTB Dewantoro Umbu Djoka, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal, Konsul Jenderal RI Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Hanif Salim, dan Koordinator Bidang Inboud Asita Ian Hanafiah.
”Membuka pariwisata ada konsekuensinya, yakni dalam kondisi protokol kesehatan tersosialisasi dengan baik. Itu yang terus kami persiapkan saat ini,” kata Sitti.
Oleh karena itu, kata Sitti, mereka harus memilih mana saja obyek yang akan dibuka. Tidak gegabah.
”Jangan sampai ada kluster baru (dari obyek wisata) dan menghantam balik kita di gelombang-gelombang berikutnya,” kata Sitti.
Faozal juga menyampaikan hal serupa. Mereka sangat menerapkan prinsip kehati-hatian dan hal paling utama adalah penerapan protokol kesehatan. Pembukaan obyek wisata di NTB terlebih dahulu melihat kesiapan penerapan protokol itu.
Membuka pariwisata ada konsekuensinya, yakni dalam kondisi protokol kesehatan tersosialisasi dengan baik. Itu yang terus kami persiapkan saat ini.
Menurut Faozal, saat ini ada empat obyek atau kawasan wisata yang siap didorong untuk dibuka kembali setelah ditutup lebih dari tiga bulan. Kawasan itu adalah Tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air) di Lombok Utara, kawasan Rinjani (Lombok Timur dan Lombok Utara), kawasan Kuta Mandalika di Lombok Tengah, dan kawasan Senggigi di Lombok Barat.
Faozal menjelaskan, secara keseluruhan kawasan itu siap. Untuk Gili, misalnya, mereka telah melakukan simulasi perangkat menuju normal baru. Pada 11-13 Juni, misalnya, Gili Hotel Association (GHA) menggelar sejumlah kegiatan untuk menunjukkan kesiapan mereka beraktivitas kembali.
Dalam kegiatan itu, kata Faozal, mereka menyimulasikan Gili diakses melalui dua jalur, yakni Bandara Internasional Lombok (BIL) di Lombok Tengah dan Pelabuhan Lembar di Lombok Barat. Kedua pintu masuk itu telah menerapkan protokol kesehatan bagi wisatawan.
”Simulasi penerapan protokol kesehatan kemudian berlanjut ke transportasi, kemudian restoran dan tempat makan yang menjadi tempat transit wisatawan, hingga pintu masuk ke Gili, yakni Pelabuhan Bangsal,” kata Faozal.
Pelabuhan Bangsal disepakati menjadi pintu masuk satu-satunya untuk akses orang dan barang ke Tiga Gili. Di sana juga akan dipersiapkan untuk pemeriksaan berkas, pemeriksaan kesehatan, dan tes cepat.
”Lalu, di Tiga Gili, juga dipersiapkan masing-masing satu klinik untuk pelayanan kesehatan bagi wisatawan,” kata Faozal.
Sementara kawasan Rinjani akan dibuka kembali karena masuk kawasan dengan risiko rendah Covid-19. Akan tetapi, akan ada pembatasan kuota pendakian dan berlaku tur sehari tanpa menginap. ”Standar operasional prosedur sudah jadi. Dalam waktu dekat akan kami umumkan,” kata Faozal.
Kawasan Mandalika juga akan dibuka bekerja sama dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC). Begitu juga dengan Senggigi yang diarahkan pada pembukaan hotel dan restoran.
”Akan ada sertifikat kebersihan, kesehatan, dan keamanan (CHS). Ketika memenuhi syarat, mereka akan mendapatkan sertifikat itu untuk bisa beroperasi kembali dengan penerapan protokol Covid-19,” ujar Faozal.
Terkait pembukaan kembali obyek pariwisata di NTB, DPP Asita siap memberikan dukungan. Menurut Rusmiati, NTB menjadi harapan pemulihan sektor pariwisata Indonesia, terutama karena akan ada pergelaran balap motor paling bergengsi, MotoGP, pada akhir 2021 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah.