DEPOK, KOMPAS — Para pendukung Basuki Tjahaja Purnama tetap berkumpul di sekitar Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (24/1/2019) dini hari. Basuki telah mengimbau untuk tidak menginap, tetapi mereka tetap teguh menunggu demi menunjukkan solidaritas kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Para pendukung berkemeja kotak-kotak ciri khas Basuki itu menunggu di emperan ruko sekitar 200 meter dari gerbang utama Mako Brimob. Di sana mereka menyalakan lilin sambil menikmati penganan dan beberapa gelas kopi. Obrolan mengalir di antara mereka.
Gustaf Jefro (40), pendukung Basuki dari Pondok Gede, Jakarta Timur, mengatakan, akan tetap menginap meski telah dingatkan oleh Basuki. ”Kami adalah teman terbaik Basuki. Kami akan tunggu sampai beliau keluar,” ujarnya.
Adapun imbauan tersebut tertera lewat tulisan tangan Basuki pada 17 Januari 2019 yang diunggah di akun Twitter @basuki__btp ataupun akun Instagram @basukibtp. Imbauan itu menyusul informasi terkait para pendukungnya yang ingin menginap di sekitar Mako Brimob.
”Saya bebas tanggal 24 Januari 2019 adalah hari Kamis, hari orang-orang bekerja. Jalanan di depan Mako Brimob dan di depan Lapas Cipinang adalah satu-satunya jalan utama bagi saudara-saudara kita yang mau mencari nafkah. Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama dan untuk menolong saya, sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan, apalagi menginap,” tulis Basuki di surat tersebut.
Meski demikian, kata Gustaf, keberadaan mereka tidak akan mengganggu arus lalu lintas ataupun ketertiban umum di sekitar Mako Brimob. Mereka hanya ingin menunjukkan solidaritas dan kesetiaan kepada Basuki yang telah menjalankan hukuman sejak 9 Mei 2017 karena kasus penodaan agama.
Gustaf menuturkan, mereka tergerak melakukan hal ini semata-mata kagum dengan sosok Basuki yang jujur dan tegas. ”Kami tidak diorganisasi. Kami semua berkumpul karena kecintaan kami terhadap Basuki,” katanya.
Sementara bagi Suhedi (53), pendukung asal Pluit, Jakarta Utara, Basuki merupakan sosok pemimpin yang antikorupsi. Hal itu tecermin dari segala kebijakan, khususnya kebijakan terkait birokrasi pemerintahan. ”Dia orang jujur dan berani, jarang orang seperti itu di Indonesia,” ujarnya.
Seperti yang sudah diberitakan, para pendukung Basuki ini datang Rabu (23/1/2019) pukul 13.00. Titik kumpul berpindah-pindah sesuai situasi, seperti di halte dan emperan toko. Mereka tidak diizinkan berkumpul persis di depan gerbang utama Mako Brimob Polri.
Wartawan
Pembebasan Basuki dari Rutan Mako Brimob tak hanya ditunggu oleh para pendukungnya. Belasan wartawan dari berbagai media juga menginap demi mendapatkan informasi terkait pembebasan Basuki, yang kini lebih suka disapa BTP daripada Ahok.
Mereka berkumpul di teras ruko di seberang gerbang utama Mako Brimob. Ada yang tidur, ada juga yang berjaga agar tidak ”kebobolan” informasi. Selain itu, mobil dari sejumlah media televisi juga terparkir tak jauh dari halte markas komando tersebut.
Sementara itu, di sisi kanan gerbang utama Mako Brimob terdapat lima karangan bunga yang dipasang untuk menyambut bebasnya Basuki dari rutan. ”Pak Ahok/BTP Seperti Kepompong Menjadi Kupu-Kupu, Indah... Kuat... Bebas,” tulis di salah satu karangan bunga.
Berdasarkan pantauan di lokasi, suasana di depan gerbang Mako Brimob seperti biasa. Kawat berduri dipasang di depan gerbang, sementara petugas bersenjata berjaga-jaga di pos penjagaan. Pengendara sepeda motor dan mobil keluar masuk dari gerbang markas. (DIONISIO DAMARA)