Isu Strategis yang Belum Terbahas dalam Debat Diserahkan ke Kedua Capres
›
Isu Strategis yang Belum...
Iklan
Isu Strategis yang Belum Terbahas dalam Debat Diserahkan ke Kedua Capres
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Komisi Pemilihan Umum dan panelis debat calon presiden debat kedua menyerahkan sejumlah isu strategis yang telah disusun kepada perwakilan masing-masing tim kampanye. Isu strategis tersebut diserahkan kepada setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk menjadi referensi pembuatan kebijakan jika terpilih pada pemilihan presiden 2019.
Ketua KPU Arief Budiman di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (20/2/2019), menyampaikan, isu strategis yang diserahkan ke masing-masing kandidat merupakan isu yang belum sempat terbahas dalam debat kedua capres pada Minggu (17/2/2019) lalu.
KPU menentukan 7 orang panelis berlatar belakang akademisi dan aktivis untuk menyusun pertanyaan pada debat kedua. Sejumlah pertanyaan yang telah disusun kemudian diserahkan ke KPU tanpa dibocorkan ke pihak manapun, termasuk kedua calon presiden.
Namun, tidak semua pertanyaan yang berisi isu strategis tersebut dibahas oleh kedua capres saat debat. Sebab, setiap capres hanya mengambil satu pertanyaan secara acak sesuai tema debat kedua yakni energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
“Isu-isu yang tidak terpilih tidak sempat menjadi pertanyaan untuk diperdebatkan oleh para kandidat. Oleh karena itu, isu strategis tersebut akan diserahkan kepada tim kampanye kedua capres untuk disampaikan kepada paslon masing-masing sehingga dapat menjadi referensi mereka kedepan,” kata Arief.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia Nur Hidayati, yang menjadi salah satu panelis, mengatakan, isu strategis yang tidak terpilih merupakan isu yang berhubungan dengan konflik agraria, impor pangan, dan penyelesaian permasalahan PT Freeport Indonesia.
“Kami ingin kementerian atau institusi khusus bisa menangani penyelesaian konflik agraria. Soal PT Freeport juga masih banyak permasalahannya mulai dari masalah buruh, lingkungan hidup, hingga masalah sosial dengan masyarakat adat. Itulah yang kami tanyakan juga,” katanya.
Selain itu, lanjut Nur, isu lingkungan hidup yang berbasis penataan ruang, penyelesaian permasalahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), serta penelitian dan pengembangan energi terbarukan juga belum sempat terbahas.
Dia berharap, isu strategis yang belum sempat dibahas dalam debat kedua dapat menjadi masukan maupun referensi kedua capres dalam membuat kebijakan jika terpilih pada Pilpres 2019.
“Dalam surat pengantar kami hanya bilang semoga isu tersebut bisa dipertimbangkan karena penting di masyarakat. Mungkin bagus juga jika kemudian setiap paslon bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu baik dalam forum kampanye atau dalam bentuk lain,” ujarnya.