Sekitar 8 ton bawang putih digelontorkan dalam operasi pasar yang digelar Kementerian Perdagangan di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019). Operasi pasar itu menyasar para pedagang sehingga diharapkan dapat menekan harga jual kepada konsumen.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Sekitar 8 ton bawang putih digelontorkan dalam operasi pasar yang digelar Kementerian Perdagangan di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019). Operasi pasar itu menyasar para pedagang sehingga diharapkan dapat menekan harga jual kepada konsumen.
Operasi pasar digelar di Pasar Kosambi dan Pasar Baru, Kota Bandung. Pedagang membeli bawang putih seharga Rp 25.000 per kilogram, jauh di bawah harga pasaran saat ini, sekitar Rp 65.000 per kg.
“Target operasi pasar ini memang ke pedagang. Jika langsung ke masyarakat, tidak efektif menurunkan harga,” ujar Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Whardana di Pasar Kosambi.
Wisnu mengatakan, pihaknya sering mendapati pedagang membeli dengan harga tinggi dari pasar induk. Akibatnya, pedagang juga harus menjual ke masyarakat dengan harga tinggi.
Di sejumlah pasar di Kota Bandung, harga bawang putih sempat melambung hingga di atas Rp 80.000 per kg pada Senin (6/5). Bahkan, di pedagang kecil, harganya mencapai Rp 95.000 per kg.
Dengan operasi pasar itu, ditargetkan harga bawang putih di pasar tradisional turun menjadi Rp 30.000 per kg. Sementara di pasar modern menjadi Rp 35.000 per kg.
Target operasi pasar ini memang ke pedagang. Jika langsung ke masyarakat, tidak efektif menurunkan harga
Wisnu menuturkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk mengawasi penjualan bawang putih dari operasi pasar itu. Pedagang diharapkan tidak menjual dengan harga di atas Rp 32.000 per kg.
Wisnu menjamin ketersediaan bawang putih untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan hingga Lebaran. Apalagi, sekitar 50.000 ton bawang impor telah masuk ke Indonesia.
“Harapannya minggu depan masuk lagi 50.000 ton. Jadi stok bawang putih akan mencukupi,” ujarnya.
Sejumlah pedagang menyambut baik operasi pasar itu. Salah satunya Rohim (30), pedagang di Pasar Kosambi. Sebab, selama ini pedagang hanya mengikuti harga dari pedagang besar.
Rohim berharap, operasi pasar semakin sering digelar. Apalagi, memasuki Ramadhan, selain bawang putih, harga komoditas pangan lainnya diprediksi melonjak signifikan.
“Operasi pasar harus diperbanyak. Pedagang hanya menjual sesuai harga dari pedagang besar. Kalau kami beli dengan harga tinggi, tentu harga jual ke konsumen juga tinggi,” ujarnya.
Pemantauan rutin
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Mohamad Arifin mengatakan, pihaknya secara rutin memantau harga pangan di pasar. Jika harga komoditas naik signifikan maka akan dilakukan pasar murah untuk masyarakat miskin.
Operasi pasar murah akan digelar pada 13-28 Mei 2019. Subsidi harga diberikan untuk enam komoditas pangan, yaitu beras, gula kristal, minyak goreng, telur, daging ayam, dan daging sapi.
Asep (29), pembeli di Pasar Kosambi, berharap, pemerintah menggencarkan sosialisasi operasi pasar tersebut. Selain itu, sistem penjualan bawang putih per karung berisi 20 kg dinilai kurang efektif.
“Artinya butuh uang Rp 500.000 untuk membeli bawang putih di operasi pasar ini. Untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, itu sangat memberatkan,” ujarnya. Dia mengusulkan, takaran penjualannya disederhanakan menjadi per 5 kg.