TANGERANG, KOMPAS - Dua hari setelah kejadian, polisi masih mengejar komplotan perampok toko emas Permata di Balaraja, Kabupaten Tangerang. Pelaku diduga berjumlah lebih dari dua orang.
Perampokan toko emas Permata di Jalan Raya Serang Km 24 terjadi Sabtu (15/6/2019) pagi. Aksi komplotan ini terekam kamera pengawas (CCTV) di toko itu.
"Ya, semua (keterangan dan bukti) kami kumpulkan untuk mendalami kasus ini. Saat ini, kami masih melakukan pengejaran ke berbagai daerah," kata Kepala Polresta Tangerang, Komisaris Besar Sabilul Alif di Balaraja, Kabupaten Tangerang, Senin (17/6/2019).
Selain memeriksa rekaman CCTV, polisi sudah memeriksa tempat kejadian, meminta keterangan para saksi, serta mengambil sidik jari pelaku yang tertinggal di lokasi kejadian.
Dari semua keterangan dan barang bukti, diketahui kawanan rampok melakukan aksi perampokannya lebih dari dua orang.
Sabilul mengatakan, pihaknya tertantang untuk mengungkap kasus tersebut dengan cepat karena kasus ini meresahkan masyarakat, khususnya pelaku usaha dan konsumen toko emas.
Ia juga meminta masyarakat yang memiliki informasi terkait perampokan di toko emas tersebut, agar segera memberitahukannya kepada polisi. “Tentu, doa dan dukungan serta informasi dari masyarakat akan sangat membantu kami mengungkap kasus ini,”kata Sabilul.
Peristiwa perampokan di Toko Emas Permata terjadi sekitar pukul 09.00. Dalam aksinya, kawanan perampok itu membawa kabur sekitar 6 kilogram perhiasan emas dengan total kerugian sekitar Rp 1,6 miliar.
Setelah melakukan aksinya, para pelaku kabur menggunakan mobil Toyota Avanza berwarna putih dengan kaca belakang dalam keadaan sudah pecah. Mobil tersebut bernomor polisi T 1721 yang kabur dari arah tol Tangerang (Merak) ke Jakarta.
Teralis
Sabilul juga meminta pengelola toko Permata untuk memasang teralis atau semacam penghalang yang sebenarnya sudah lazim dipasang di beberapa toko emas lainnya. Teralis atau penghalang itu dapat menyulitkan atau memperlambat pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya.
“Teralis juga dapat membantu melindungi pegawai toko emas. Bahkan, dengan adanya teralis, saat terjadi kejahatan, dimungkinkan pegawai dapat melakukan beberap hal penyelamatan karena akses pelaku terhalang pembatas itu,” jelas Sabilul.
Menurut Sabilul, pemasangan teralis juga merupakan partisipasi atau keterlibatan unsur masyarakat dalam menjaga keamanan. Hal tersebut merupakan bagian dari teori mempersulit pelaku kejahatan dalam menjalankan aksinya.
“Oleh karena itu, pemasangan teralis di toko emas sudah menjadi bagian penting demi keamanan,”kata Sabilul.
Sabilul mengatakan, ketiadaan teralis di toko emas itu memudahkan pelaku beraksi. Namun, tidak adanya teralis itu belum dapat disimpulkan sebagai penyebab utama toko emas itu dijadikan target. "Ada faktor lain yang masih harus kami gali informasinya," katanya.
Sabilul meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Akan tetapi, tetap harus waspada terutama apabila membawa perhiasan atau barang berharga atau uang dalam jumlah banyak.
“Apabila diperlukan, jangan ragu untuk meminta pengawalan anggota Polisi. Kami akan siap sedia memberikan pengawalan gratis,”kata Sabilul.