Setelah Kali Pisang Batu pada awal 2019, kali ini ditemukan kali lain di Kabupaten Bekasi yang tertutup oleh tumpukan sampah. Kali itu bernama Kali Busa. Akibat tumpukan sampah, daerah sekitar kali menjadi langganan banjir. Selain itu, warganya juga rentan terserang penyakit.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Belum lepas dari ingatan kondisi Kali Pisang Batu di Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, yang tertutup tumpukan sampah, awal tahun ini. Kali ini kembali ditemukan di wilayah lain di Kabupaten Bekasi, persisnya di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, yakni kali yang tertutup oleh tumpukan sampah.
Pantauan Kompas di kali yang dinamakan Kali Busa itu, Senin (29/7/2019), sampah yang didominasi plastik memenuhi permukaan kali. Bau busuk pun menguar dari kali yang airnya terlihat berwarna hitam pekat.
Menurut penuturan sejumlah warga, sampah memenuhi seluruh badan kali yang memiliki panjang 2 kilometer dan lebar tak lebih dari 5 meter.
Ketua RW 021 Kelurahan Bahagia Arrifudin mengatakan, kondisi kali yang tertutup sampah sudah menjadi pemandangan rutin. Ini terutama saat musim kemarau ketika debit air kali mengecil dan sampah tak bisa terbawa arus.
Dia yakin tumpukan sampah itu bukan berasal dari warga Kelurahan Bahagia ataupun warga Kelurahan Kaliabang Tengah, Kota Bekasi, yang berbatasan dengan Kelurahan Bahagia sebab warga rajin membayar iuran sampah ke UPTD Kebersihan Kabupaten Bekasi. Pihak UPTD pun rajin memungut sampah warga dan membuangnya di Tempat Pembuangan Akhir di Bantargebang.
Arrifudin menduga sampah itu kiriman dari hulu Kali Busa, persisnya dari Perumahan Villa Indah Permai, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Banjir dan penyakit
Akibat kali tertutup sampah, Kelurahan Bahagia menjadi langganan banjir setiap kali musim hujan. Pada musim hujan awal tahun ini, misalnya, enam RW terendam banjir dari Kali Busa. Selain itu, lima sekolah terpaksa diliburkan.
”Ada dua sekolah yang terendam banjir. Yang lainnya, anak-anak diliburkan karena akses jalan ke sekolah tertutup banjir,” ucapnya.
Selain itu, kali yang tertutup sampah membuat warga setempat rentan terserang penyakit. Salah satunya penyakit demam berdarah. Ini karena aliran kali yang terhenti membuat kali menjadi sarang nyamuk.
”Sudah ada dua warga di wilayah saya (RW 21) yang kena penyakit demam berdarah. Mereka baru keluar (rumah sakit) dua minggu lalu,” katanya.
Sulit dibersihkan
Sekretaris Kelurahan Bahagia Mawardi mengatakan, warga sudah berulang kali meminta Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk membersihkan kali. Permintaan disampaikan sejak Januari 2019, tetapi hingga kini pemerintah belum bisa menyanggupi permintaan warga karena terkendala akses ke kali.
Kali Busa, kata Mawardi, dulu lebarnya sekitar 30 meter. Namun, karena diokupasi permukiman liar, saat ini lebarnya tak lebih dari 5 meter. Sedikitnya ada 204 bangunan tanpa izin yang berdiri tepat di bantaran Kali Busa.
”Kami dari pemerintah tidak bisa bergerak sendiri karena lahan ini milik Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur. Kalau ada surat dari mereka, kami bersama warga siap membantu memberi akses masuk untuk membersihkan,” ucapnya.
Mawardi menjelaskan, lahan milik Perum Otorita Jatiluhur disewakan kepada warga untuk diolah menjadi lahan perkebunan pada 1999. Namun, dalam perjalanannya, warga yang mengelola lahan itu membangun rumah di bantaran kali.