4.000 Menara Pemancar Baru Tambah Konektivitas Internet
›
4.000 Menara Pemancar Baru...
Iklan
4.000 Menara Pemancar Baru Tambah Konektivitas Internet
Sebelum akhir 2020, setidaknya 4.000 menara pemancar baru sudah selesai dibangun di daerah pelosok, melengkapi ribuan pemancar yang sudah ada.
Oleh
GESIT ARIYANTO dari Budapest, Hongaria
·4 menit baca
HONGARIA, KOMPAS — Infrastruktur digital terus digenjot untuk membuka isolasi daerah-daerah di Indonesia. Sebelum akhir 2020, setidaknya 4.000 menara pemancar atau BTS baru sudah selesai dibangun di daerah pelosok, melengkapi ribuan pemancar yang sudah ada.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Anang Latif menyatakan hal itu seusai mengikuti roundtable meeting dalam Konferensi Badan Telekomunikasi Internasional (ITU) Telecom World 2019 di Budapest, Hongaria, Selasa (10/9/2019). ITU adalah lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membidangi informasi dan telekomunikasi.
Menurut Anang, sebanyak 4.000 BTS itu baru yang dibangun Bakti, belum bagian perusahaan lain. Menara pemancar itu melengkapi jejaring serat optik nasional, Palapa Ring, yang sudah selesai dibangun pada Agustus 2019 hingga pedalaman Papua.
”Nantinya, daerah-daerah secara bisnis, misalnya, tidak lagi ada jurang digital,” ujarnya.
Keberadaan menara pemancar, lanjut Anang, sangat vital untuk menghadirkan akses internet 3G/4G. Untuk itu, Bakti mengajak pemerintah daerah menyediakan lahan tapak, sedangkan operator seluler diminta menghadirkan layanan internet.
”Kami memfasilitasi fisiknya, sekitar 90 persen biaya BTS kami yang tanggung. Era digitalisasi ini perlu percepatan di banyak daerah,” ucapnya.
Ketersambungan daerah dengan internet menjadi salah satu keniscayaan. Komitmen pemerintah terkait hal itu sangat kuat. Hal itu ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo yang menginginkan percepatan pembangunan berbasis digital.
Palapa Ring sebagai ”tulang punggung” teknologi telekomunikasi dan informasi telah selesai dibangun dengan jaringan serat optik sepanjang lebih dari 36.000 kilometer. Fasilitas itu menjadi penopang utama masuknya internet.
Palapa Ring banyak dibicarakan dan dibanggakan delegasi Indonesia dalam konfetensi digital. Itu menjadi momentum percepatan transformasi digital di banyak sektor.
”Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen pada pembangunan berbasis digital. Ini untuk mengakselerasi kesejahteraan masyarakat,” kata Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Niken Widyastuti dalam Inclusion Day di Paviliun Indonesia di HungExpo.
Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen pada pembangunan berbasis digital. Ini untuk mengakselerasi kesejahteraan masyarakat.
Untuk memperluas jangkauan internet hingga daerah yang lebih pelosok, pemerintah saat ini sedang memesan satelit multifungsi bernama Satelit Republik Indonesia (Satria), yang sedang dibangun di Cannes, Perancis. Satelit telekomunikasi itu untuk memastikan konektivitas lebih baik lagi.
Menurut rencana, Satria akan diluncurkan dari Tanjung Canaveral, Amerika Serikat, pada akhir 2022, menggunakan roket Space X. ”Saat ini, Satria masih dalam proses pembangunan,” kata Anang.
Pekan ini, Anang akan menuju Cannes untuk melihat perkembangan pembangunan Satria. Pada awal 2023, Satria diharapkan sudah mengorbit dan mulai beroperasi secara penuh.
Anang menambahkan, dunia saat ini menyadari bahwa perkembangan teknologi digital sudah sampai pada tahap baru, yakni berkembangnya ekonomi digital. Negara-negara di dunia, termasuk Serbia, telah mendeklarasikan ekonomi digital sebagai prioritas pembangunan nomor satu di negera itu.
Hongaria dan Vietnam juga menaruh perhatian besar. Indonesia termasuk salah satu negara yang mulai merasakan dampak inovasi digital pada dunia layanan dan konsumsi, yang menggerakkan perekonomian hingga ke desa-desa.
”Salah satu sorotan konferensi global inovasi teknologi digital di Budapest adalah bagaimana memastikan tidak ada komunitas yang tertinggal atau terpinggirkan karena gelombang digitalisasi,” ujarnya.
Salah satu sorotan konferensi global inovasi teknologi digital di Budapest adalah bagaimana memastikan tidak ada komunitas yang tertinggal atau terpinggirkan karena gelombang digitalisasi.
Koneksi internet yang meretas kesenjangan di banyak daerah, lanjut Anang, mengungkit potensi hingga kawasan pelosok. Ditambah alokasi dana desa yang besarnya sekitar Rp 1 miliar per desa, perpaduan itu menjadikan ekonomi digital sangat potensial menyejahterakan penduduk di banyak desa.
Kunci lain yang diperlukan adalah pendampingan ahli untuk melatih para pemuda-pemudi di daerah. ”Itu salah satu pekerjaan rumah bersama yang harus segera dilakukan pemerintah dan badan usaha. Itu supaya akses internet benar-benar dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif dan solutif,” ujarnya.
Mengenai entitas bisnis digital, Indonesia saat ini menjadi rumah ribuan usaha rintisan (start-up) yang sudah dan terus berkembang. Mereka terbukti menggerakkan ekonomi dan membuka peluang bisnis baru yang menyerap banyak tenaga kerja.
Sejumlah bisnis rintisan pun diajak membuka stan di paviliun Indonesia untuk menjajaki pasar baru atau mencari mitra bisnis. Mereka juga mempresentasikan bisnis mereka dan mengikuti sejumlah kompetisi.
”Kami gunakan ini untuk menjajaki kemungkinan adanya mitra strategis atau investor. Kami harus membuka banyak kemungkinan,” kata CEO Bahaso Allana Abdullah.
Bahaso merupakan aplikasi daring untuk belajar bahasa lnggris secara mudah dengan jangkauan tak terbatas di Indonesia. Sejak 2015, sekitar 500.000 orang mengakses aplikasi ini.
Pada Selasa pagi, Ruang Guru juga memaparkan profil bisnis dan perkembangan layanan aplikasinya yang sudah diunduh 15 juta orang. Ruang Guru juga telah menyiapkan layanan baru global, tetapi masih belum bisa dipublikasikan.
Adapun PT Telkom Indonesia memaparkan profil dan proyeksi bisnisnya yang kian mendunia. Salah satunya adalah proyek jaringan kabel bawah laut yang telah terhubung hingga Los Angeles dan China, sebelum segmen baru Jakarta-Australia.