Dari berbagai kategori buku yang dipamerkan di luar negeri, rupanya buku anak-anak Indonesia paling banyak digemari.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan dari Frankfrut, Jerman
·3 menit baca
FRANKFURT, KOMPAS — Setiap tahun, tren penjualan hak cipta buku-buku Indonesia terus meningkat. Lonjakan paling signifikan tejadi setelah Indonesia dipercaya sebagai tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair 2015.
Komite Buku Nasional mencatat lalu lintas penjualan hak cipta buku-buku Indonesia untuk diterjemahkan ke berbagai bahasa asing sejak 2012 hingga September 2019. Antara tahun 2012 hingga 2015, tren penjualan hak cipta ke luar negeri masih di atas 100-an judul buku, yaitu tahun 2012 sebanyak 114 judul, 2013 sebanyak 133 judul, 2014 sebanyak 167 judul, dan 2015 sebanyak 172 judul.
Namun, setahun setelah Indonesia menjadi tamu kehormatan pada Frankfurt Book Fair 2015, angka penjualan hak cipta buku-buku Indonesia melonjak di atas angka 200 judul. Pada 2016 angka penjualan buku Indonesia mencapai 219 judul, pada 2017 mencapai 226 judul, pada 2018 mencapai 233 judul, dan hingga September 2019 mencapai 176 judul yang kemungkinan akan terus bertambah seusai pameran Frakfurt Book Fair 2019 yang berakhir 20 Oktober 2019.
”Saat Indonesia mengikuti London Book Fair 2015 belum tampak ada penjualan buku-buku Indonesia. Namun, setelah Indonesia dipercaya sebagai tamu kehormatan pada Frankfurt Book Fair 2015, tahun berikutnya langsung bermunculan banyak penerbit luar negeri yang membeli hak cipta buku-buku Indonesia,” kata Direktur Borobudur Agency sekaligus anggota Promosi Literasi dan Lisensi Hak Cipta Internasional Komite Buku Nasional (KBN), Thomas Nung Atasana, Kamis (17/10/2019), di sela-sela pameran akbar Frankfurt Book Fair 2019 di Frankfurt, Jerman.
Ketika Indonesia menjadi tamu kehormatan pada Frankfurt Book Fair 2015, berbagai acara digelar di beberapa kota di Jerman, seperti Frankfurt, Köln, Berlin, dan Leipzig. Pengenalan tentang Indonesia secara serentak di Jerman ini mulai membangun kesadaran dan perhatian publik di Jerman tentang eksistensi Indonesia.
Rupanya, momen penting ini turut mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Jerman ke Indonesia. Catatan statistik Kementerian Pariwisata terkait jumlah wisatawan Jerman ke Indonesia menunjukkan peningkatan. Tahun 2014, jumlah wisatawan mancanegara dari Jerman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 184.463 orang, kemudian tahun 2015 meningkat menjadi 201.202 orang, lalu pada 2016 bertambah lagi menjadi 231.000 orang, dan pada 2017 mencapai angka 260.586 orang.
Buku anak digemari
Dari berbagai kategori buku yang dipamerkan di luar negeri, rupanya buku anak-anak Indonesia paling banyak digemari. ”Buku anak-anak bertema religi paling banyak dicari karena jarang sekali para penulis dari negara-negara lain membuatnya. Buku anak-anak lain yang juga laku mengangkat tema-tema tentang kebiasaan anak-anak,” papar Evelyn Ghozalli, Koordinator Workshop bagian Pengembangan Literasi KBN.
Buku anak-anak Indonesia banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, seperti bahasa Melayu, Inggris, dan Arab. Beberapa negara yang tertarik untuk membeli hak cipta buku anak-anak bertema religi, antara lain Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab, Turki, dan Arab Saudi.
Buku anak-anak Indonesia banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, seperti bahasa Melayu, Inggris, Arab.
”Ya, banyak penerbit di Malaysia tertarik menerjemahkan buku anak-anak Indonesia. Di tempat kami, pasar buku anak-anak cukup tinggi,” kata Syazrul Aqram, Chief Operating Officer Patriots Publishing dari Malaysia.
Malaysia mendatangkan total 30 penerbit untuk hadir di ajang pameran buku terbesar Frankfurt Book Fair 2019. Adapun Indonesia hanya memberangkatkan 10 penerbit dengan dua agen literasi dan satu agen ilustrasi.
Kehadiran Indonesia dalam ajang Frankfurt Book Fair 2019 diharapkan semakin memperkenalkan karya-karya literasi Indonesia ke panggung dunia. ”Frankfurt Book Fair merupakan ajang pameran dan penjualan buku terbesar yang dihadiri lebih dari 7.500 peserta pameran dari 109 negara. Pameran ini dihadiri sekitar 285.000 pengunjung yang menyaksikan lebih dari 4.000 acara yang diliput 10.000-an jurnalis dan blogger dari berbagai penjuru dunia,” kata Presiden Frankfurt Book Fair Juergen Boos.