Sempat diremehkan sebagian orang di awal musim ini, Frank Lampard mulai diperhitungkan di Liga Inggris. Chelsea kini bersaing di papan atas kelasemen sementara.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
WATFORD, MINGGU — Awal musim ini, Frank Lampard sempat diragukan dapat mendongkrak prestasi Chelsea karena dianggap minim pengalaman dan keterbatasan amunisi pemain akibat larangan transfer. Namun, pencetak gol terbanyak Chelsea tersebut berhasil membungkam segala keraguan terhadap kemampuannya setelah membawa ”The Blues” memperoleh kemenangan tandang sebanyak tujuh kali berturut-turut.
Kemenangan tandang ketujuh Lampard diperoleh saat Chelsea mengalahkan Watford dengan skor 3-0 dalam pertandingan Liga Inggris di Stadion Vicarage Road, Watford, Minggu (3/11/2019) dini hari. Catatan yang berhasil ditorehkan Lampard ini menyamai rekor yang ditorehkan Bobby Campbell pada 1989.
Rekor ini cukup mengejutkan karena di laga tandang perdana, Chelsea dihajar 0-4 oleh Manchester United. Kekalahan tersebut membuat Lampard memperoleh banyak kritikan dan dianggap tidak layak menangani Chelsea karena pengalamannya masih minim, yakni hanya pernah menjadi manajer Derby County di kasta kedua Liga Inggris.
Setelah kekalahan itu, Chelsea takluk dari Liverpool di Piala Super Eropa dan gagal memberikan kemenangan di empat pertandingan awal kandang. Meskipun gagal memperoleh kemenangan kandang, Lampard justru berhasil meraih kemenangan di laga tandang kedua saat mengalahkan tim promosi Norwich City dengan skor 3-2.
Meskipun menang, Lampard kembali mendapat kritikan karena permainan atraktif yang diusungnya tidak diiringi dengan pertahanan yang kokoh. Krititikan tersebut terus berlanjut ketika Chelsea ditahan imbang oleh tim promosi lainnya Sheffield United dengan skor 2-2 di Stamford Bridge.
Akan tetapi, kritikan tersebut tidak mempengaruhi pendirian Lampard. Ia tetap mempercayai kemampuan pemain muda dengan gaya permainan menyerang yang atraktif. Chelsea berhasil menghancurkan tim kejutan musim lalu Wolverhampton Wanderers di Stadion Molineux dengan skor 5-2.
Sejak kemenangan tersebut, Chelsea terus memperoleh kemenangan di laga tandang dan saat ini mereka ikut bersaing di papan atas dengan menduduki peringkat ke-3 dengan raihan 23 poin. Chelsea hanya terpaut dua poin dari Manchester City di peringkat ke-2.
Lampard pun puas dengan hasil positif yang ditorehkan anak didiknya, terlebih kemenangan tersebut diperoleh dengan gaya permainan menyerang yang atraktif. ”Saya senang dengan bagaimana para pemain bermain. Sangat menyenangkan untuk menonton. Kami bermain dengan sangat baik, lini tengah kami luar biasa,” ujarnya.
Gol yang dicetak striker Tammy Abraham di menit ke-5 menunjukkan kerja sama yang apik antara gelandang Jorginho dan pemain 22 tahun tersebut. Umpan Jorginho mampu menemui Abraham yang berada dalam pengawalan bek Watford. Di sisi lain, Abraham berhasil menyelinap dan tendangannya melewati kiper Ben Foster.
Selain mencetak gol, Abraham juga berhasil memberikan asis kepada gelandang Christian Pulisic pada menit ke-55. Ia mengirim umpan mendatar dan melengkung yang berhasil diteruskan Pulisic. Gol tersebut menjadi ajang pembuktian bagi Pulisic bahwa ia layak terus berada di susunan pemain inti.
Chelsea yang tampil penuh tenaga beberapa kali meneror gawang Watford. Namun, Foster selalu berhasil menggagalkan peluang tersebut. Chelsea berhasil melepaskan 16 tendangan dan 10 di antaranya tepat sasaran.
Keasyikan menyerang, Chelsea lupa dengan cara bertahan sehingga mereka beberapa kali melakukan kesalahan. Watford sempat memperkecil ketertinggalan lewat tendangan penalti Gerard Deulofeu. Pemain asal Spanyol tersebut terekam oleh VAR (video wasit) dilanggar oleh Jorginho.
Jelang pertandingan berakhir, Foster hampir menyamakan kedudukan. Melalui skema tendangan bebas, ia maju ke depan pertahanan Chelsea dan berhasil menyundul bola. Namun, Kepa Arrizabalaga berhasil menepis sundulan kiper 36 tahun tersebut.
Lampard pun sempat geram dengan kecerobohan para pemainnya di 10 menit terakhir. Ia berharap timnya dapat belajar dari kesalahan dan lebih berhati-hati. ”Itu adalah 10 menit yang mengerikan. Kami sedikit ceroboh. Kami mengandalkan kiper di saat-saat terakhir dan dia melakukan apa yang kami butuhkan,” ujar Lampard.
Foster yang tampil gemilang juga tidak menyangka sundulannya dapat ditepis Arrizabalaga, padahal posisinya sangat dekat dengan gawang. Penyelamatan tersebut seperti menunjukkan bahwa kiper termahal di dunia tersebut layak dibeli Chelsea.
”Peluang itu adalah paling dekat yang pernah saya lakukan untuk mencetak gol. Saya tidak percaya dia menyelamatkannya. Itu sebabnya mereka menghabiskan begitu banyak uang untuk penjaga gawang seperti Kepa,” ujar Foster yang juga mendapatkan pujian dari Lampard karena berhasil menggagalkan beberapa peluang emas Chelsea. (AFP/REUTERS/AP)