JAKARTA, KOMPAS - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kepada Kementerian Perdagangan untuk menutup impor cangkul. Sebab, produksi dalam negeri sebenarnya siap mengisi kebutuhan cangkul.
"Harus ada kesadaran dari masing-masing kita, bahwa, pertama, produk-produk kita sudah siap, termasuk kualitasnya. Kedua, kita harus bangga terhadap produk kita sendiri," kata Agus di Jakarta, Jumat (8/11/2019).
Agus mengatakan hal tersebut ditemui seusai memimpin rapat Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (Timnas P3DN) di ruang rapat Nuri, Kementerian Perindustrian.
Menurut Agus, di sisi produksi, industri dalam negeri sudah siap. "Problemnya itu ada di off taker, jadi kesadaran dari pembeli. Kalau dari sisi produksi, kita sudah siap. Kualitas bisa. Dan (membuat) pacul itu kan gampang," ujarnya.
Agus menuturkan pihaknya sudah menyampaikan permintaan penutupan impor cangkul dalam rapat Timnas P3DN. "Mudah-mudahan Menteri Perdagangan akan menutup segera," katanya.
Agus berandai-andai jika dirinya mempunyai hak kewenangan sendiri untuk menutup impor cangkul, dia akan menutupnya sekarang. "Makanya tadi kami minta kepada perwakilan Kementerian Perdagangan untuk tutup impor pacul," ujarnya.
Kemenperin mencatat kebutuhan cangkul di Indonesia sekitar 10 juta unit per tahun. Kemampuan industri kecil menengah (IKM) dalam negeri memproduksi cangkul sekitar 500.000 unit.
"Itu hanya dari IKM. Tapi begitu impor ditutup, dia (IKM cangkul) akan tumbuh. Dia akan menyesuaikan sendiri. Itu yang kami mau. Selama impor dibuka, dia tidak berani," ujarnya.
Sementara itu di Indonesia pun ada industri besar yang mampu memproduksi 2,5 juta unit. "Kalau (impor cangkul) ditutup, dia (industri besar) akan tumbuh lagi," kata Agus.
Agus menuturkan pihaknya meyakini kebutuhan cangkul nasional bisa terpenuhi kalau impor cangkul ditutup. "Marketnya ada 10 juta. Ketika impor ditutup maka industri akan tumbuh. Hal ini karena industri akan mengikuti demand side (sisi permintaan)," katanya.
Ditanya mengenai penyetopan impor dan pengaruh nantinya dengan Organisasi Perdagangan Dunia, Agus mengatakan,"Kan tadi saya sampaikan, urusan WTO serahkan kepada saya saja. Pengusaha pokoknya jalan. Dia (pengusaha dalam negeri) di rumah sendiri. Di pekarangan sendiri. Mau main bola, main (apa). Yang penting dia bisa tumbuh."
Produk Dalam Negeri
Wakil Ketua Umum Bidang Energi, Minyak, dan Gas Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bobby Gafur Umar menuturkan, pihaknya mengapresiasi ketika menteri-menteri segera menjalankan visi Presiden untuk memakai produk dalam negeri.
"Karena pengusaha itu menunggu market. Begitu (pasar) sekarang 10 juta, ada produksi (industri besar) 2,5 juta dan (produksi IKM) 500.000, berarti ada potensi 7 juta. Pasti ada investasi. Jadi enggak usah menunggu investasi asing masuk, lokal akan berinvestasi," kata Bobby.(CAS)