Bambang Hero Meraih Penghargaan Internasional John Maddox 2019
›
Bambang Hero Meraih...
Iklan
Bambang Hero Meraih Penghargaan Internasional John Maddox 2019
Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Bambang Hero Saharjo meraih penghargaan internasional John Maddox Prize 2019 atas upayanya mendudukkan persoalan kebakaran hutan di Indonesia.
Oleh
Ahmad Arif/Ichwan Susanto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ilmuwan Indonesia, Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Bambang Hero Saharjo, meraih penghargaan internasional John Maddox Prize 2019 atas upayanya mendudukkan persoalan kebakaran hutan di Indonesia. Bambang menyisihkan 206 calon terpilih dari 38 negara.
Kabar membanggakan ini disampaikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, E Aminudin Aziz. Informasi ini juga dikonfirmasi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, Rabu (13/11/2019).
Menurut Aminudin, dewan juri terdiri dari tokoh-tokoh ilmuwan Inggris yang dihimpun oleh sebuah organisasi nirlaba yang bernama Sense about Science. Mereka menetapkan Bambang sebagai pemenang karena kegigihannya menggunakan data penelitiannya sebagai bukti untuk melawan pandangan yang salah terkait kebakaran hutan di Indonesia. Bambang banyak menggunakan fakta ilmiahnya di ruang pengadilan untuk menunjukkan kebenaran.
Pencalonan Bambang dilakukan seorang profesor asal Universitas Lancaster, Inggris, yang melihat riset dan perjuangan Bambang dianggap layak mendapatkan apresiasi tinggi dan pengakuan ilmuwan lainnya serta dunia internasional.
Pengumuman dan penganugerahan dilakukan di Wellcome Collection, Euston, London, oleh anak perempuan John Maddox, yakni Robyn Maddox, dengan pengantar dari editor majalah ilmiah terkemuka, Nature, dan dihadiri oleh setidaknya 100 ilmuwan Inggris terkemuka.
Anugerah John Maddox Prize telah diberikan selama delapan tahun terakhir kepada para ilmuwan yang gigih mempertahankan pendapatnya berdasarkan fakta ilmiah yang diperoleh berdasarkan penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
”Saya hampir tidak percaya menerima award tersebut di London. Ini seperti mimpi dan tidak pernah berpikir untuk bisa menerimanya,” kata Bambang, melalui pesan singkat dari London.
Bambang bersyukur juri dan timnya, termasuk dari Nature, melihat konsistensinya selama hampir 20 tahun menggunakan bukti ilmiah dalam melawan kebakaan hutan. ”Ini menunjukkan peran besar sains untuk mengungkap kejahatan kebakaran hutan,” ungkapnya.
Bambang Hero menambahkan, apa yang dilakukannya adalah memulihkan hak publik agar mereka mendapat hak konstitusi atas lingkungan yang lebih baik. Upaya untuk mencapai hal tersebut salah satunya menggunakan instrumen hukum dengan bersandar pada bukti ilmiah.
Adanya penghargaan ini menjadi dorongan bagi Bambang Herp untuk terus maju. ”Ini bukti nyata bahwa selama kita tetap konsisten menggunakan sains secara benar sehingga dukungan itu akan datang dari mana pun dan saat ini saya terima dari Inggris,” katanya.
Diancam
”Rekan-rekan saya memberi tahu bahwa saya paling dicari oleh perusahaan-perusahaan di belakang kebakaran dan mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan terhadap saya, keluarga saya, dan karier saya,” kata Bambang kepada Guardian.
Rekan-rekan memberi tahu bahwa saya paling dicari perusahaan-perusahaan di belakang kebakaran dan mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan pada saya, keluarga, dan karier saya.
”Tentu saja saya memikirkannya, tetapi sebagai seorang ilmuwan, saya harus mengatakan yang sebenarnya. Jika saya berhenti, maka akan sama dengan mereka. Saya harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah,” ujarnya. Sebagai saksi ahli, ia berulang kali menerima ancaman pembunuhan dan teror terhadap istri dan keluarganya, bahkan beberapa orang datang ke IPB.
Kebakaran tahunan melumpuhkan sebagian besar wilayah Indonesia, Singapura, dan Malaysia, dalam selimut asap yang menyebabkan meluasnya masalah pernapasan. Menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef), asap karhutla membahayakan kesehatan 10 juta anak. Kabut asap memaksa sekolah dan bandara tutup.
Dalam tahun ini, pada 11 September 2019 di Jakarta, Bambang Hero juga menerima penghargaan berupa Certificates of Distinction dari Global Fire Monitoring System (GFMC) sebagai bagian dari Global Landscape Fire Award 2019. Penghargaan itu juga diberikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Raffless Brotestes Pajaitan.
Dengan dukungan GFMC, pada tahun 2017, IPB University membentuk Pusat Data Pengendalian Kebakaran Hutan regional Asia Tenggara (RFMRC-SEA) untuk memberikan informasi dan data berdasarkan riset yang akurat dalam rangka pengendalian kebakaran hutan di Asia Tenggara. GFMC merupakan jaringan sukarela global yang menyediakan saran kebijakan, serta transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan suatu negara mengurangi dampak buruk kebakaran hutan dan lahan bagi lingkungan dan kemanusiaan.