Upaya penegakan hukum untuk mengatasi masalah kebakaran lahan di wilayah selatan Papua dibutuhkan. Hingga kini, kebakaran hutan masih terjadi sebagian karena ulah warga yang sengaja membakar lahan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS- Upaya penegakan hukum untuk mengatasi masalah kebakaran lahan di wilayah selatan Papua dibutuhkan. Hingga kini, kebakaran hutan masih terjadi sebagian karena ulah warga yang sengaja membakar lahan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Welliam Manderi di Jayapura, Senin (21/10/2019), mengatakan berdasarkan data yang diterima dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura hingga Senin ini, ada 98 titik api wilayah selatan Papua.
Sebanyak 98 titik api itu ada di Kabupaten Mappi di Distrik Minyamur; dan Kabupaten Merauke di 16 distrik. Distrik itu yakni Animha, Ilwayab, Jagebob, Kaptel, Kimaam, Kurik, Malind, Merauke, Naukenjerai, Ngguti, Okaba, Sota, Tabonji, Tanah Miring, Tubang, dan Waan.
"Adanya titik api karena terindikasi warga yang membakar lahan. Pemda setempat bersama aparat keamanan sudah berupaya mengimbau warga namun kebakaran lahan belum berhenti, " kata Welliam.
Adanya titik api karena terindikasi warga yang membakar lahan. Pemda setempat bersama aparat keamanan sudah berupaya mengimbau warga namun kebakaran lahan belum berhenti
Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap (ATW) Merauke, Brigadir Jenderal (TNI) Agus Abdurrauf mengatakan pihaknya bersama masyarakat setempat berhasil memadamkan puluhan titik api di Kabupaten Merauke, Papua, pada Jumat (18/10/2019). Total sebanyak 23 titik api di 11 distrik yang telah dipadamkan.
Adapun 23 titik api yang telah dipadamkan tersebar di 11 distrik, yakni Animha, 3 titik; Ilwayab, 2 titik; Kurik, 3 titik; Malind, 2 titik; Merauke, 2 titik; Naukenjerai, 4 titik; Okaba, 1 titik; Sota, 1 titik; Tabonji, 2 titik; Tanah Miring, 2 titik; dan Kimaam, 1 titik.
"Kami telah berupaya maksimal namun kebakaran tetap terjadi. Warga sengaja membakar lahan untuk membersihkan lahan pertanian pascapanen, berburu hewan, dan sebagai cara untuk mendatangkan hujan," ungkap Agus.
Agus menuturkan, pemadaman api terkendala kondisi geografis wilayah selatan Papua yang sangat luas dan sikap warga yang belum sadar tentang dampak kebakaran lahan.
"Kami mencoba menangkap warga yang sedang membakar lahan. Kemudian kami akan menyerahkan oknum tersebut ke pihak kepolisian untuk ditahan, " tegasnya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan TNI untuk memproses hukum warga yang terbukti membakar lahan. Menurut Mustofa cara itu sangat efektif untuk memberikan efek jera bagi warga agar tidak mengulangi aksi membakar lahan di tengah musim panas.
Cara ini sangat efektif. Tujuannya untuk memberikan efek jera bagi warga agar tidak mengulangi aksi membakar lahan di tengah musim panas saat ini
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo saat dihubungi mengatakan, karhutla di Merauke harus segera ditangani segala pihak baik Pemda, TNI, Polri serta masyarakat. Sebab, asap dari Merauke dapat berdampak ke sejumlah daerah yang terdekat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal Doni Monardo."Pada tahun 2015, Ambon pernah mendapat kiriman asap dari Merauke. Saat itu saya masih menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura," ungkap Doni.
Ia menambahkan, BNPB siap membantu Pemda Merauke untuk memberikan sosialisasi bagi masyarakat agar menghentikan kebiasaan membakar lahan pertanian.