Proyeksi Ekspor Kopi Robusta PTPN XII Capai 540 Ton
›
Proyeksi Ekspor Kopi Robusta...
Iklan
Proyeksi Ekspor Kopi Robusta PTPN XII Capai 540 Ton
Hingga akhir tahun 2019 PT Perkebunan Nusantara XII memproyeksikan capaian ekspor kopi robusta sebanyak 540 ton biji (green bean). Jumlah itu turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1.091 ton.
Oleh
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Hingga akhir tahun 2019 PT Perkebunan Nusantara XII memproyeksikan capaian ekspor kopi robusta sebanyak 540 ton biji (green bean). Jumlah itu turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1.091 ton. Cuaca dan Fisiologis tanaman menjadi faktor penurunan jumlah ekspor kopi robusta.
Kendati turun, kontinuitas ekspor yang masih terjaga menjadi angin segar. Di tahun 2020 ekspor ditargetkan meningkat drastis hingga 1.400 ton green bean.
Hal itu disampaikan Koordinator Manager Kebun PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) Wilayah Banyuwangi Achmad Hendy Junaidi di sela peluncuran ekspor kopi robusta hasil panen Kebun Selogiri, Banyuwangi, Selasa (3/12/2019). “Hingga saat ini ekspor kopi robusta kami mencapai 320 ton green bean dan akan mencapai 540 ton hingga akhir tahun 2019,” ujarnya.
Jumlah ekspor yang hanya 540 ton tersebut, di bawah ekspor tiga tahun terakhir. Data PTPN XII mencatat ekspor kopi robusta mencapai 1.129 ton di tahun 2016, 825 ton di 2017 dan 1.091 ton di tahun 2018.
Penurunan ekspor tahun ini sejalan dengan penurunan produksi. Hingga November 2019 produksi kopi robusta mencapai 1.680 ton. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibanding sepanjang tahun 2018 yang mencapai 2.164 ton.
Hendy mengakui ada penurunan produksi di seluruh kebun kopi milik PTPN XII. Namun, pihaknya masih bersyukur karena produksi yang ada masih memungkinkan untuk melakukan ekspor.
Penurunan produksi kopi robusta, lanjut Hendy, terjadi karena kondisi cuaca kering berkepanjangan. Namun Hendy optimistis, di tahun 2020 produksi kopi robusta PTPN XII bisa meningkat sehingga ekspor kopi robusta dapat menembus 1.400 ton.
“Untuk mencapai 1.400 ton ekspor, kami harus memastikan peningkatan produksi. Hal itu kami upayakan dengan melakukan pemeliharaan maksimal. Target kami produktivitas mencapai 1 ton per ha,” ungkapnya.
Untuk mencapai 1.400 ton ekspor, kami harus memastikan peningkatan produksi. Hal itu kami upayakan dengan melakukan pemeliharaan maksimal. Target kami produktivitas mencapai 1 ton per ha
PTPN XII mengelola 4.300 ha kebun kopi yang tersebar dari Kediri hingga Banyuwangi. Sekitar 50 persen atau 2.400 ha di antaranya terdapat di Banyuwangi yaitu di kebun Selogiri, Malangsari dan Gumitir.
Sebanyak 80 persen hasil produksi kebun kopi milik PTPN XII adalah komoditas ekspor. Komoditas ekspor tersebut sebagian besar masuk ke pasar Italia dan sebagian kecil lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar Inggris dan Jepang.
Kebun kopi rubusta di Selogiri merupakan salah satu kebun milik PTPN XII dengan produktivitas tertinggi kendati mengalami penurunan produktifitas dalam beberapa tahun terakhir. Manager Kebun PTPN XII Selogiri Benny Hendricrianto mengungkapkan, produktifitas pada 2017 mencapai 992 kg green bean per ha, pada 2018 turun menjadi 800 kg per ha dan kembali turun hingga 700 kg per ha di tahun 2019.
“Penurunan produktifitas yang berdampak pada produksi dan ekspor tahun ini akibat fisiologis tanaman. Kondisi ini sudah kami prediksi. Hasil produksi kami tahun ini tidak terlalu anjlok karena kami sudah melakukan langkah-langkah antisipasi,” ujar Benny.
Tanpa antisipasi yang dilakukan, Benny memperkirakan kejadian tahun 2016 terulang kembali saat itu, produktifitas hanya mencapai 100 kg per ha. Salah satu yang dilakukan untuk menjaga produktivitas ialah dengan membuat sejumlah embung untuk membantu proses pengairan selama musim kemarau.
Hingga Senin (2/12/2019), lanjut Benny, produksi kopi robusta di Kebun Selogiri pada 2019 mencapai 500 ton, lebih rendah dari capaian tahun lalu yang menembus 600 ton. Produksi tersebut dihasilkan dari kebun kopi seluas 700 ha di Banyuwangi Utara.
Merata
Penurunan produksi tidak hanya terjadi di kebun milik PTPN XII. Total produksi kopi di sejumlah perkebunan besar di Banyuwangi juga mengalami penurunan produksi yang berdampak pada penurunan ekspor kopi.
Di Banyuwangi terdapai 3.995 ha kebun kopi jenis arabica dan robusta. Di tahun 2018, produksi kopi mencapai 4.200 ton dan turun menjadi 3.990 ton di tahun 2019. Dampaknya ekspor kopi juga turun dari 3.360 ton di tahun 2018, menjadi 3.192 ton di tahun 2019.
“Kualitas kopi Banyuwangi atau kopi Indonesia lebih unggul bila dibandingkan dengan kopi asal Vietnam. Namun untuk dapat menyaingi produktivitas kopi Vietnam memang masih menjadi tantangan tersendiri,” ujar Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiatmoko yang hadir dalam peluncuran ekspor kopi robusta produksi Kebun Selogiri tersebut.
Guna meningkatkan produktifitas kopi, lanjut Yusuf, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memberikan pelatihan kepada sejumlah petani kopi rakyat. Pelatihan tentang budidaya hingga pengolahan pascapanen dilakukan oleh Dinas Pertanian, sedangkan pelatihan produk olahan dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
Yusuf berharap pelatihan tersebut membuat petani kopi rakyat dapat menghasilkan kopi berkualitas ekspor. Sehingga para petani bisa menjual ke perusahaan perkebunan guna membantu peningkatan ekspor.