Teknologi Tingkatkan Pengalaman Sosial dan Ekonomi Pariwisata
›
Teknologi Tingkatkan...
Iklan
Teknologi Tingkatkan Pengalaman Sosial dan Ekonomi Pariwisata
Pemanfaatan teknologi jadi kunci penting dalam pengembangan pariwisata saat ini. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman dan memberi solusi atas kendala sosial ekonomi yang dihadapi pelaku pariwisata.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemanfaatan teknologi jadi kunci penting dalam pengembangan pariwisata saat ini. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman dan memberi solusi atas kendala sosial ekonomi yang dihadapi pelaku pariwisata.
Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman S Simandjuntak mengatakan, masyarakat tidak lagi dapat menghindari perkembangan teknologi dalam segala aspek kehidupan. Dalam kaitannya dengan kegiatan pariwisata, teknologi bisa dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan sosial budaya.
”Saat ini kita tidak dapat menghindari teknologi yang berkembang pesat, seperti kecerdasan buatan dan sebagainya. Namun, Indonesia masih cenderung menjadi pengguna. Ke depan, kita harus lebih banyak mengolaborasikan teknologi dengan sosial-budaya untuk mengembangkan pariwisata,” tuturnya di Kampus Universitas Prasetiya Mulya, Kabupaten Tangerang.
Selasa (3/12/2019), Djisman membuka acara Conference on Cultural Technology and Tourism (CTT) 2019. Pada kesempatan itu, Profesor Pariwisata dari University of South Australia Marianna Sigala juga hadir, antara lain untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai optimalisasi eksplorasi sosial-budaya dan teknologi.
”Budaya yang diterapkan pada destinasi wisata, yang berhubungan dengan artefak dan infrastruktur, bisa dikomodifikasi menjadi barang konsumsi atau dijual. Di sisi lain, pelaku pariwisata dapat melibatkan turis untuk mengkreasikan sendiri atau terjun dalam proses pembuatan produk budaya itu. Misalnya, ikut serta dalam pertunjukan tari atau pembuatan suvenir,” ujarnya.
Interaktivitas budaya dan manusia itu, menurut Djisman, juga dapat dikolaborasikan dengan teknologi. Ia mencontohkan perusahaan perintis Airbnb, layanan daring penginapan rumahan sejawat yang memungkinkan orang mendaftarkan dan menyewa kamar di properti pribadi mereka kepada pelancong dalam jangka pendek.
Layanan itu memudahkan pelancong dalam mendapatkan fasilitas yang diinginkan dan berinteraksi langsung dengan penyedia penginapan. Dari sisi lain, layanan daring itu juga memungkinkan penyedia penginapan di suatu daerah terlibat dalam mendukung infrastruktur pariwisata, di samping mendapat keuntungan secara ekonomi.
Ekonomi kreatif
Pengembangan teknologi juga dibutuhkan bagi kemajuan ekonomi kreatif, yang juga berkaitan dengan pariwisata. Perusahaan teknologi Facebook dengan produk Whatsapp, pada hari ini, misalnya, meluncurkan fitur baru dalam aplikasi bisnisnya. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pelaku ekonomi kreatif menyebarkan produk bisnisnya dan berinteraksi dengan calon pembeli.
Indonesia masih cenderung menjadi pengguna. Ke depan, kita harus lebih banyak mengolaborasikan teknologi dengan sosial-budaya untuk mengembangkan pariwisata.
Aplikasi Whatsapp Business kini memiliki fitur baru bernama Katalog, yang memudahkan para pebisnis kecil untuk memajang produknya. Direktur Komunikasi APAC Whatsapp Sravanthi Dev mengatakan, fitur ini akan mengefisiensikan interaksi antara pebisnis dan calon pembeli untuk mendapatkan informasi produk.
”Kami meluncurkan Katalog untuk memudahkan para pebisnis kecil menciptakan etalase secara mobile, yang membantu mereka untuk menampilkan dan membagikan informasi produk kepada para pelanggannya. Dengan Katalog, pelanggan dapat dengan mudah menjelajah dan menemukan sesuatu yang ingin mereka beli,” ungkapnya.
Katalog yang dibuat para pebisnis akan tampil pada laman profil bisnisnya. Setiap produk dan jasa dalam katalog bisa diberi nama yang unik, dan juga kolom pilihan lain seperti harga, deskripsi produk, tautan situs bisnis, dan kode produk. Penanda ini dapat memudahkan pembeli untuk mengidentifikasi produk dalam katalog.
Pebisnis dapat mengunggah maksimal 500 foto produk atau jasa ke dalam katalog mereka. Katalog yang selalu diperbarui akan memudahkan pembeli tetap dan calon pembeli untuk menelusuri produk ataupun jasa sebuah bisnis, serta tetap terhubung dengan bisnis tersebut.
”Pembeli dapat memilih produk dan jasa yang mereka minati dan membagikannya kepada teman, dan tentunya langsung bertukar pesan kepada pemilik bisnis untuk diskusi,” imbuh Sravanthi.
Inovasi itu diharapkan dapat meningkatkan sumbangan ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat, sumbangan ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia pada tahun 2018 sebesar Rp 1.105 triliun, meningkat dari Rp 1.000 triliun di 2017.
Tahun ini, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB diprediksi meningkat menjadi sekitar Rp 1.200 triliun (Kompas, 8/11/2019).