Topang Ekspor UMKM, Indonesia Dorong Globalisasi Perusahaan E-dagang
›
Topang Ekspor UMKM, Indonesia ...
Iklan
Topang Ekspor UMKM, Indonesia Dorong Globalisasi Perusahaan E-dagang
Pelaku UMKM nantinya juga didorong untuk mengekspor produknya melalui jaringan Bukaglobal milik Bukalapak. Bukaglobal menghubungkan pedagang dan konsumen di Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berkat jaringan perdagangan internasional yang dimiliki Indonesia saat ini, perusahaan penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik atau e-dagang dalam negeri berpeluang masuk ke pasar global. Harapannya, globalisasi perusahaan e-dagang Indonesia dapat memacu ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
”Kami akan memfasilitasi perusahaan-perusahaan e-dagang yang ingin melebarkan bisnisnya ke negara lain. Bentuk fasilitasnya berupa intelijen pasar atau analisis pasar di negara yang disasar,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dody Edward saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Menurut Dody, negara-negara tempat diaspora Indonesia dapat menjadi sasaran konsumen global potensial. Contohnya, negara-negara di Timur Tengah, Afrika Selatan, atau Korea Selatan.
Berdasarkan data yang dihimpun Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dari riset The Hinrich Foundation pada 2018, nilai ekspor Indonesia melalui kanal e-dagang mencapai 1,9 miliar dollar AS pada 2017. Angka ini diproyeksikan tumbuh menjadi 16,7 miliar dollar AS pada 2030.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan, melalui atase-atase perdagangan yang tersebar di sejumlah negara, Kementerian Perdagangan berkomitmen membantu perusahaan-perusahaan e-dagang dalam negeri untuk menapakkan bisnisnya di negara lain.
Menurut dia, langkah ini mesti didorong karena memudahkan penjualan dan komunikasi antara konsumen di luar negeri dan pedagang, terutama pelaku UMKM yang menjual produk dalam negeri.
Sebagai wujud implementasi strategi tersebut, Kementerian Perdagangan menandatangani nota kesepahaman dengan PT Bukalapak untuk meningkatkan skala usaha dan kapasitas sebanyak 1.000 UMKM di Jakarta, Selasa. Pelaku-pelaku UMKM ini nantinya juga didorong untuk mengekspor produknya melalui jaringan Bukaglobal milik Bukalapak yang diluncurkan pada Mei 2019.
Jaringan Bukaglobal menghubungkan pedagang dengan konsumen di Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Taiwan, dan Hong Kong. Co-Founder dan Presiden Bukalapak M Fajrin Rasyid mengatakan, produk-produk yang ditawarkan secara dalam jaring (daring) kepada konsumen-konsumen di lima negara ini telah melalui proses kurasi.
Menurut Fajrin, kerja sama dengan Kementerian Perdagangan berdampak positif bagi pengembangan bisnisnya ke pasar global. ”Khususnya, kami dapat mengetahui dan mempelajari aturan-aturan (perdagangan) di negara lain,” lanjutnya.
Selain Bukalapak, Shopee Indonesia juga telah melatih 10 pelaku UMKM dengan total 5.000 produk untuk ekspor. Aktivitas ekspor tersebut memanfaatkan jaringan Shopee yang sudah beroperasi di Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Misi dagang
Selain memanfaatkan kanal e-dagang, pemerintah juga tetap mengandalkan misi dagang dalam rangka mendongkrak ekspor. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan Arlinda memimpin misi dagang ke Taiwan yang berlangsung pada 10-12 Desember 2019.
Dalam misi dagang ini, pemerintah memfasilitasi 13 pelaku usaha eksportir dari sektor produk kelapa sawit, makanan dan minuman, kopi, teh, kakao, rempah-rempah, bahan bangunan, furnitur dan kerajinan, tekstil jasa, serta keuangan. Menurut Arlinda, misi dagang ke Taiwan ini dapat menggenjot ekspor dari pelaku-pelaku usaha tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia dengan Taiwan sebesar 8,26 miliar dollar AS sepanjang 2018. Nilai ekspor Indonesia mencapai 4,7 miliar dollar AS, sedangkan impornya senilai 3,56 miliar dollar AS.