logo Kompas.id
Eli Cohen, Mata-mata Israel...
Iklan

Eli Cohen, Mata-mata Israel yang Hampir Menjadi Menteri Pertahanan Suriah

September lalu, Netflix merilis miniseri berjudul ”The Spy”. Miniseri ini adalah biopik tentang Eli Cohen, mata-mata legendaris Israel pada pertengahan 1960-an yang berhasil menyusup hingga ke elite tertinggi Suriah.

Oleh
Khaerudin
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Z4eq4yYYITVupDD8I22g-yyaAgc=/1024x572/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Feli-cohen_1576229157.jpg
AFP

Mata-mata Israel, Eli Cohen (kiri), saat persidangannya di Damaskus, Suriah, tahun 1965. Eli Cohen dikenal sebagai mata-mata legendaris Israel yang berhasil menyusup ke elite tertinggi di Suriah. Dia dihukum gantung di Lapangan Marjeh, Damaskus, tahun 1965.

September lalu, penyedia layanan film streaming berbayar, Netflix, merilis miniseri berjudul The Spy. Miniseri ini adalah biopik tentang Eli Cohen, mata-mata legendaris Israel pada pertengahan tahun 1960-an yang berhasil menyusup hingga ke tingkat tertinggi elite Suriah.

Eli Cohen awalnya menyamar sebagai pengusaha sukses keturunan Suriah di Argentina dengan nama Kamel Amin Thaabet. Dalam The Spy, Kamel digambarkan berteman dengan Atase Militer Suriah di Argentina saat itu, Amin al-Hafez, yang belakangan menjadi Presiden Suriah setelah kudeta militer tahun 1963.

Bahkan, jika saja penyamarannya tak terbongkar, Eli Cohen mungkin bisa menjabat menteri pertahanan Suriah. Keberhasilan Eli Cohen menjadi mata-mata adalah kisah yang mempermalukan bangsa Suriah dalam perjalanan mereka berkonflik dengan Israel.

Oleh Israel, Eli Cohen dianggap sebagai pahlawan. Media terkemuka Israel, Haaretz, yang menulis kisah Eli Cohen, 50 tahun sejak kematiannya, menyebut, informasi yang dia kirimkan dari Suriah ke Israel sangat banyak dan bernilai strategis.

Informasi yang dikirim Eli Cohen ke Israel itu termasuk lokasi tepat bungker Suriah di Dataran Tinggi Golan. Dengan informasi ini, Israel mampu menaklukkan Suriah di Dataran Tinggi Golan pada Perang Enam Hari.

Dalam The Spy, Eli Cohen yang diperankan aktor sekaligus komedian asal Inggris, Sacha Baron Cohen, mengisahkan bagaimana agen rahasia Mossad ini berpura-pura membantu militer Suriah dengan membeli pohon zaitun di Dataran Tinggi Golan. Pohon-pohon tersebut sengaja ditanam di atas bungker yang dibikin tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan.

Saat Perang Enam Hari, pohon-pohon tersebut menjadi penanda pesawat tempur Israel menggempur pertahanan Suriah di Dataran Tinggi Golan. Suriah pun kini kehilangan wilayah yang pernah dikuasainya itu.

Keberhasilan Eli Cohen menjadi mata-mata Israel yang menyusup hingga ke elite tertinggi Suriah ini memang membuat malu negara yang kini masih dilanda perang saudara itu. Dalam sebuah obituari tentang kematian Amin al-Hafez, The Guardian menulis bagaimana kisah Eli Cohen berhasil menyusup ke Suriah.

Saat menjadi Atase Militer Suriah di Buenos Aires, Argentina, Hafez berteman dengan seorang pedagang Lebanon bernama Kamal Amin Thaabet. Thaabet ini menjadi samaran Eli Cohen. Dalam film The Spy, digambarkan bagaimana Thaabet yang mengaku memiliki orangtua dari Suriah ingin kembali ke Damaskus dan berbisnis di sana seperti keinginan orangtuanya.

https://cdn-assetd.kompas.id/PynTrA_NIIiqJO6Pi0eNAJWBt0M=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Fthe-spy1_1576229311.jpg
NETFLIX

Aktor Sacha Baron Cohen (kanan) yang memerankan mata-mata Israel di Suriah, Eli Cohen, dalam salah satu poster miniseri The Spy produksi Netflix.

Eli Cohen memang akhirnya tiba di Suriah pada awal 1962, setahun sebelum kepulangan Hafez. Sejak awal datang ke Damaskus, Eli Cohen pun segera memulai aktivitas spionasenya dengan menyampaikan laporan serta foto-foto tentang rencana militer Suriah ke Israel.

Tiba giliran Hafez kembali ke Suriah dan menjadi aktivis serta pembela partai sosialis Bath pada 1963. Hingga akhirnya Hafez menjadi presiden setelah terjadi kudeta militer 1963, Eli Cohen tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk menginfiltrasi rezim berkuasa di Suriah.

The Guardian menulis, sebagai presiden, Hafez mempersiapkan Eli Cohen untuk menjadi menteri pertahanan di masa depan, bahkan mungkin penggantinya. Dia mengundangnya ke jamuan makan, berterima kasih kepadanya karena memberi mantel bulu kepada istrinya seharga 1.000 dollar AS dan membawanya ke tur rahasia benteng Suriah di Dataran Tinggi Golan.

https://cdn-assetd.kompas.id/XfKqlYEKVOkeyK11Es7dJfZRcPw=/1024x1102/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190323-H04-KID-AFP-Israael-mumed_1553354851.png

Namun, saat akhirnya Eli Cohen tertangkap basah sebagai mata-mata Israel pada Januari 1965, Hafez secara pribadi menginterogasinya dan menangkap 500 dari teman-temannya yang berpangkat tinggi. Hafez pun mengesampingkan permohonan internasional untuk memberikan grasi kepada Eli Cohen. Dia memerintahkan eksekusi publik Eli Cohen dengan cara digantung di Lapangan Marjeh, Damaskus.

Saat memperingati 50 tahun peristiwa penggantungan Eli Cohen di Lapangan Marjeh, Haaretz menulis, saking malunya atas kekalahan perang melawan Israel  karena aktivitas mata-mata Eli Cohen, sampai saat ini, tak ada satu pihak pun di pemerintahan Suriah yang mau mengembalikan jasad Eli Cohen ke Israel.

Saking malunya atas kekalahan perang melawan Israel karena aktivitas mata-mata Eli Cohen, sampai saat ini, tak ada satu pihak pun di pemerintahan Suriah yang mau mengembalikan jasad Eli Cohen ke Israel.

Sementara itu, bagi publik Arab, sosok Eli Cohen yang digambarkan sebagai pahlawan Israel di film The Spy justru dianggap banyak kelirunya. Tak semua cerita soal Eli Cohen di film The Spy dianggap benar oleh publik Arab.

Baca juga : Australia Bentuk Satgas Khusus untuk Hadapi Spionase China

Salah satu harian terkemuka di dunia Arab, Asharq Al-Awsat, menulis, setidaknya ada 10 kesalahan penggambaran film The Spy. Beberapa kesalahan tersebut antara lain tentang penggambaran Amin al-Hafez. Dalam serial ditunjukkan, Hafez bertemu dan berteman dengan Eli Cohen ketika ia menjabat sebagai Atase Militer Suriah di Argentina.

Iklan

Menurut Asharq Al-Awsat, Hafez membantah hubungan itu selama wawancara televisi pada 2001. Dia menjelaskan berada di Argentina pada 1962 lama setelah Cohen tiba di Damaskus. Hafez mengungkapkan, dirinya hanya bertemu Cohen setelah penangkapannya pada 1965.

Klaim persahabatan itu dipromosikan sebuah surat kabar Mesir pada saat itu sebagai bagian dari kampanye melawan Hafez karena latar belakang ketegangan politik. Tidak ada dokumen atau gambar untuk membuktikan hubungan antara Hafez dan Cohen.

Kesalahan penggambaran lain dalam film The Spy juga terjadi terhadap

Presiden Suriah saat ini Hafez al-Assad ataupun Amin al-Hafez. Assad bukan letnan jenderal seperti yang diklaim dalam The Spy. Assad adalah seorang perwira yang ditugaskan di Mesir.

https://cdn-assetd.kompas.id/7H6sFHPqXhDjsX9UhcRFIWXhY2M=/1024x706/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2FSyria_68223090.jpg
AP/GHAITH ALSAYED

Warga Suriah mengibarkan bendera dan gambar Presiden Bashar al-Assad di kota al-Hrak, Provinsi Daraa, Suriah, Selasa (17/11/2018). Pemerintah Suriah menyatakan telah berhasil merebut dan menguasai wilayah-wilayah di perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan dari kaum pemberontak.

Amin al-Hafez juga tidak berkuasa setelah kudeta 8 Maret 1963 di Suriah seperti yang ditunjukkan dalam seri itu. Hafez diangkat menjadi menteri dalam negeri dan kemudian menjabat sebagai presiden dewan komando revolusioner. Dia menjadi presiden pada 27 Juli tahun itu.

Dalam The Spy, Eli Cohen digambarkan bisa mendekati pucuk pimpinan militer Suriah melalui Maazi, keponakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Suriah Jenderal Abdul Karim Zahreddine. Bahkan The Spy menunjukkan, Eli Cohen mengundang Zahreddine ke sebuah pesta seks di rumahnya saat malam terjadinya kudeta.

Menurut Asharq Al-Awsat, Jenderal Zahreddine tak pernah menginjakkan kaki di rumah Cohen, tetapi keponakannya, Maazi, melakukannya. Maazi adalah teman Cohen dan dibebaskan dari tentara pada hari kudeta.

Dia kemudian mengambil posisi kecil di jabatan publik. Dia biasa bertemu dengan Cohen di rumahnya atau di kafe al-Kamal di Damaskus tengah. Maazi ditangkap dan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara pada 1965.

Harian Asharq Al-Awsat juga menulis, tawaran Hafez kepada Eli Cohen untuk jabatan wakil menteri pertahanan seperti digambarkan dalam film The Spy juga tidak benar. Tidak ada posisi seperti itu pada saat Hafez berkuasa.

Tawaran Hafez kepada Eli Cohen untuk jabatan wakil menteri pertahanan seperti digambarkan dalam film ”The Spy” juga tidak benar. Tidak ada posisi seperti itu pada saat Hafez berkuasa.

Jabatan wakil menteri pertahanan baru diperkenalkan pada 1970. Selain itu, posisi seperti itu terbatas pada tokoh-tokoh militer dan tidak ada warga sipil yang dapat menduduki jabatan itu.

Keturunan Yahudi Mesir

Eliyahu ben Shaul Cohen alias Eli Cohen lahir di Alexandria, Mesir, pada Desember 1924. Kedua orangtuanya, Shaul Cohen dan Sophia Tawil Cohen, kelahiran Suriah. Orangtua Eli Cohen datang ke Alexandria pada awal abad ke-20.

Pada 1949, orangtua dan tiga saudara laki-laki Eli bergabung dengan komunitas Yahudi Mesir untuk meninggalkan negara itu dan pergi ke Israel. Namun, Eli Cohen tetap tinggal di Mesir untuk menyelesaikan studi tekniknya. Dia juga membantu memfasilitasi kepergian orang-orang Yahudi dari Mesir ke Israel.

https://cdn-assetd.kompas.id/gntqCZ8GMJH6wHQUhsxREc8zWck=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F76933124_1553358605.jpg
AFP/JALAA MAREY

Beberapa pelancong berdiri di sebelah patung siluet seorang tentara Israel di sebuah pos tentara di Gunung Bental di Dataran Tinggi Golan, Jumat (22/3/2019). Pemerintah Suriah mengecam keras rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakui aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan.

Sebelum menjadi  mata-mata Mossad yang dikirim ke Suriah, selama di Mesir, Eli Cohen juga terlibat dalam operasi rahasia Israel dengan nama sandi Operasi Susanna. Operasi ini sebenarnya merupakan operasi yang gagal. Awalnya Israel melihat hubungan dekat Mesir dengan Amerika Serikat pasca-Krisis Suez pada 1956 sebagai ancaman yang membahayakan.

Israel kemudian mengeplot serangkaian teror di Kairo dengan menuding kelompok Islamis di negara itu sebagai biangnya. Namun, plot operasi ini gagal dan beberapa orang Yahudi lokal ditangkap dan diadili.

Beruntung Eli Cohen bukan salah satu yang termasuk ditahan. Di Israel, Operasi Susanna menjadi skandal yang kemudian membuat mundur Menteri Pertahanan Israel Pinhas Lavon.

Setelah ke Israel, Eli Cohen tetap tertarik dengan aktivitas spionase. Dalam film The Spy, dia digambarkan melamar menjadi agen lapangan Mossad. Pimpinan Mossad sebetulnya ragu karena dia termasuk dianggap gagal dalam Operasi Susanna.

Baca juga : Operasi Mossad Memalsukan Resor Selam di Tepi Laut Merah

Lepas dari benar tidaknya gambaran Eli Cohen dalam film The Spy, sebagai mata-mata Israel, dia menjadi legenda bagi Mossad, agen rahasia negara itu.

Keberhasilannya menyusup ke elite tertinggi di Suriah dianggap menjadi salah satu penentu sukses Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari. (HAARETZ/THE GUARDIAN/ASHARQ AL-AWSAT)

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000