Pimpinan Baru Garuda Akan Rampingkan Unit-unit Usaha Perusahaan
›
Pimpinan Baru Garuda Akan...
Iklan
Pimpinan Baru Garuda Akan Rampingkan Unit-unit Usaha Perusahaan
Pimpinan baru PT Garuda Indonesia (Persero) berencana merampingkan anak-cucu usaha perusahaan itu. Meski tetap mengemban target untuk mengembangkan pendapatan, pembentukan unit usaha baru bukan jadi pilihan.
Oleh
Maria Paschalia Judith Justiari
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Perampingan anak-cucu usaha PT Garuda Indonesia (Persero) menjadi salah satu agenda direktur utama yang baru menjabat. Direksi menghindari pembentukan anak usaha baru dalam pengembangan bisnis.
Rencana perampingan ini disampaikan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra dalam konferensi pers yang digelar di kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020). ”Ini inisiatif dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan konsolidasi anak-cucu perusahaan agar dunia usaha memiliki ruang partisipasi,” kata Irfan Setiaputra.
Saat ini, kata Irfan, jajaran direksi tengah meninjau ulang keberlanjutan anak-cucu usaha dalam Garuda Indonesia. Bentuk eksekusi perampingan dapat berupa pengembalian tujuan dan fungsi usaha ke perusahaan induk atau peleburan anak-cucu usaha. Meski mengejar target pengembangan sumber pendapatan, pembentukan anak usaha baru tidak menjadi opsi direksi saat ini.
Hingga saat ini, Garuda Indonesia memiliki 7 anak usaha dan 19 cucu usaha. Ke-26 anak-cucu usaha Garuda Indonesia itu bergerak di bidang ground handling, katering penerbangan, fasilitas perawatan (maintenance), jasa teknologi informasi, jasa reservasi, perhotelan, transportasi darat, perdagangan berbasis sistem elektronik (e-dagang) dan pasar dalam jaringan (marketplace), jasa ekspedisi dan kager, serta jasa perjalanan dan tur.
Dalam paparan publik kinerja triwulan III-2019, anak-cucu usaha berkontribusi 28,8 persen terhadap pendapatan grup Garuda Indonesia. Kontribusi itu bernilai 1,02 miliar dollar Amerika Serikat.
Di antara anak-cucu usaha itu, Citilink mencatatkan kontribusi tertinggi pada triwulan III-2019, yakni 18,8 persen terhadap pendapatan Garuda Indonesia. Nilai pendapatan Citilink pada periode itu 625,68 juta dollar AS.
Di posisi kedua, GMF AeroAsia menyumbang 4,9 persen terhadap pendapatan total Garuda Indonesia dan Aerowisata menempati ranking ketiga dengan angka kontribusi 3,8 persen. Setiap pendapatan kedua anak usaha tersebut secara berturut-turut 369,67 juta dollar AS dan Rp 2,72 triliun (atau 200,25 juta dollar AS).
Secara keseluruhan, pendapatan Garuda Indonesia pada triwulan III-2019 tercatat 1,347 miliar dollar AS. Pendapatan ini tumbuh 10,3 persen dibandingkan dengan pada triwulan III-2018.
Sementara itu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda, berpendapat, perampingan anak-cucu usaha Garuda Indonesia mesti memperhatikan kesesuaian dengan inti bisnis induk usaha. Menurut dia, inti bisnis Garuda Indonesia terletak di bidang penerbangan dan logistik.
Perampingan anak-cucu usaha Garuda Indonesia juga mesti memperhatikan hasil audit keuangan setiap korporasi. Nailul menyatakan, jika anak atau cucu usaha itu membebani keuangan Garuda Indonesia, usaha itu mesti dibubarkan atau dileburkan.
Dari sisi pengelolaan sumber daya manusia, Nailul mengatakan, perampingan juga harus memperhatikan adanya tumpang tindih jabatan. ”Tumpang tindih ini berpotensi menggelembungkan keuangan pribadi pejabat Garuda Indonesia,” katanya saat dihubungi.