Perlu Hampir Seabad untuk Mencapai Kesetaraan Jender
›
Perlu Hampir Seabad untuk...
Iklan
Perlu Hampir Seabad untuk Mencapai Kesetaraan Jender
Berdasarkan rata-rata global, kesetaraan jender baru mencapai 68,6 persen. Perlu waktu 99,5 tahun atau hampir seabad untuk mencapai kesetaraan jender.
Oleh
Yovita Arika
·4 menit baca
Hingga kini belum ada satu pun negara di dunia yang telah mencapai kesetaraan jender secara penuh, bahkan juga di negara-negara maju. Berdasarkan Laporan Kesenjangan Jender Global 2020 dari World Economic Forum, baru 5 dari 153 negara yang dikaji yang kesetaraan jendernya mencapai di atas 80 persen, paling tinggi Islandia sebesar 82 persen.
Berdasarkan rata-rata global, kesetaraan jender baru mencapai 68,6 persen, dan perlu waktu 99,5 tahun atau hampir seabad untuk mengejar yang 31,4 persen dengan kecepatan saat ini. Hal ini diukur dari empat aspek global, yaitu partisipasi perempuan dalam bidang politik, bidang ekonomi dan kesempatan berusaha, pendidikan, serta kesehatan.
Kesenjangan jender terbesar pada partisipasi perempuan di bidang politik yang baru tercapai 24,7 persen. Ini menunjukkan bahwa dalam hal pemberdayaan perempuan di bidang politik, perempuan di dunia sangat kurang terwakili, bahkan Brunei dan Thailand tidak memiliki menteri perempuan. Capaian tertinggi diraih Islandia, yaitu 70 persen. Jumlah perempuan di Islandia yang berada di pemerintahan, baik di parlemen, kementerian, maupun kepala negara, paling banyak di antara negara-negara lain di dunia, mencapai empat kali lebih banyak dari rata-rata global.
Kesetaraan jender dalam bidang ekonomi dan kesempatan berusaha juga terbilang masih rendah, baru mencapai 57,8 persen. Fakta bahwa perempuan secara persisten kurang hadir di pasar kerja dibandingkan dengan laki-laki berkontribusi terhadap kesenjangan dalam bidang ekonomi dan kesempatan berusaha. Rata-rata global, angkatan kerja (15-64 tahun) laki-laki mencapai 78 persen, dibandingkan perempuan yang baru mencapai 55 persen.
Pencapaian kesetaraan jender di bidang pendidikan dan kesehatan lebih baik, yaitu masing-masing mencapai 96,1 persen dan 95,7 persen. Untuk bidang pendidikan, dari 153 negara yang dikaji, 35 negara telah mencapai kesetaraan penuh. Diperkirakan kesetaraan dalam bidang pendidikan akan tercapai dalam 12 tahun mendatang. Namun untuk kesehatan, tidak akan tercapai kapan karena faktor masalah di negara-negara padat penduduk seperti China dan India.
Indonesia
Bagaimana dengan Indonesia? Kesetaraan jender di Indonesia berada di peringkat 85 dari 153 negara yang dikaji. Di regional ASEAN, posisi Indonesia di bawah Thailand yang berada di peringkat 75 dunia, dan dua tingkat di atas Vietnam yang berada di peringkat 87 dunia. Tingkat kesetaraan jender di Filipina (peringkat 16 dunia) merupakan yang terbaik di ASEAN, disusul Laos (43) dan Singapura (54).
Tahun sebelumnya, dengan 149 negara yang dikaji, Indonesia juga berada di peringkat 85. Namun dibanding tahun lalu, tingkat kesetaraan jender di Indonesia dari empat aspek global yang diukur tersebut ada peningkatan sedikit, kesetaraan jender meningkat dari 68,5 persen menjadi 70 persen.
Kesenjangan dalam bidang ekonomi dan kesempatan usaha di Indonesia masih besar, tetapi terus menyempit sejak 2006. Indonesia merupakan satu dari 6 negara di dunia yang kaum perempuannya banyak menduduki posisi tinggi baik di perusahaan maupun di pemerintahan (tingkat kesetaraan di bidang ini mencapai 55 persen). Namun, partisipasi perempuan di pasar kerja masih rendah (54 persen), dan masih ada perbedaan signifikan dalam distribusi pendapatan. Secara umum di Indonesia, penghasilan yang di terima pekerja perempuan hanya setengah dari yang diterima pekerja laki-laki.
Sebagaimana kondisi global, kesetaraan jender di bidang pendidikan dan kesehatan di Indonesia juga relatif baik, mencapai 97 persen untuk pendidikan dan 97,4 persen untuk kesehatan. Tingkat literasi (melek huruf) maupun kesempatan pendidikan dasar antara perempuan dan laki-laki relatif setara meski masih tinggi laki-laki. Tingkat literasi perempuan 94 persen, sedangkan lali-laki 97 persen. Demikian pula, tingkat pendaftaran di sekolah dasar untuk perempuan 91 persen dan laki-laki 96 persen.
Kesenjangan yang masih lebar, sebagaimana kondisi global, adalah di bidang politik. Tingkat kesetaraan jender di bidang ini hanya 17,2 persen, menurun di banding tahun sebelumnya. Hal ini karena berkurangnya keterwakilan perempuan di parlemen, dari 19,8 persen menjadi 17,4 persen, serta menurunnya keterwakilan perempuan di kabinet, dari 26 persen menjadi 24 persen.
Dengan kondisi-kondisi tersebut, secara global, perlu ada upaya akselerasi atau percepatan dari masing-masing negara untuk menutup kesenjangan jender yang masih ada.
Dengan kondisi-kondisi tersebut, secara global, perlu ada upaya akselerasi atau percepatan dari masing-masing negara untuk menutup kesenjangan jender yang masih ada, terutama di bidang politik dan ekonomi. Perlu ada upaya kolaborasi antara pemerintah dan swasta yang lebih besar, meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan secara lebih luas, meningkatkan jumlah perempuan di posisi kepemimpinan (pemerintahan maupun parlemen), serta membangun keseimbangan dalam ketrampilan dan pekerjaan untuk laki-laki dan perempuan.
Tanpa upaya percepatan dan intervensi yang efektif, tingkat kesenjangan jender baru akan tercapai 99,5 tahun lagi, bahkan bisa jadi lebih lama lagi karena tantangan kini semakin berat.