Kenaikan indeks harga konsumen atau inflasi sepanjang Januari 2020 mencapai 0,39 persen. Kenaikan harga pangan menjadi penyumbang utama inflasi tersebut.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan indeks harga konsumen atau inflasi sepanjang Januari 2020 mencapai 0,39 persen. Kenaikan harga pangan menjadi penyumbang utama inflasi tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin (3/2/2020), inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau pada Januari 2020 mencapai 1,62 persen. Andil kelompok ini pada inflasi umum sebesar 0,41 persen.
Jika diperinci, komoditas pangan yang menyumbang inflasi terdiri dari cabai merah (0,13 persen), cabai rawit (0,05 persen), serta ikan segar dan minyak goreng yang masing-masing 0,04 persen. Beras turut menyumbang inflasi pangan sebesar 0,03 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, inflasi pada kelompok yang berkaitan dengan pangan itu disebabkan oleh kondisi pasokan yang berkaitan dengan faktor cuaca. ”Cabai itu komoditas yang cepat rusak (sehingga tak tahan lama jika disimpan), sedangkan beras belum ada panen,” katanya saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Berdasarkan pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata nasional di tingkat konsumen untuk komoditas cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar Rp 39.400 per kilogram (kg) dan Rp 41.200 per kg pada awal Januari 2020. Pada awal Februari 2020, harga cabai merah dan cabai rawit masing-masing Rp 51.200 per kg dan Rp 57.900 per kg.
Terkait cabai, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui siaran pers menyatakan, peningkatan harga yang terjadi disebabkan oleh musim kemarau panjang pada 2019, khususnya di Pulau Jawa. Akibatnya, masa penanaman cabai pun terlambat.
Oleh sebab itu, Syahrul mengatakan, pemerintah akan mendatangkan pasokan cabai dari Pulau Sulawesi dan Kalimantan ke Jawa. Saat ini, panen cabai tengah terjadi di Sulawesi dan Kalimantan.
Dalam hal ketersediaan bahan pangan pokok secara menyeluruh, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menilai, stok aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Stok pangan dinilai cukup hingga tiga bulan ke depan.
Secara spesifik, Agus mengklaim, harga beras masih tergolong stabil. ”Stok dan pasokan (beras) cukup. Semua (pasokan) dari dalam negeri dan tidak ada dari impor,” ujarnya melalui siaran pers.
Menurut PIHPS, rata-rata nasional harga beras medium pada awal Februari 2020 berkisar Rp 11.650-Rp 11.850 per kg di tingkat konsumen. Padahal, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras menyatakan, HET beras medium sebesar Rp 9.450 per kg (untuk wilayah Jawa, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Lampung, dan Sumatera Selatan), Rp 9.950 per kg (Sumatera selain Sumatera Selatan dan Lampung, Kalimantan, serta Nusa Tenggara Timur), serta Rp 10.250 per kg (Maluku dan Papua).
BPS mendata, harga gabah kering panen di tingkat petani telah mencapai Rp 5.273 per kg pada Januari 2020. Angka ini lebih tinggi 1,13 persen dibandingkan dengan Desember 2019 dan 1,49 persen dibandingkan dengan Januari 2019.
NTP meningkat
Di sisi produsen pertanian, kenaikan harga itu turut berdampak pada peningkatan nilai tukar petani (NTP) yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima terhadap indeks harga yang dibayar. BPS mencatat, NTP pada Januari 2020 secara menyeluruh mencapai 104,16 atau naik 0,78 persen secara bulanan.
Dari subsektornya, NTP tanaman pangan naik 0,13 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi 104,21. NTP hortikultura meningkat 2,05 persen secara bulanan menjadi 105,17.
Akan tetapi, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau turut memiliki andil tertinggi pada indeks konsumsi rumah tangga petani pada Januari 2020. Laju kenaikannya mencapai 1,33 persen.
Kenaikan indeks konsumsi rumah tangga petani secara umum pada Januari 2020 mencapai 0,88 persen. Pengeluaran terbesar dialokasikan untuk komoditas pangan.
Meskipun demikian, Direktur Statistik Harga BPS Nurul Hasanudin berpendapat, harga yang diterima petani masih mampu mengakomodasi kenaikan pengeluaran untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan NTP secara keseluruhan.