Musim Hujan, Harga Cabai dan Bawang di Lampung Naik
Harga cabai keriting, cabai rawit, dan bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Lampung, naik 40-60 persen dalam dua pekan terakhir. Pemicunya curah hujan tinggi di sejumlah daerah produsen.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Harga cabai keriting, cabai rawit, dan bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Lampung, naik 40-60 persen dalam dua pekan terakhir. Pemicunya curah hujan tinggi di sejumlah daerah produsen sehingga membuat pasokan berkurang.
Berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Senin (6/1/2020), harga cabai keriting naik dari Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 60.000 per kilogram. Cabai rawit juga naik dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 65.000 per kg. Sementara bawang merah naik dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.
Pedagang cabai di Pasar Tugu, Ramini (45), mengatakan, kenaikan harga cabai terjadi sebelum perayaan Natal. Namun, harga cabai terus merangkak naik hingga saat ini. ”Sebelum tahun baru, harga cabai paling tinggi Rp 45.000. Saat ini, harga cabai malah semakin tinggi,” kata Ramini.
Menurut dia, kenaikan harga membuat penjualannya menurun. Saat harga belum naik, Ramini bisa menjual hingga 200 kg cabai keriting per hari, tetapi kini hanya 70 kg. Cabai yang dijualnya dipasok dari Jakarta.
Pedagang lain di Pasar Pasir Gintung, Marwiyah (40), mengatakan, musim hujan juga membuat sebagian besar stok cabai dan bawang dalam kondisi basah. Untuk itu, pedagang mengurangi stok agar komoditas pangan itu tidak menumpuk dan membusuk saat penjualan sepi.
”Pembeli juga sedikit kalau harga sedang tinggi seperti sekarang ini,” ujarnya.
Menurut dia, kondisi cuaca diduga menjadi penyebab kenaikan harga bahan pangan. Curah hujan yang tinggi di daerah sentra produksi cabai di Pulau Jawa membuat pasokan berkurang.
Pengiriman cabai dari Jawa ke Lampung juga terkendala akibat banjir yang melanda sejumlah daerah. Akibat stok menipis dan biaya angkut naik, harga cabai menjadi lebih tinggi.
Musim hujan membuat sebagian besar stok cabai dan bawang dalam kondisi basah. Untuk itu, pedagang mengurangi stok agar komoditas pangan itu tidak menumpuk dan membusuk saat penjualan sepi.
Pembeli cabai di Pasar Pasir Gintung, Meli (32), mengeluhkan harga cabai keriting yang terlampau tinggi. Oleh karena itu, dia mengurangi pembelian dari 0,5 kg menjadi 0,25 kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Satria Alam mengklaim, pemerintah daerah telah berhasil menstabilkan harga bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru. Pasar murah yang digelar di sejumlah lokasi membuat tidak ada lonjakan harga yang terlalu signifikan jelang Natal.
Akan tetapi, harga komoditas pangan itu terpantau naik beberapa hari terakhir. Pihaknya akan segera menambah stok komoditas itu agar harga di pasaran kembali stabil.