Diduga Terinfeksi Virus Korona, WNA China Dirawat di Cirebon
›
Diduga Terinfeksi Virus...
Iklan
Diduga Terinfeksi Virus Korona, WNA China Dirawat di Cirebon
Warga negara asing asal Provinsi Hubei, China, berinisial XC (25) dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat. XC diduga terjangkit virus korona tipe baru.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Warga negara asing asal Provinsi Hubei, China, berinisial XC (25) dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat. XC diduga terjangkit virus korona tipe baru. Perempuan tersebut datang bersama empat WNA lainnya ke Cirebon untuk berlatih tari topeng.
XC mulai dirawat di RSUD Gunung Jati sejak Selasa (4/2/2020) sekitar pukul 12.01. Pekerja seni itu datang dengan keluhan demam, batuk, sakit tenggorokan, dan lemah. ”Saat itu suhu pasien 37,7 derajat celsius, tetapi pasien kan mengonsumsi obat penurun panas sehingga pengukuran temperaturnya rancu,” kata Syifa Imelda, dokter spesialis paru yang menangani XC, kepada awak media di Cirebon, Rabu (5/2/2020).
Menurut Syifa, pasien telah mengeluh demam dan sakit tenggorokan sejak Kamis (30/1/2020) sehingga membawa obat penurun panas dari China. Pasien juga tidak memiliki riwayat sakit pneumonia. Itu sebabnya, sesuai koordinasi dengan tim virus korona Jabar, pihaknya memasukkan pasien dalam ruang isolasi. Apalagi, pasien berdomisili di Hubei, China, yang merupakan provinsi tempat virus korona tipe baru merebak.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, pasien tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Sabtu (1/2/2020) pukul 00.51. XC datang bersama LY (27) menggunakan pesawat Cathay Pacific dari Shanghai. Keduanya berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.00 dan sampai di Cirebon pukul 11.00.
Mereka ingin berlatih tari topeng di sebuah sanggar di Desa Barisan, Kecamatan Losari, hingga 12 Februari.
Selain XC dan LY, terdapat LYU (27), YZ (30), dan WZ (33) yang datang menggunakan pesawat China Southern Airlines di Bandara Soekarno-Hatta pukul 12.35. Kecuali WZ, semuanya berjenis kelamin perempuan.
”Mereka ingin berlatih tari topeng di sebuah sanggar di Desa Barisan, Kecamatan Losari hingga 12 Februari,” kata Eni. Selanjutnya, rombongan tersebut berencana ke Yogyakarta pada 17 Februari. Pada Januari 2019, XC diketahui pernah ke Yogyakarta untuk belajar seni pahat.
Hari Minggu (2/2/2020), kelima WNA itu menyaksikan sekitar 50 orang—termasuk warga dari Jawa Tengah—berlatih tari topeng. Latihan berlangsung pukul 09.00-11.00, 15.00-17.00, dan 20.00-23.00. Keesokan harinya, mereka mulai berlatih tari. Namun, XC hanya mengikuti latihan pada sesi pertama karena mengeluh sakit.
Senin malam, XC menderita demam tinggi dan batuk. XC pun dibawa ke RSUD Gunung Jati pada Selasa. Eni menambahkan, ”Sebelum ke Indonesia, pasien sudah mengalami menstruasi. Di China, seorang yang sedang menstruasi harus bedrest (istirahat),” kata Eni. Saat menstruasi, kondisi tubuh biasanya lemah.
Saat ini keempat teman XC, pelatih tari, sopir, dan penerjemah di sanggar tersebut dalam keadaan sehat. Pihaknya belum menemukan gejala demam, batuk, atau sesak napas pada orang-orang yang sempat kontak dengan XC. ”Meski demikian, mereka masuk dalam pemantauan kami. Kalau ada keluhan gejala itu, mereka langsung dibawa ke puskesmas,” ujar Eni.
Wartoni, Koordinator Wilayah Kerja Pelabuhan Cirebon Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung di Kementerian Kesehatan, mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti berapa lama dan melakukan apa saja XC di Shanghai sebelum ke Indonesia. Seperti diketahui, Shanghai termasuk daerah yang teridentifikasi kasus korona jenis baru.
”Yang jelas, WNA, apalagi dari Provinsi Hubei, pasti diperiksa petugas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemeriksaan mulai dilakukan di pesawat, bandara, dan imigrasi. Jadi, ada tiga lapis,” ungkapnya.
Erwin Indra Kusuma, dokter spesialis mikrobiologi klinis yang menangani XC, mengatakan, pemeriksaan suhu tubuh tidak cukup untuk mendeteksi virus korona tipe baru karena virus memiliki masa inkubasi untuk menyerang tubuh. ”Ini juga bergantung pada imunitas. Menstruasi termasuk mengurangi imunitas tubuh sehingga kondisi tubuh bisa jatuh dan baru terasa gejalanya,” katanya.
Direktur Utama RSUD Gunung Jati Ismail Jamaludin mengatakan, kondisi XC saat ini mulai membaik karena demamnya mulai turun. ”Namun, untuk memastikan apakah pasien terinfeksi virus korona jenis baru, tim Kementerian Kesehatan hari ini akan mengambil sampel serum darah, apus hidung dan tenggorokan, serta dahak pasien,” ujarnya.