Banjir dan longsor kembali terjadi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (7/2/2020). Walaupun tidak menelan korban jiwa, setidaknya 41 rumah terendam dan jalan sempat tersendat akibat longsor.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Banjir dan longsor kembali terjadi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (7/2/2020). Walaupun tidak menelan korban jiwa, setidaknya 41 rumah terendam dan jalan sempat tersendat akibat longsor.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, Jumat, mengatakan, banjir terjadi di dua desa, yakni Batai dan Gunung Kembang, di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat.
Ketinggian air di Desa Batai mencapai 2 meter dan sebanyak 26 rumah terendam. Adapun di Desa Gunung Kembang ketinggian air mencapai 1,5 meter dan setidaknya 15 rumah terendam.
Selain banjir, longsor terpantau di tiga lokasi, yakni di jalan raya lintas Lahat di Kelurahan Pagar Agung, Kecamatan Lahat; ruas jalan di Desa Gumay Talang, Kecamatan Gumay Talang; dan di jalan lintas Pagar Alam-Lahat, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat. Akibat kejadian ini, material tanah menutupi jalan dan sempat menyebabkan kemacetan hingga 100 meter.
Timbunan longsor juga mengenai pinggiran rumah warga. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian longsor tersebut.
Ansori mengatakan, banjir dan longsor di Kabupaten Lahat sudah terjadi beberapa kali pada awal tahun 2020. Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, rusaknya kawasan hulu membuat area penyerapan air jauh berkurang.
Untuk mengatasi permasalahan ini, lanjut Ansori, petugas sudah berada di lokasi bencana. Sejumlah petugas sudah bersiaga di dekat lokasi banjir. ”Perahu karet juga telah disediakan jika ada warga butuh bantuan atau perlu dievakuasi,” ujarnya.
Kami tetap menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap potensi longsor dan banjir karena curah hujan masih tinggi.
Terkait longsor di Desa Gumay Talang, sebuah alat berat milik sebuah perusahaan dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor yang menghalangi ruas jalan. Untuk longsor di Kecamatan Pulau Pinang, material longsor disingkirkan secara manual.
Ansori menuturkan, saat ini jalan yang tertimbun longsor sudah bisa dilewati sepeda motor dan mobil. ”Walau demikian, kami tetap mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap potensi longsor dan banjir karena curah hujan masih tinggi,” ucapnya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Bambang Benny Setiadji mengatakan, secara umum kondisi hujan disertai petir dan angin di wilayah Sumsel berpotensi meningkat pada 3-7 Februari 2020 dan akan menurun pada 8-10 Februari 2020. ”Karena itu, warga diminta untuk waspada,” lanjutnya.
Tingginya curah hujan disebabkan oleh aktifnya musim hujan di wilayah Sumsel dengan indikasi masih aktifnya angin muson cina selatan (muson barat) yang sarat uap air. Itulah sebabnya hujan masih mengguyur sejumlah daerah di Sumsel.
Oleh karena itu, ujar Bambang, pihaknya berharap instansi terkait terus melakukan perbaikan infrastruktur agar lebih tahan bencana, membersihkan dan memperbaiki drainase, serta memangkas atau mengurangi dahan dan ranting pohon agar tidak tumbang. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan pada daerah aliran sungai dan menyiapkan kolam-kolam retensi.