Pembangunan Bandara Kediri Ditargetkan Rampung Dua Tahun
›
Pembangunan Bandara Kediri...
Iklan
Pembangunan Bandara Kediri Ditargetkan Rampung Dua Tahun
Pembangunan Bandara Kediri di Jawa Timur ditargetkan rampung tahun 2022. Peletakan batu pertama pembangunan bandara bakal dilakukan April 2020. Bandara ini diharapkan bisa mendukung arus transportasi di selatan Jawa.
Oleh
defri werdiono
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Pembangunan Bandara Kediri di Jawa Timur ditargetkan rampung tahun 2022. Peletakan batu pertama pembangunan bandara bakal dilakukan April 2020. Bandara ini diharapkan bisa mendukung arus transportasi di selatan Jawa Timur.
Pembangunan Bandara Kediri masuk dalam Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018. Berada di sisi timur laut Gunung Wilis, bandara berada di empat desa di tiga kecamatan, yakni Grogol (Kecamatan Grogol), Bulusari dan Tarokan (Kecamatan Tarokan), serta Jatirejo (Kecamatan Banyakan). Bandara ini akan dioperasikan PT Gudang Garam bersama pemerintah pusat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai rapat bersama jajaran pemerintah daerah dan investor di Kediri, Sabtu (15/2/2020), mengatakan, semua pihak sepakat dengan waktu pembangunan Bandara Kediri. Hasil koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Kediri, dan investor PT Gudang Garam, pada April 2020 akan mulai dilakukan peletakan batu pertama. Pembangunan bandara ditargetkan selesai dalam waktu dua tahun.
Hadir dalam rapat di Pendopo Kabupaten Kediri itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, dan Direksi Gudang Garam. Sebelum rapat mengenai bandara, Budi Karya dan pejabat lainnya meresmikan Gedung Rusunawa di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadin Lirboyo, Kota Kediri.
Menurut Budi Karya, pembangunan bandara ini merupakan kabar gembira. Alasannya, ada pihak swasta secara penuh menginvestasikan dananya untuk pembangunan bandara. PT Gudang Garam akan mendapatkan konsesi dengan waktu 30 tahun atau 50 tahun.
”Ini menjadi contoh bagi daerah lain yang punya kemampuan finansial bisa melakukan seperti yang dilakukan Pemkab Kediri, Pemprov Jawa Timur, dan Gudang Garam. Kami mengapresiasi dari teknis sudah selesai semua. Mengenai jalan akses, saluran (drainase) sudah dikoordinasikan dengan Menteri PUPR,” ucapnya.
Ini menjadi contoh bagi daerah lain yang punya kemampuan finansial bisa melakukan seperti yang dilakukan Pemkab Kediri, Pemprov Jawa Timur, dan Gudang Garam.
Mengenai sisa 1,5 hektar (0,6 persen) tanah yang belum selesai dibebaskan, Budi Karya mengatakan, semua dapat diselesaikan dalam waktu dekat melalui konsinyasi. Lokasi tanah yang belum dibebaskan berada di luar runway. Saat ini, luas tanah yang telah dibebaskan mencapai 390 hektar.
Terkait pengelolaan bandara nantinya akan diserahkan kepada Gudang Garam untuk memilih. Namun, pemandu lalu lintas penerbangan tetap harus dikelola Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia.
Keberadaan Bandara Kediri diharapkan bisa melayani warga di Jawa Timur bagian selatan yang cukup padat. Untuk mobilitas, mereka harus didukung transportasi udara. Ada beberapa daerah di sekitar Kediri yang bisa memanfaatkan bandara ini, seperti Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Tulungagung.
”Ini potensi besar. Kalau saja ada 25 persen warga yang bepergian, bandara ini punya prospek ke depan yang bagus,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto. Menurut dia, untuk tahap pertama, Bandara Kediri bisa mengangkut 2,5 juta orang. Saat tahap kedua dirampungkan, bandara diperkirakan bisa membawa 9 juta-10 juta orang.
Menurut Novie, Bandara Kediri akan menyedot penumpang dari kawasan Jawa Timur barat daya yang sebelumnya mengandalkan Bandara Internasional Juanda sebagai titik tolak keberangkatan. Lama waktu tempuh Bandara Juanda dari Kediri adalah 2-2,5 jam.
Mengenai rute dan status bandara apakah nasional atau internasional, Novie mengatakan akan melihat perkembangan lebih dulu. Kalau memang permintaan penerbangan banyak, pihaknya akan memfasilitasi Bandara Kediri berstatus internasional.
Bupati Kediri Haryanti Sutrisno mengatakan, ada sisa 10 rumah yang belum dibebaskan di Desa Grogol. ”Kami sudah beri tahu berkali-kali, mulai dari forum komunikasi pimpinan daerah sampai staf ahli menteri, bahwa batas waktunya 31 Januari 2020. Setelah itu, sisanya akan diselesaikan melalui konsinyasi,” katanya.