Pembersihan Limbah Radioaktif di Serpong Capai 90 Persen
›
Pembersihan Limbah Radioaktif ...
Iklan
Pembersihan Limbah Radioaktif di Serpong Capai 90 Persen
Limbah sesium 137 di perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, Banten, terus dibersihkan sehingga laju paparan radiasinya kini semakin berkurang. Setelah bersih, lahan di situ akan dipulihkan kembali.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra & M Zaid Wahyudi
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pembersihan area kosong yang terpapar radiasi tinggi di perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, Banten, selama enam hari telah menurunkan laju paparan radiasi sesium 137. Jika semula radiasi di tempat itu mencapai 200 mikroSievert per jam, kini hanya 7 mikroSievert per jam.
Walau demikian, besaran paparan radiasi itu masih di atas normal. Suatu area dinyatakan bersi, jika paparan radiasinya mencapai 0,03 mikroSievert per jam. Untuk itu, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) akan terus membersihkan area yang tercemar.
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Batan Heru Umbara, di Tangerang Selatan, Selasa (18/2/2020), mengatakan, penurunan paparan radiasi sudah berada di atas 90 persen. Dalam beberapa hari ke depan, lokasi yang terpapar radiasi tinggi diharapkan benar-benar bersih dari radiasi.
”Tingkat paparan radiasi sekarang makin kecil,” ujarnya. Dengan bantuan alat berat, pengerukan tanah yang terpapar radiasi jadi lebih cepat.
Setelah bersih, langkah berikutnya adalah remediasi atau pemulihan. Bekas kerukan akan diuruk tanah baru. Pohon di sekitar area terkontaminasi, khususnya tanaman berbuah, akan ditebang guna menghindarkan risiko dikonsumi hewan atau manusia.
Selama enam hari pembersihan, tim mengangkut 199 drum tanah dan tumbuhan ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan. Setiap hari, 38 petugas dikerahkan untuk membersihkan lokasi.
Heru memperkirakan proses pembersihan area dapat diselesaikan lebih cepat dari rencana 20 hari. Rabu (19/2/2020), tim menargetkan menyelesaikan pengambilan tanah di lokasi yang terpapar radiasi.
Selama ini, pengambilan tanah kerap terkendala hujan. Saat hujan, pembersihan harus dihentikan agar zat radioaktif tidak makin menyebar dengan bantuan aliran air hujan.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menyerahkan proses penanganan lokasi terpapar radioaktif kepada Batan dan Bapeten. Proses pembersihan dan pemulihan diharapkan bisa tuntas secepatnya.
Terkait kondisi sembilan warga perumahan Batan Indah yang menjalani pemeriksaan paparan radiasi (whole body counting/WBC) di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Batan, Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohar memperkirakan hasilnya baru bisa diketahui dua hari kemudian. Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan mengatakan, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan WBC membutuhkan waktu.
Proses pemeriksaan itu menyasar warga yang diduga kerap beraktivitas di sekitar lokasi sumber radiasi. Salah satunya Kusno (64), warga perumahan Batan Indah. Selain karena sering berkegiatan di sekitar lokasi, jarak rumah Kusno dengan lokasi hanya 40 meter.
Kesembilan warga yang menjalani WBC telah dipulangkan dan beraktivitas biasa. Kusno mengaku tidak mengalami sakit atau keluhan apa pun pasca ditemukannya material yang mengandung radioaktif tinggi di dekat tempat tinggalnya.
Meski demikian, pantauan Kompas di perumahan Batan Indah, Selasa (18/2/2020) sore, warga memilih beraktivitas sejauh mungkin dari area tanah kosong yang telah dipasang garis kuning oleh polisi.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro, peristiwa ini menunjukkan proses surveilans dengan menggunakan sensor radioaktif Bapeten berjalan baik, bisa menangkap paparan radiasi tinggi di tempat tak lazim. ”Ini bagian dari kesiapsiagaan Indonesia jika nanti membangun pembangkit listrik tenaga nuklir,” katanya.
Bambang menegaskan, bukan hanya untuk pembangkit listrik, nuklir di Indonesia banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian, kedokteran, farmasi, hingga industri. Pemanfaatan riset nuklir itu bahkan bisa menggerakkan sejumlah usaha kecil dan menengah di daerah.