Muhibah Raja Belanda Tegaskan Komitmen pada Sawit Berkelanjutan
›
Muhibah Raja Belanda Tegaskan ...
Iklan
Muhibah Raja Belanda Tegaskan Komitmen pada Sawit Berkelanjutan
Raja Willem-Alexander akan berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Lawatannya ke Indonesia untuk semakin mengeratkan hubungan Jakarta-Den Haag lewat ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
DEN HAAG, KOMPAS — Raja Belanda Willem-Alexander menegaskan dukungan pada industri sawit berkelanjutan dan lingkungan hidup. Penegasan itu bagian dari lawatannya ke Indonesia pada Maret 2020.
Bersama ratusan pengusaha yang mewakili 135 perusahaan di Belanda, Raja Willem-Alexander akan melawat ke Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Utara. Dalam pernyataan kepada sejumlah jurnalis Indonesia, Rabu (19/2/2020), di Den Haag, Raja Willem-Alexander menjelaskan, kunjungan ke Kalimantan untuk menunjukkan pelestarian lingkungan hidup dan sawit berkelanjutan.
Pernyataan Raja Willem-Alexander menegaskan posisi Belanda dalam isu sawit Indonesia. Pada September 2019, Indonesia-Belanda menandatangani nota kesepahaman soal sawit berkelanjutan. Belanda akan membantu petani kecil Indonesia mendapat sertifikasi berkelanjutan untuk sawit mereka. Sertifikat itu akan membantu mereka menunjukkan kepada pasar bahwa mereka tidak merusak lingkungan hidup.
Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Belanda Stefanus Abraham Blok menyebut, Den Haag tidak mendukung larangan impor minyak sawit yang diterapkan Uni Eropa. Belanda memilih mendorong sawit memenuhi standar keberlanjutan. Meskipun demikian, Den Haag menghormati proses sengketa yang sedang ditempuh Indonesia dan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait sawit.
Raja Willem-Alexander menyebut, keberlanjutan dan pelestarian lingkungan hidup harus menjadi kesadaran semua pihak. Tokoh publik seperti dirinya berperan penting untuk meningkatkan kesadaran itu.
Ekonomi dan pendidikan
Kunjungan ke Kalimantan akan dilakukan setelah lawatan di Jakarta dan Yogyakarta. Di Jakarta, Raja Willem-Alexander akan berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan Taman Pemakaman Menteng Pulo. Di Menteng Pulo terkubur ribuan tentara Belanda yang tewas selama periode 1941-1949. Selain ziarah, ia akan dijamu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat.
Raja Willem-Alexander mengatakan, lawatannya ke Indonesia untuk semakin mengeratkan hubungan kedua negara. Lewat muhibah itu, ia berharap ada kemitraan lebih erat Jakarta-Den Haag antara lain lewat ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.
Karena itu, selain karena alasan pribadi, ia juga melawat ke Yogyakarta dan Sumatera Utara. Yogyakarta dipilih karena berperan penting dalam pengembangan kebudayaan dan pendidikan. Sektor pendidikan menjadi salah satu fokus kerja sama yang didorong lewat lawatannya ke Indonesia. Selama ini, Yogyakarta menjadi salah satu tujuan para pelajar Belanda untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.
Secara resmi, lawatan Maret 2020 adalah kunjungan kedua Raja Willem-Alexander ke Yogyakarta. Pada 1995, dalam status sebagai Putra Mahkota Kerajaan Belanda, ia mendampingi ibunya, Ratu Beatrix, melawat ke Yogyakarta. Seperti dalam lawatan 1995, Willem-Alexander akan kembali menjadi tamu Sultan Hamengku Buwono X dalam muhibah 2020.
Pentingnya pendidikan juga ditunjukkan lewat kunjungan ke Institut Teknologi Del di Sumatera Utara. Institut dekat Danau Toba itu bekerja sama sejumlah lembaga pendidikan Belanda. Lokasinya yang dekat dengan Danau Toba juga menjadi alasan institut itu disambangi Raja Willem-Alexander.
Kunjungan ke Danau Toba juga untuk melihat upaya pemulihan lingkungan pada danau yang terancam pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok tersebut. Rekayasa teknologi terkait air, termasuk pemulihan lingkungan air, telah menjadi salah satu keahlian Belanda selama ratusan tahun. Belanda ingin terlibat dalam pemulihan kondisi Danau Toba.
Selain isu lingkungan, seperti halnya lawatan ke Yogyakarta, kunjungan ke Danau Toba juga untuk mendukung pariwisata. Secara global, 10 persen perekonomian masa kini digerakkan oleh pariwisata. Dengan kontribusi sebesar itu, diperlukan inovasi untuk mempertahankan keberlangsungan pariwisata. Sebab, gangguan pada sektor pariwisata bisa berdampak pada perekonomian.
Isu lain yang sangat penting dari lawatan Raja Willem-Alexander adalah kerja sama ekonomi. Perwakilan dari 135 perusahaan Belanda akan ikut dalam rombongan muhibahnya. ”Semuanya perusahaan bonafide dan berpeluang berinvestasi besar di Indonesia. Perwakilan sudah diseleksi oleh Kadin Belanda. Kalau tidak diseleksi, banyak sekali perwakilan perusahaan Belanda mau ikut,” kata Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja.
Menjelang lawatan itu, Kedutaan Besar RI di Den Haag menggelar sejumlah pertemuan dengan para perwakilan pengusaha Belanda. Mereka terutama diberi informasi kondisi terakhir Indonesia dan peluang usaha yang bisa dimasuki. Mereka juga mendapat informasi soal sosial budaya dan sejarah dalam hubungan Indonesia-Belanda. Informasi itu akan membantu mereka memahami Indonesia.