Kapasitas Rumah Sakit Rujukan di Bali Memenuhi Standar, Masyarakat Jangan Panik
›
Kapasitas Rumah Sakit Rujukan ...
Iklan
Kapasitas Rumah Sakit Rujukan di Bali Memenuhi Standar, Masyarakat Jangan Panik
Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan tiga rumah sakit daerah di Bali sebagai rumah sakit rujukan untuk menangani kasus penyakit akibat virus korona baru (Covid-19).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan tiga rumah sakit daerah di Bali sebagai rumah sakit rujukan untuk menangani kasus penyakit akibat virus korona baru (Covid-19). Kapasitas tiga rumah sakit rujukan di Bali itu, yakni RS Umum Pusat Sanglah Denpasar, RS Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, dan RS Umum Tabanan, saat ini masih memadai. RSUP Sanglah Denpasar memiliki ruang bertekanan negatif untuk menangani penyakit menular.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya mengatakan, Pemprov Bali sudah menyiapkan prosedur mitigasi yang mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara lain penyediaan ruang isolasi untuk penanganan penyakit menular.
Terkait kesiapan penanganan kasus Covid-19 di Bali, ujar Suarjaya ketika dihubungi Kompas, Rabu (4/3/2020), Pemprov Bali menyiapkan tiga rumah sakit rujukan, yakni RSUP Sanglah Denpasar dengan 4 ruang isolasi, RSUD Sanjiwani Gianyar dengan 1 ruang isolasi, dan RSU Tabanan dengan 2 ruang isolasi.
Secara prinsip, RSUP Sanglah sebagai rumah sakit rujukan akan menerima semua pasien rujukan sesuai kapasitas di rumah sakit ini. (Sajinadiyasa)
Ketua Tim Tata Laksana Covid-19 RSUP Sanglah I Gede Ketut Sajinadiyasa menyatakan, RSUP Sanglah memiliki empat ruang isolasi bertekanan negatif di Ruang Nusa Indah untuk merawat pasien dengan kasus penyakit menular, termasuk penyakit akibat virus korona baru.
Setiap ruang isolasi itu memiliki satu tempat tidur. Di samping empat ruang isolasi bertekanan negatif, menurut Sajinadiyasa, RSUP Sanglah juga menyiapkan 18 tempat tidur tambahan untuk mengantisipasi peningkatan kasus kecurigaan Covid-19.
”Secara prinsip, RSUP Sanglah sebagai rumah sakit rujukan akan menerima semua pasien rujukan sesuai kapasitas di rumah sakit ini,” kata Sajinadiyasa di RSUP Sanglah, Denpasar, Rabu.
Secara terpisah, Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar Ida Komang Upeksa mengatakan, kapasitas ruang isolasi di RSUD Sanjiwani Gianyar memadai untuk merawat dan menangani pasien yang dicurigai sebagai kasus Covid-19 meskipun ruang isolasi RSUD Sanjiwani Gianyar belum dilengkapi ruang bertekanan negatif.
”Ruang isolasinya sudah sesuai standar penanganan kasus penyakit menular. Ruangannya terpisah dengan ruang perawatan lain dan aksesnya pun berbeda,” kata Upeksa kepada Kompas.
Hal senada Upeksa disampaikan Direktur RSU Tabanan I Nyoman Susila. Menurut Susila, RSU Tabanan memiliki dua ruang isolasi dengan kapasitas tujuh tempat tidur bagi pasien dengan kasus penyakit menular, termasuk Covid-19. RSU Tabanan saat ini masih menangani dua pasien dengan status dalam pengawasan di ruang isolasi Cempaka.
”Sebenarnya, seluruh rumah sakit daerah di Bali yang memiliki ruang isolasi bagi penyakit menular dapat digunakan. Namun, pemerintah menyiapkan tiga rumah sakit rujukan sebagai bentuk mitigasi Bali menghadapi Covid-19,” kata Susila.
Sanitasi
Dalam siaran pers Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada 3 Maret 2020 mengenai situasi Bali dan langkah mitigasi Bali menghadapi Covid-19 disebutkan belum ditemukan kasus positif Covid-19 di Bali.
Dari keseluruhan 29 pasien dengan gejala yang dicurigai sebagai akibat Covid-19, seperti gejala demam, batuk, dan pilek serta memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, sebanyak 22 pasien sudah dinyatakan negatif Covid-19 dan 7 pasien lainnya menunjukkan gejala klinis membaik meskipun masih menunggu hasil laboratorium.
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai salah satu pintu masuk internasional di Bali sudah melaksanakan penapisan dan pemantauan kedatangan penumpang termasuk wisatawan dengan mengoperasikan alat pendeteksi suhu tubuh dan menempatkan petugas kesehatan di terminal kedatangan internasional.
Pemerintah berharap masyarakat tetap tenang dan tidak panik karena pemerintah sudah menyiapkan sistem manajemen pengurang risiko kejadian Covid-19 sesuai standar WHO.
Mengantisipasi potensi penyebaran virus, termasuk Covid-19, di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, PT Angkasa Pura I (Persero) bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar pada Selasa (3/3/2020) malam menggelar prosedur disinfeksi pada bangunan terminal dan fasilitasnya, terutama sarana yang sering bersentuhan langsung dengan pengguna jasa bandara.
Proses disinfeksi pada fasilitas terminal meliputi tray atau wadah bagasi penumpang, troli bagasi, pegangan eskalator, tombol lift, bangku atau kursi penumpang, keran wastafel, keran air minum, fasilitas pojok internet dan area bermain anak-anak, dan tempat sampah. Pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai juga sudah menyediakan fasilitas kebersihan tangan (hand sanitizer) di area terminal.
Terkait langkah pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai itu, Sajinadiyasa menyatakan, prosedur disinfeksi menjadi langkah pencegahan penyebaran penyakit dari aspek lingkungannya. ”Ini penting mengingat patologi Covid-19 adalah droplet (partikel cairan) sehingga langkah gerakan masyarakat hidup sehat menjadi salah satu aspek pencegahannya,” kata Sajinadiyasa.