Warga Lampung Minta Pemda Rutin Lakukan Pengasapan
›
Warga Lampung Minta Pemda...
Iklan
Warga Lampung Minta Pemda Rutin Lakukan Pengasapan
Demam berdarah dengue terjadi di seluruh 15 kabupaten dan kota di Lampung. Ibu bayi dan ibu hamil juga terjangkit. Warga meminta pemerintah rutin melakukan pengasapan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Demam berdarah dengue atau DBD semakin mengkhawatirkan masyarakat Lampung. Kasus DBD terjadi di seluruh 15 kabupaten dan kota di Lampung. Bahkan, ibu bayi dan ibu hamil juga terjangkit.
Atiah (36), pasien yang dirawat di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT), Bandar Lampung, telah menjalani perawatan selama empat hari karena DBD. Saat ditemui pada hari Kamis (12/3/2020) di ruang perawatan, kondisi Atiah membaik dan sudah diizinkan pulang ke rumahnya.
”Trombosit saya sudah normal dan dokter sudah mengizinkan untuk pulang ke rumah,” ujarnya.
Saat datang ke rumah sakit, dia demam tinggi, pusing, mual-mual, dan mengalami pendarahan di bagian hidung. Atiah yang sedang hamil delapan bulan itu juga sempat mengalami pendarahan di organ vitalnya pada hari kedua saat masa perawatan.
Atiah mengaku sempat takut pendarahan itu akan berdampak buruk pada janinnya. Beruntung, dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan kondisi kandungan Atiah baik-baik saja.
Di rumah sakit yang sama, Ilham Maulana (7), anak kedua Atiah, juga dirawat karena DBD. Ilham pun masih berbaring di ruang perawatan anak yang berada di depan kamar tempat Atiah dirawat.
Sebelum dirujuk ke rumah sakit, mereka sudah berobat ke puskesmas terdekat karena demam tinggi. Saat itu, dokter di puskesmas juga telah melakukan tes darah. Namun, dokter belum menyatakan DBD.
Satu minggu setelah demam tinggi, Atiah kaget karena hidungnya mengeluarkan darah. Dia pun langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Satu hari setelah dia dirawat, Ilham yang juga terkena dirujuk ke rumah sakit yang sama.
Atiah mengatakan, lingkungan tempat tinggalnya di Desa Sumber Sari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, memang masih banyak kebun kosong. Selain itu, sebagian besar warga memelihara sapi dan kandangnya ada di belakang rumah. ”Memang banyak nyamuk di kebun atau di dekat kandang,” ujar Atiah.
Dia mengaku sudah melaporkan dan meminta pemerintah melakukan pengasapan di wilayahnya. Dia berharap pengasapan bisa segera dilakukan agar tidak ada lagi warga di desanya yang terjangkit DBD.
Sutarman (40) mengatakan, Sela, anak ketiganya yang berusia satu tahun, sudah dirawat empat hari karena DBD. Hingga Kamis, bayi perempuan itu masih diinfus. Dia juga masih demam disertai munculnya bintik merah di tangan dan kaki. Sutarman berharap anaknya bisa segera sembuh.
Menurut dia, petugas sudah sempat melakukan pengasapan di lingkungan tempat tinggalnya. Pengasapan dilakukan di parit dan selokan. Dia berharap pemerintah bisa rutin melakukan pengasapan untuk pencegahan DBD karena musim hujan masih terjadi di Lampung.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, sepanjang Februari 2020, jumlah penderita DBD sebanyak 1.406 orang dengan korban meninggal lima orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan pada bulan sebelumnya. Pada Januari 2020, jumlah penderita DBD tercatat 1.066 orang dan lima orang meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana menuturkan, pihaknya sudah membantu dinas kesehatan di tingkat kabupaten atau kota untuk melakukan pencegahan. Selain memberikan alat untuk pengasapan, Pemerintah Provinsi Lampung juga memberikan bubuk Abate untuk dibagikan kepada rumah tangga. Masyarakat juga diimbau agar bergotong royong secara rutin membersihkan lingkungan.