RSPI Sulianto Saroso Tutup Layanan Rawat Inap Pekan Depan
›
RSPI Sulianto Saroso Tutup...
Iklan
RSPI Sulianto Saroso Tutup Layanan Rawat Inap Pekan Depan
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso akan menutup layanan bagi pasien rawat inap mulai Senin (16/3/2020). Ini dilakukan agar penanganan terhadap pasien positif Covid-19 di rumah sakit itu optimal.
Oleh
sekar gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso akan menutup layanan bagi pasien rawat inap mulai Senin (16/3/2020). Ini dilakukan agar penanganan terhadap pasien positif Covid-19 di rumah sakit itu optimal.
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril Mansyur mengatakan, rumah sakitnya akan fokus menangani kasus Covid-19 yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Kebijakan ini berlaku hingga pandemi global ini berakhir di Indonesia.
”Pasien yang sekarang dirawat mungkin akan dipulangkan. Kemungkinan lain adalah memindahkan mereka ke rumah sakit lain yang bekerja sama dengan kami,” kata Syahril di Jakarta, Jumat (13/3).
RSPI Sulianto Saroso memiliki 11 unit isolasi yang disiapkan bagi pasien Covid-19. Ada 11 unit isolasi tambahan yang akan tersedia. Unit isolasi bakal ditambah secara bertahap hingga 140 unit.
Hingga Jumat pukul 17.30, ada 40 pasien korona yang dirawat di RSPI Sulianto Saroso. Dari jumlah itu, delapan orang dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-19 dan 32 lainnya negatif. Dari delapan pasien positif, dua di antaranya dinyatakan sembuh.
”Besok (Sabtu) akan ada dua pasien dalam pengawasan yang akan masuk rumah sakit kami. Adapun satu tambahan pasien positif korona yang akan masuk,” kata Syahril.
Pasien yang sekarang dirawat mungkin akan dipulangkan. Kemungkinan lain adalah memindahkan mereka ke rumah sakit lain yang bekerja sama dengan kami.
Tantangan
Jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat yang menangani Covid-19 di RSPI Sulianto Saroso dinilai kurang. Tantangan lain yang dihadapi rumah sakit ini adalah potensi terbatasnya alat pelindung diri.
”Rumah sakit lain akan turut membantu jika tenaga kesehatan kurang. Di sisi lain, kami punya persediaan alat pelindung diri yang cukup kira-kira untuk sebulan ke depan,” kata Syahril.
Di sisi lain, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengumumkan jumlah kasus positif korona meningkat jadi 69 kasus per Jumat sore. Dari jumlah itu, empat orang di antaranya meninggal dunia. Sebelumnya, ada 35 kasus positif korona di Indonesia.
Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Kuntjoro Adi Purjanto mengatakan, pemerintah tengah berupaya agar alat pelindung diri tersedia bagi semua rumah sakit rujukan di Indonesia. Ada 132 rumah sakit rujukan bagi pasien dalam pengawasan di 34 provinsi. Beberapa di antaranya kekurangan alat pelindung diri, seperti di Ambon dan Kalimantan Timur.
Eskalasi kasus positif korona di Indonesia perlu dibarengi dengan kesiapan semua rumah sakit rujukan. Puskesmas dan masyarakat juga diminta siap dan tanggap terhadap wabah ini. Menurut Kuntjoro, wacana menambah rumah sakit rujukan perlu diskusi dengan semua pemangku kepentingan terkait.
”Saya yakin semua rumah sakit siap menghadapi kasus ini. Rumah sakit yang telah melakukan akreditasi pasti punya prosedur pencegahan infeksi yang terukur. Pada umumnya juga semua rumah sakit memiliki ruang isolasi,” kata Kuntjoro.
Ia juga mewajibkan semu rumah sakit di Indonesia untuk memperketat program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Progaram ini meliputi antara lain membatasi transmisi organisme dengan penggunaan sarung tangan atau mencuci tangan, melakukan disinfeksi, serta memastikan kebersihan lingkungan rumah sakit dan semua fasilitas.