Pasien Positif Covid-19 di Sumut 8 Orang, ODP Mencapai 1.391 Orang
›
Pasien Positif Covid-19 di...
Iklan
Pasien Positif Covid-19 di Sumut 8 Orang, ODP Mencapai 1.391 Orang
Jumlah pasien positif Covid-19 di Sumatera Utara bertambah dari dua menjadi delapan pada Selasa (24/3/2020). Jumlah pasien dalam pengawasan diperkirakan bisa meningkat signifikan,
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Jumlah pasien positif Covid-19 di Sumatera Utara bertambah dari dua menjadi delapan orang pada Selasa (24/3/2020). Jumlah pasien dalam pengawasan diperkirakan bisa meningkat signifikan mengingat jumlah orang dalam pantauan meningkat signifikan dari 763 menjadi 1.391.
“Kami meminta masyarakat mengisolasi diri di rumah selama 14 hari ke depan dan hanya keluar jika ada hal mendesak. Tempat yang mendatangkan keramaian juga harus ditutup sementara waktu ini,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis dalam konferensi pers yang disiarkan dari Medan melalui saluran Youtube, Selasa (24/3/2020).
Riadil mengatakan, penyebaran Covid-19 di Sumut bisa meningkat pesat jika masyarakat tidak mematuhi larangan keluar rumah dan menutup tempat yang mendatangkan keramaian. Kebutuhan rumah sakit isolasi untuk merawat pasien dalam pengawasan (PDP) pun diperkirakan bisa bertambah terus jika masyarakat tidak mematuhi larangan keluar rumah.
Penyebaran Covid-19 di Sumut bisa meningkat pesat jika masyarakat tidak mematuhi larangan keluar rumah dan menutup tempat yang mendatangkan keramaian. (Riadil Akhir Lubis)
Pantauan Kompas, suasana di Kota Medan lebih sepi dari hari biasa. Sejumlah tempat usaha mulai tutup. Namun, masih banyak kafe, restoran, dan pusat perbelanjaan yang masih buka. Akan tetapi, pengunjung kafe pun tampak sepi seperti yang terlihat di Jalan Wahid Hasyim.
Kafe yang biasanya menjadi tempat nongkrong hanya dikunjungi sekitar lima orang. Beberapa tampak tanpa pengunjung dan sejumlah restoran tampak tutup.
Pusat jajanan Merdeka Walk Medan di pusat kota Medan pun sudah ditutup. Sebuah spanduk pengumuman penutupan dipasang di pintu utama Merdeka Walk. Namun, pusat jajalan itu masih melayani pesanan makanan yang dibawa ke rumah, tetapi tidak melayani pesanan makan di tempat. Sopir ojek daring tampak mengantre di restoran cepat saji.
Riadil mengatakan, pembatasan aktivitas masyarakat di Kota Medan sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19. Jumlah PDP yang dirawat di ruang isolasi sudah mencapai 53 orang, bertambah tiga orang dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Melihat jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yang sudah mencapai 1.391 orang, lanjut Riadil, jumlah PDP diperkirakan bisa bertambah dalam dua minggu ke depan. Karena itu, Gugus Tugas Sumut menyiapkan rumah sakit evakuasi dengan total kapasitas 484 kamar isolasi. ”Besok Rumah Sakit dr GL Tobing di Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang, sudah siap beroperasi dengan kapasitas 49 kamar isolasi,” kata Riadil.
Jumlah PDP diperkirakan bisa bertambah dalam dua minggu ke depan. (Riadil Akhir Lubis)
Selain itu, rumah sakit evakuasi lainnya yang sedang dalam persiapan adalah RS Martha Friska berkapasitas 230 kamar dan RS Sari Mutiara Medan berkapasitas 25 kamar. ”Jika masih terus terjadi peningkatan, kami siapkan cadangan kedua, yakni Wisma Atlet Sumut, sejumlah tempat diklat, dan hotel dengan kapasitas hingga 1.000 kamar,” kata Riadil.
Riadil mengatakan, jumlah alat pelindung diri untuk tenaga medis di Sumut masih mencukupi karena mereka baru mendapat kiriman dari Kementerian Kesehatan 350 buah. Sebanyak 4.000 buah lainnya pun masih dalam perjalanan.
Menurut Riadil, jumlah ODP yang paling banyak berada di Kota Medan. Karena itu, persiapan utama pun paling banyak di Medan.
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, ia menggerakkan seluruh perangkat pemerintahan Kota Medan dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan, hingga lingkungan untuk memaksimalkan isolasi masyarakat di dalam rumah. ”Pantauan kami, keramaian di ruang publik sudah berkurang jauh dari hari biasa,” kata Akhyar.
Sementara itu, Ketua Himpunan Masyarakat Nias Indonesia Sumatera Utara Turunan Gulo mengatakan, pemerintah juga perlu menyiapkan skema penanganan Covid-19 di lima kabupaten/kota di Kepulauan Nias. ”Kami melihat sampai saat ini belum ada skema penanganan jika ditemukan kasus terkait Covid-19 di Kepulauan Nias,” ujarnya.
Di Kepulauan Nias juga belum ada rumah sakit rujukan yang disiapkan pemerintah. Jika ada pasien terduga Covid-19, warga belum mengetahui bagaimana skema penanganannya.
Kepulauan Nias rawan terkena Covid-19 karena terbukanya jalur transportasi udara Medan-Nias, Padang-Nias, dan Jakarta-Nias. Jalur laut juga terbuka dari Sibolga ke Gunung Sitoli dan Nias Selatan. ”Kami minta pemerintah menjelaskan bagaimana skema penanganan Covid-19 di Kepulauan Nias,” kata Gulo.