Empat Kluster Penyebaran Covid-19 di Jawa Barat Dipetakan
Sejumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Barat menyebar melalui empat kluster. Warga yang mengikuti kegiatan itu diimbau melaporkan ke dinas kesehatan masing-masing agar penyebarannya bisa dipetakan dan tidak meluas.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sejumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Barat menyebar melalui empat kluster. Pemerintah mengimbau warga yang mengikuti kegiatan itu melaporkan ke dinas kesehatan masing-masing agar diperiksa sehingga penyebaran penyakit akibat virus korona baru (SARS-CoV-2) tersebut bisa dipetakan dan tidak semakin meluas.
Empat kluster itu terdiri dari seminar ekonomi syariah di Kabupaten Bogor dan seminar kegiatan gereja di Kota Bogor pada akhir Februari lalu. Sementara dua kegiatan lainnya adalah seminar gereja di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada awal Maret serta Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar di Kabupaten Karawang, 9 Maret 2020.
”Ini adalah temuan dari hasil tes mandiri yang kami lakukan sejak delapan hari lalu,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (24/3/2020).
Peserta dari empat kegiatan itu diharapkan proaktif melaporkan diri ke fasilitas kesehatan untuk mengendalikan penyebarannya. Sebab, Pemerintah Provinsi Jabar akan melakukan tes cepat secara masif kepada warga yang berisiko tertular Covid-19.
”Bahkan, peserta seminar di Lembang mencapai 2.000 orang dibagi dalam empat sesi. Jadi, diharapkan segera melapor ke dinas kesehatan setempat untuk rapid test (tes cepat),” ujarnya.
Bahkan, peserta seminar di Lembang mencapai 2.000 orang dibagi dalam empat sesi. Jadi, diharapkan segera melapor ke dinas kesehatan setempat untuk tes cepat. (Ridwan Kamil))
Musda Hipmi Jabar di Karawang dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Ridwan Kamil. Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana yang datang ke acara itu positif terinfeksi Covid-19.
Kamil mengaku akan segera melakukan tes Covid-19. ”Saya bersama istri (Atalia Praratya) akan kembali menjalani tes untuk memastikan kesehatan kami,” ujarnya.
Sebelumnya, Kamil bersama istrinya mengikuti tes oleh Laboratorium Kesehatan Jabar, Minggu (15/3/2020). Tes ini dilakukan karena pada awal Maret Kamil bertemu dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hingga Selasa sore, pasien positif Covid-19 di Jabar berjumlah 59 orang. Jumlah itu tidak bertambah dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Lima pasien sembuh dan sembilan pasien meninggal.
Peserta dari empat kegiatan itu diharapkan proaktif melaporkan diri ke fasilitas kesehatan untuk mengendalikan penyebarannya.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, Pemprov Jabar memiliki 34 RS rujukan dengan kapasitas sekitar 1.000 orang untuk menampung pasien Covid-19.
Delapan RS berstatus rujukan ring satu ialah RS Hasan Sadikin (Kota Bandung), RS Paru Dr H A Rotinsulu (Kota Bandung), RS Dr Slamet (Kabupaten Garut), RS Gunung Jati (Kota Cirebon), RS R Syamsudin (Kota Sukabumi), RSUD Indramayu, RS Dustira (Kota Cimahi), dan RS Paru Cisarua (Kabupaten Bogor).
Tes cepat
Pemerintah Provinsi Jabar siap melakukan tes cepat masif Covid-19 di sejumlah kabupaten/kota, Rabu (25/3/2020). Tes tidak untuk semua orang, tetapi yang berisiko tertular.
Tes diawali oleh warga yang masuk kategori A, yaitu masyarakat dengan risiko tertular Covid-19 paling tinggi. Kelompok ini meliputi orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), beserta keluarga atau orang yang melakukan interaksi dengan mereka, termasuk petugas kesehatan yang merawat.
”Tes dilakukan di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan. Dalam 15 menit akan keluar hasilnya,” ujarnya.
Kategori B merupakan masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya rawan tertular. Kategori C meliputi masyarakat dengan gejala penyakit Covid-19. Gejala itu harus merujuk keterangan dari fasilitas kesehatan, bukan mendiagnosis diri sendiri.
Pemprov Jabar telah menerima 20.000 alat tes cepat dari pemerintah pusat dan sudah dibagikan ke 27 kabupaten/kota di Jabar. ”Kami juga mendapatkan hampir 20.000 APD (alat pelindung diri) dan sudah disebarkan ke rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya,” ucapnya.
Penggeseran anggaran
Kamil menuturkan, pihaknya akan segera melakukan penggeseran anggaran untuk memperkuat dana kedaruratan dalam menangani Covid-19. Revisi anggaran itu juga dialokasikan untuk dana jaringan pengamanan sosial, terutama di bidang pangan.
”Ini sesuai arahan Presiden (Joko Widodo). Anggaran perjalanan dinas dan lainnya yang tidak prioritas akan digeser,” ujarnya.
Pemprov Jabar telah membelanjakan Rp 48 miliar untuk membeli tes kit, masker, dan keperluan lain dalam menangani Covid-19. Kamil mengatakan, pihaknya akan menyiapkan anggaran hingga Rp 500 miliar.
”Anggaran ini sedang didiskusikan dengan DPRD Jabar untuk dicari sumber-sumbernya. Anggaran juga disiapkan untuk subsidi sembako,” ujarnya.