Dinilai Efektif Kurangi Aktivitas Masyarakat, Penutupan Ruas Jalan di Medan Diperluas
›
Dinilai Efektif Kurangi...
Iklan
Dinilai Efektif Kurangi Aktivitas Masyarakat, Penutupan Ruas Jalan di Medan Diperluas
Penutupan sejumlah ruas jalan di Medan, Sumatera Utara, akan diperluas setelah diterapkan selama tiga hari. Penutupan jalan dinilai efektif mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah guna memutus penyebaran Covid-19.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penutupan sejumlah ruas jalan di Medan, Sumatera Utara, akan diperluas setelah diterapkan selama tiga hari. Penutupan jalan dinilai efektif mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah guna memutus penyebaran Covid-19.
”Hasil evaluasi kami, penutupan sejumlah ruas jalan sangat efektif untuk mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah. Tempat keramaian seperti kafe, restoran, rumah makan, dan pusat perbelanjaan pun kini mulai tutup setelah ada penutupan jalan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Medan Iswar Lubis, Senin (30/3/2020).
Covid-19 semakin meluas di Sumut. Pasien positif sebanyak 20 orang dan pasien dalam pengawasan 76 orang. Jumlah orang dalam pemantauan meningkat dari 2.556 orang menjadi 2.909 orang.
Penutupan jalan dilakukan hampir di seluruh pintu masuk ke pusat Kota Medan mulai dari sisi timur, selatan, barat, hingga utara. Ruas jalan yang ditutup antara lain Jalan Sisingamangaraja XII, Brigjen Katamso, Letjen Jamin Ginting, Setia Budi, Gatot Subroto, dan Sunggal.
Ruas jalan lainnya yang ditutup adalah Jalan Yos Sudarso, Adam Malik, Gaharu, Perintis Kemerdekaan, Sutomo, dan Letda Sujono. Penutupan jalan tidak dilakukan di sepanjang ruas jalan, tetapi di beberapa persimpangan saja.
Berdasarkan hasil evaluasi pemerintah, kata Iswar, pihaknya akan memperluas penutupan jalan di sisi utara, yakni jalan menuju Medan Belawan. Pemerintah akan menutup empat titik jalan di Jalan Veteran Raya dan Yos Sudarso.
Pantauan Kompas, petugas kepolisian dan dinas perhubungan berjaga di ruas jalan yang ditutup. Jalan ditutup menggunakan pembatas jalan berwarna oranye.
Petugas juga memasang spanduk pemberitahuan penutupan jalan. Sejumlah pengguna jalan tampak berulang kali menanyakan jalan alternatif kepada petugas. Beberapa pengendara meminta izin melintas, tetapi tidak dibolehkan petugas.
Meskipun ada penutupan jalan, tidak terlihat penumpukan kendaraan yang cukup berarti di ruas jalan itu. Toko-toko di sekitar jalan ditutup, seperti di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Iswar mengatakan, pihaknya akan terus mengevaluasi dampak penutupan jalan. ”Jika masyarakat bisa mematuhi isolasi diri di rumah dan penutupan tempat keramaian secara mandiri, kami akan kembali membuka jalan. Kami menyadari jalan adalah obyek vital untuk aktivitas masyarakat,” katanya.
Hendrik Tobing (34), pengusaha bengkel sepeda motor di Jalan TB Simatupang, mengatakan, sejak penutupan jalan diterapkan, usahanya sepi. ”Kami tetap buka, tetapi hampir tidak ada pelanggan sepanjang hari karena kendaraan yang melintas sudah sangat sedikit,” kata Hendrik.
Hal serupa dialami Agam Silaen (31), pengemudi ojek daring. Setelah penutupan jalan diterapkan, ia hanya mendapat lima pesanan antar makanan setiap hari. Biasanya dalam sehari ia bisa mendapat 15 pesanan. Sementara pengantaran penumpang dan dokumen hampir tidak ada.
Jika masyarakat bisa mematuhi isolasi diri di rumah dan penutupan tempat keramaian secara mandiri, kami akan kembali membuka jalan. Kami menyadari jalan adalah obyek vital untuk aktivitas masyarakat.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (kes) dr Whiko Irwan mengatakan, pemerintah menyadari dampak ekonomi dari penutupan jalan dan tempat usaha di Sumut. ”Pemerintah Provinsi Sumut sedang menyiapkan jaring pengaman sosial bagi masyarakat. Saat ini sedang dalam pembahasan,” katanya.
Whiko mengungkapkan, jumlah pasien positif di Sumut terus meningkat dari 14 orang pada Minggu menjadi 20 orang pada Senin (30/3/2020) hingga pukul 17.00. Sementara pasien dalam pengawasan menurun dari 77 orang menjadi 76 orang.
Menurut Whiko, rumah sakit evakuasi utama, yakni RS dr GL Tobing di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, mulai beroperasi dan kini sudah merawat lima pasien dalam pengawasan (PDP). Mereka juga menyiapkan rumah sakit lain, yakni RS Martha Friska dan RS Sari Mutiara, jika ada lonjakan jumlah PDP yang harus dirawat.