Seorang pejabat di Pemerintah Kota Medan yang merupakan pasien dalam pengawasan terduga Covid-19 meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Rabu (25/3/2020) sore.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Seorang pejabat di Pemerintah Kota Medan yang merupakan pasien dalam pengawasan terduga Covid-19 meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Rabu (25/3/2020) sore. Dengan demikian, sudah empat korban meninggal yang terkait dengan Covid-19 di Sumatera Utara.
”Iya benar, ada satu orang lagi pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal pada Rabu sore,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Riadil Akhir Lubis ketika dihubungi Kompas.
Riadil mengatakan, hingga Rabu malam, korban meninggal yang terkait Covid-19 di Sumut sudah empat orang, tiga di antaranya meninggal dengan status PDP. Sementara satu orang lagi dinyatakan positif Covid-19. Riadil pun membenarkan bahwa PDP yang meninggal pada Rabu sore adalah pejabat di lingkungan Pemkot Medan.
Menurut Riadil, di Sumut sudah ada sembilan pasien positif Covid-19, termasuk satu orang yang sudah meninggal. Pasien lainnya hingga kini masih dirawat di RSUP H Adam Malik. Sementara jumlah PDP yang dirawat di 24 rumah sakit di enam kabupaten/kota di Sumut sudah mencapai 55 orang.
Peningkatan signifikan terjadi pada orang dalam pemantauan (ODP) yang kini jumlahnya sudah mencapai 1.976 orang, tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sumut. Jumlah ODP ini bertambah lebih dari 1.000 orang dalam dua hari terakhir. Melihat jumlah ODP yang banyak, diperkirakan jumlah PDP di Sumut bakal naik signifikan dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Medan Arrahman Pane mengatakan, pejabat Pemkot Medan yang meninggal tersebut dirawat di RSUP H Adam Malik sejak Senin (23/3/2020). Dia dirawat setelah mengalami gejala batuk dan demam. Namun, Arrahman menyebut tidak mengetahui statusnya apakah pasien biasa atau PDP Covid-19.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam keterangan pers menyatakan, aktivitas masyarakat di tempat keramaian masih cukup tinggi di Sumut. Ia pun meminta semua bupati dan wali kota memastikan isolasi diri di rumah bisa diterapkan masyarakat dengan maksimal.
”Banyak yang belum menaati imbauan pemerintah. Akibatnya, jumlah orang yang kami pantau terus bertambah,” kata Edy.
Banyak yang belum menaati imbauan pemerintah. Akibatnya, jumlah orang yang kami pantau terus bertambah. (Edy Rahmayadi)
Salah satu daerah yang belum bisa menerapkan isolasi dengan maksimal, menurut Edy, adalah Kota Medan. Berbagai kafe, kedai kopi, restoran, dan rumah makan tetap buka. Hanya sebagian kecil yang tutup.
Edy juga mengingatkan agar pemantauan terhadap 4.000 tenaga kerja Indonesia yang akan kembali ke Sumut dalam waktu dekat diperketat. ”Yang paling utama, menyiapkan tempat isolasi, khususnya Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Batu Bara yang memiliki pelabuhan. Jangan sampai ada yang lolos,” katanya.