Kala Tetangga Bergerak Lebih Cepat dari Ibu Kandung
›
Kala Tetangga Bergerak Lebih...
Iklan
Kala Tetangga Bergerak Lebih Cepat dari Ibu Kandung
Sebagai jalur penghubung internasional, Batam sangat rawan terpapar Covid-19. Ada 2.065 warga mengidap gejala mirip penyakit itu. Namun, deteksi berjalan lambat karena jumlah alat deteksi amat terbatas.
Oleh
PANDU WIYOGA
·4 menit baca
Sebagai jalur penghubung internasional, Batam di Kepulauan Riau amat rawan terpapar Covid-19. Penyisiran pemerintah kota menemukan 2.065 warga mengidap gejala mirip penyakit itu. Namun, deteksi berjalan lambat karena daerah tak memiliki alat untuk menguji usap tenggorok atau swab.
Selama ini, sampel usap tenggorok para pasien di Kepri harus dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta. Hal itu membuat deteksi Covid-19 makan waktu hingga 10 hari. Terakhir, satu pasien dalam pengawasan di RSUD Embung Fatimah Batam meninggal sebelum hasil uji laboratorium keluar.
Empat hari setelah perempuan pasien itu meninggal, Jumat (3/4/2020), hasil pemeriksaan ternyata menunjukkan positif Covid-19. ”Pengambilan sampel dilakukan pada 23 Maret jadi cukup lama juga, tetapi itu kami maklumi karena sampel menumpuk di Jakarta,” kata Kepala Dinas Kota Batam Didi Kusmarjadi.
Tingkat kematian akibat Covid-19 di Batam sangat tinggi. Dari total lima pasien positif, tiga di antaranya meninggal. Kondisi itu jauh berbeda dengan tetangga dekat di Singapura. Jumlah kematian di Negeri Singa itu 6 pasien dari total 1.481 kasus positif.
Kondisi di Batam semakin mengkhawatirkan karena sejak 18 Maret ada sekitar 1.000 pekerja migran per hari yang transit dari Malaysia dan Singapura sebelum menuju daerah asal. Alat kesehatan yang minim membuat petugas kewalahan. Akhirnya, pengecekan sebatas dilakukan dengan mengukur suhu tubuh.
Bantuan dari pusat berupa alat tes reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) yang dinanti tidak kunjung datang. Selain itu, alat tes cepat (rapid test kit) jumlahnya juga sangat terbatas. Hingga 8 April, metode tes cepat baru dilakukan kepada 167 orang.
Hingga 8 April, metode tes cepat baru dilakukan kepada 167 orang.
Sampai sekarang, baru ada dua provinsi di Sumatera, yaitu Sumatera Selatan dan Sumatera Barat, yang memiliki PCR dan bisa menguji sampel usap tenggorok. Delapan provinsi yang lain masih harus bergantung pada Jakarta.
Melihat penanganan pandemi yang lambat itu, pemerintah dan warga Singapura sebagai tetangga dekat tergerak membantu. Untuk yang ketiga kali pada 3 April, mereka memberi bantuan 2 unit PCR beserta 20.000 alat tes dan 750 set alat pelindung diri (APD).
”Sebenarnya ada juga empat ventilator, tetapi karena sedang langka mungkin baru akan datang dua bulan lagi. Yang terpenting, kami ingin Singapura dan Batam bekerja sama menghadapi Covid-19,” ujar Konsul Jenderal Singapura di Batam Mark Low.
Menurut Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam Slamet Mulsiswanto, bantuan dua unit PCR itu membuat petugas bisa mendeteksi 120 sampel usap tenggorok per hari. Menurut rencana, alat itu akan digunakan untuk menguji sampel para pasien di Kepri.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyatakan sudah lama menunggu bantuan PCR itu. Ia ingin 2.065 warga yang mengidap gejala mirip Covid-19 bisa segera dites. ”Saya ingin (pemeriksaan) 2.065 orang itu harus selesai dalam waktu seminggu,” ujarnya.
Pembatasan sosial
Untuk memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), suatu provinsi atau kabupaten/kota harus memenuhi sejumlah kriteria. Salah satunya adalah jumlah kematian akibat Covid-19 mengalami peningkatan secara signifikan. Kondisi itu juga harus memiliki kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di daerah lain.
Batam belum dapat mengajukan PSBB karena tidak dapat memetakan sebaran Covid-19 secara akurat. Hal ini terjadi karena jumlah alat tes di daerah sangat terbatas. Dua unit PCR dari Singapura juga belum dapat digunakan karena masih ada beberapa komponen pelengkap yang belum datang.
Meskipun begitu, Rudi mengatakan, sudah mulai membatasi pertemuan dengan jumlah peserta besar sampai ke level kecamatan. Pengunaan masker juga telah diwajibkan.
Antisipasi Batam menghadapi Covid-19 jauh tertinggal dibandingkan tetangga terdekat, yaitu Singapura dan Johor Bahru di Malaysia.
Sejak 31 Maret, petugas sudah bergerak mendata pekerja harian dan penduduk kurang mampu untuk nantinya diberi bantuan per bulan berupa beras 20 kilogram (kg), gula 3 kg, dan minyak goreng 2 kg. Nilai anggaran yang dibutuhkan baru bisa diketahui setelah pendataan menyeluruh rampung.
Antisipasi Batam menghadapi Covid-19 jauh tertinggal dibandingkan tetangga terdekat, yaitu Singapura dan Johor Bahru di Malaysia. Kedua wilayah telah membatasi mobilitas sejak 18 Maret.
Banyak daerah terlihat gamang mengaplikasikan pembatasan sosial berskala besar yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sejak 31 Maret. Hal ini terasa sekali, terutama di wilayah perbatasan.
Batam termasuk yang beruntung karena berada dekat dengan Singapura. Ketika induk sendiri terlalu lambat bergerak, masih ada tetangga yang selalu rela mengulurkan tangan untuk menolong si anak malang.