Ombak Tinggi yang Terjang Pesisir Banyuwangi Picu Sejumlah Kerusakan
›
Ombak Tinggi yang Terjang...
Iklan
Ombak Tinggi yang Terjang Pesisir Banyuwangi Picu Sejumlah Kerusakan
Ombak tinggi menerjang sejumlah kawasan pesisir Banyuwangi sejak seminggu terakhir. Kejadian itu merusak perahu dan alat tangkap milik nelayan, memperparah abrasi, dan rob.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Ombak tinggi menerjang sejumlah kawasan pesisir Banyuwangi sejak seminggu terakhir. Kejadian itu merusak perahu dan alat tangkap milik nelayan, memperparah abrasi, dan rob.
Terjangan ombak tinggi terjadi di beberapa pesisir Banyuwangi antara lain Pantai Cemara, Pantai Lampon, Pantai Pulau Merah, Grajagan, Rajegwesi, dan Pancer. Sejumlah nelayan mengatakan, kondisinya kali ini lebih parah dari tahun lalu.
Pantauan Kompas di Pantai Cemara, Kamis (28/5/2020), ombak tinggi menyebabkan abrasi. Pesisir pantai terkikis sehingga sejumlah pohon cemara yang ditanam di pesisir pantai tumbang hingga terseret ombak ke tengah laut.
”Kalau ditotal sejak seminggu yang lalu, ada 700 pohon cemara tumbang dan terseret ombak. Pohon cemara ini tumbang karena pasir di bawahnya terkikis ombak,” ujar Ketua Kelompok Usaha Bersama Nelayan Pantai Rejo Muhyi (53), yang juga pengelola wisata Pantai Cemara.
Muhyi mengatakan, terjangan ombak juga membuat sejumlah perahu terendam air laut. Hal ini mengharuskan nelayan menguras air laut yang menggenang di dalam perahu agar kayu perahu tidak cepat lapuk.
Genangan air laut juga menjadi banjir rob di sekitar kawasan wisata Pantai Cemara. Genangan air sekitar 30 sentimeter masih tampak di sekitar kios makanan yang berjarak lebih kurang 20 meter dari bibir pantai.
Jamanik (60), nelayan di Pantai Cemara, mengatakan, kondisi ini biasa terjadi setiap tahun. Namun, yang terjadi tahun ini lebih parah dari yang terjadi setahun lalu. ”Ombak tinggi di Pantai Cemara biasa terjadi saat musim angin timuran pada April hingga Agustus. Tapi tahun ini lebih parah dari tahun lalu,” ujarnya.
Ombak tinggi di Pantai Cemara biasa terjadi saat musim angin timuran pada April hingga Agustus. Tapi tahun ini lebih parah dari tahun lalu.
Tahun lalu, lanjut Jamanik, ombak besar juga terjadi, tetapi ombak pecah terkena karang di jarak 5 meter sebelum bibir pantai. Sementara tahun ini, ombak justru menggerus pesisir pantai. Akibatnya, pesisir pantai berkurang sekitar 5 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi melaporkan, ombak tinggi membuat air laut naik sejauh 15-30 meter ke arah daratan dari batas air biasanya. Beruntung peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa.
”Memang ada kerusakan yang diakibatkan ombak tinggi. Ada beberapa alat tangkap dan perahu milik nelayan rusak. Terjangan ombak juga membuat tanggul penahan gelombang di Tempat Pelelangan Ikan Pancer terkelupas,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam.
Eka mengatakan, peristiwa ombak tinggi terjadi sesuai dengan peringatan dini Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Peringatan ombak tinggi terparah terjadi pada 27-28 April di selatan Pulau Jawa. Dalam rilisnya, BMKG menyebut pada dua hari tersebut berpotensi terjadinya gelombang tinggi air pasang yang bisa menimbulkan rob.