Jawa Tengah dinilai belum siap melaksanakan kehidupan normal baru. Segenap daerah tetap diminta tetap waspada terhadap munculnya kasus-kasus baru Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Segenap warga Jawa Tengah diminta tidak terburu-buru menjalankan tatanan kehidupan normal baru. Setiap daerah yang menerapkan normal baru tetap harus mempersiapkan protokol penanganan Covid-19 sesuai standar.
”Daerah yang merasa telah siap bisa memulai uji coba normal baru. Namun, pada kondisi apa pun, dokter berikut peralatan pendukungnya, seperti APD (alat pelindung diri), juga tetap harus siap untuk mengatasi munculnya kasus Covid-19 baru,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela kunjungannya ke Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (16/6/2020).
Secara umum, Ganjar menilai, Jateng belum siap menjalankan kehidupan normal baru. Dia mencontohkan, Kebumen yang sebelumnya sudah sujud syukur dan bersiap menjalani normal baru karena berhasil meredam kasus Covid-19 akhirnya dikejutkan kembali munculnya kasus baru Covid-19 pada Senin (15/6/2020).
Dengan kondisi tersebut, Ganjar pun meminta setiap kota/kabupaten lebih hati-hati menyikapi perkembangan situasi. ”Normal baru tidak bisa semata-mata dilakukan karena penurunan kasus dalam jangka waktu singkat. Normal baru selayaknya diterapkan saat kasus Covid-19 landai, konsisten tidak ada peningkatan selama 14 hari, atau bahkan berbulan-bulan,” ujarnya.
Ganjar memastikan tidak akan membicarakan perihal rencana normal baru di Jateng. Pasalnya, wacana terkait normal baru sering kali langsung ditanggapi secara berlebihan. Sebagian orang di sejumlah daerah, misalnya, menurut dia, bahkan sudah merasa bahwa saat ini sudah memasuki fase kehidupan normal, seperti sebelum maraknya kasus Covid-19.
”Di Kota Semarang, misalnya, akhir pekan lalu, sudah mulai banyak warga berolahraga, bersepeda bersama-sama, tetap berhenti beristirahat dengan cara berkerumun dan mengabaikan physical distancing,” ujarnya.
Sebagian orang di sejumlah daerah bahkan sudah merasa bahwa saat ini sudah memasuki fase kehidupan normal, seperti sebelum maraknya kasus Covid-19. (Ganjar Pranowo-Gubernur Jateng)
Ganjar mengatakan, pihaknya juga terus berupaya mendorong pemerintah kota/kabupaten untuk terus melakukan tes cepat secara masif. Dengan upaya ini, kasus-kasus Covid-19 di masyarakat bisa diungkap dan ditangani secara cepat.
Adapun Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, sejak Maret lalu, Kabupaten Temanggung telah melaksanakan tes cepat pada 8.601 orang. Dari tes tersebut, 1.236 orang dinyatakan reaktif.
Saat ini, Kabupaten Temanggung masih memiliki stok sekitar 3.000 perangkat tes cepat dan masih akan terus melakukan tes pada orang-orang yang bekerja di sektor-sektor publik, seperti di toko-toko dan pasar.
Kabupaten Temanggung masih memiliki stok sekitar 3.000 perangkat tes cepat dan masih akan terus melakukan tes pada orang-orang yang bekerja di sektor-sektor publik, seperti di toko-toko dan pasar.
Tempat karantina
Khadziq menjelaskan, pihaknya sudah memiliki dua gedung sebagai tempat karantina, yang antara lain difungsikan untuk mengisolasi warga reaktif tes cepat, yang masih menunggu giliran untuk tes usap. Dua gedung dengan kapasitas 150 orang tersebut kini sudah terisi penuh. Pemkab Temanggung kini berencana menambah ruang karantina baru.
”Kami akan terus menambah gedung dan ruang karantina sehingga bisa setidaknya menampung 400 orang,” ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana mengatakan, Pemprov Jateng memiliki aset gedung di 37 lokasi yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang karantina. Total kapasitas seluruh gedung mencapai 7.075 orang.