Hindari Antrean, Penumpang Kereta Diminta Atur Waktu
›
Hindari Antrean, Penumpang...
Iklan
Hindari Antrean, Penumpang Kereta Diminta Atur Waktu
Masih ada pembatasan jumlah penumpang di kereta untuk menekan penyebaran virus korona, PT KCI minta pengaturan jam kerja.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -— PT Kereta Commuter Indonesia memastikan, jumlah penumpang KRL pada Senin (6/7/2020) pagi pada awal pekan PSBB transisi lanjutan kembali meningkat, bahkan menimbulkan antrean penumpang dan kepadatan di stasiun-stasiun keberangkatan. PT KCI dan PT KAI meminta penumpang menghindari jam sibuk, juga meminta pengaturan jam kantor diperketat.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulis, Senin (06/07/2020) mengatakan, selama masa PSBB transisi, pengguna layanan KRL harus mengantre dengan tertib dan teratur sebelum masuk peron. Itu terjadi karena selama PSBB, kapasitas KRL tetap dibatasi sehingga kepadatan pada jam sibuk tidak dapat dihindari.
Didiek mengakui, hal itu mengurangi kenyamanan dan menambah waktu perjalanan untuk menuju tempat kerja. ”PT Kereta Api Indonesia (Persero) meminta maaf kepada masyarakat pengguna layanan KRL pada masa PSBB transisi karena harus mengantre. Antrean kami buat semata-mata untuk mematuhi kebijakan physical distancing, baik di stasiun maupun di kereta, dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19,” ucap Didiek.
Erni Sylvianne Purba, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI), secara terpisah menjelaskan, pada Senin pagi tadi di sejumlah stasiun terpantau antrean pengguna semakin panjang. Di Stasiun Bogor, para calon pengguna KRL sudah mulai mengantre sejak pukul 05.30. Antrean terjadi hingga halaman parkir stasiun. Hal yang sama terjadi juga di Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Bekasi, dan Rangkasbitung.
”Hingga pukul 10.00 tercatat ada 166.044 pengguna KRL, atau meningkat 7 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang pada Senin (29/06/2020) lalu yang sebanyak 155.555 pelanggan,” ujar Purba.
Didiek melanjutkan, kepadatan terjadi karena masyarakat masih berbarengan ke stasiun untuk berangkat ke DKI Jakarta. Kepadatan di stasiun terjadi pada jam sibuk, yaitu pukul 06.00 sampai 08.00.
KAI berharap semua pihak yang pegawainya berangkat kerja menggunakan KRL dapat mengatur kembali jam masuk kerja pegawainya.
PT KAI mengimbau pengguna kereta menghindari jam sibuk untuk berangkat ke DKI Jakarta menggunakan KRL. Sosial media @commuterline dan aplikasi KRL Access bisa diakses untuk mengetahui kondisi antrean di sejumlah stasiun pemberangkatan.
Untuk mengurangi kepadatan penumpang juga antrean, Purba melanjutkan, PT KCI mengharapkan kerja sama sejumlah pihak untuk menerapkan pengaturan kerja karyawan sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 8 Tahun 2020 tentang pengaturan jam kerja. Tujuannya, supaya mobilitas pengguna KRL dapat tersebar.
Pengaturan jam kerja dengan sistem sif, Purba melanjutkan, menjadi solusi paling memungkinkan saat ini untuk mengurai kepadatan di tengah jumlah pengguna yang bertambah 9-10 persen setiap pekannya sejak PSBB transisi.
”Commuter Line yang tetap melayani sejak awal masa pandemi Covid-19 adalah untuk mendukung para pekerja di sektor-sektor layanan yang vital bagi perekonomian dan masyarakat yang memiliki kebutuhan mobilitas untuk hal mendesak. Kami tentu memerlukan dukungan dari ejumlah pihak, khususnya dalam hal pengaturan jam kerja,” ucap Purba.
Didiek meminta semua instansi, pegawai pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan swasta dapat mengatur jam kerja pegawainya agar kepadatan di KRL dapat dikurangi. ”KAI berharap semua pihak yang pegawainya berangkat kerja menggunakan KRL dapat mengatur kembali jam masuk kerja pegawainya sesuai SE Gugus Tugas Covid-19 Nomor 8 Tahun 2020 atau melakukan pengaturan jam kerja sif pagi dan siang,” ujarnya.
Dengan adanya pengaturan jam kerja, pelayanan kepada pelanggan KRL di stasiun dan kereta akan lebih maksimal. Pelanggan juga nantinya tidak akan berlama-lama untuk antre di stasiun untuk masuk ke KRL karena kepadatan mulai terurai.
Apalagi, Didiek menegaskan, saat ini KAI sudah maksimal mengoperasikan KRL. Jumlah perjalanan yang dioperasikan sudah sebanyak 947 perjalanan atau mencapai 95 persen dari 991 perjalanan yang reguler dijalankan pada masa normal sebelum pandemi.
”Misalnya di stasiun Bogor, headway antarkereta sudah 5 menit sekali. Namun, hal tersebut tetap belum mampu mengurangi antrean karena kapasitas yang disediakan masih dibatasi dalam setiap perjalanan,” ujarnya
Evaluasi Bersama
Dari Pemprov DKI Jakarta, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah menjelaskan, dari sisi pengawasan pengaturan jam kerja, Disnakertransenergi tetap melakukan pengawasan secara ketat. Utamanya terkait dengan pembatasan karyawan dan jeda waktu masuk kerja sif 1 dan 2.
”Kita tetep konsisten. Terkait dengan hal tersebut karena kita ditugaskan untuk melakukan pemantauan di perkantoran, tempat kerja. Kalau ada kerumunan, memang harus ada kajian yang memang komprehensif seperti apa, pekerja apa,” ucapnya.
Apalagi, lanjut Andri, untuk PNS tidak hanya d lingkungan Pemprov DKI, tetapi juga ada PNS di lingkungan pemerintah pusat. ”Semuanya harus duduk bersama, mulai dari Kemenhub, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, dan PAN-RB. Karena memang yang masuk ke Jakarta itu tidak hanya perkantoran swasta, tetapi juga perkantoran pemerintah dan BUMN. Makanya, di sini harus komprehensif penanganannya,” ujarnya.
Untuk pengawasan oleh Disnakertransenergi, lanjut Andri, itu dilakukan sesuai Intruksi Sekdaprov DKI Jakarta Nomor 51 Tahun 2020 tentang pengawasan dan penindakan kegiatan masyarakat masa PSBB transisi menuju masyarakat aman sehat produktif. ”Kita melakukan pengawasan sesuai SK tersebut dengan menurunkan 170 personel, dibagi 35 tim, per tim 5 orang dan mengawasi perusahaan,” ucap Andri.
Dari pengawasan itu, pembatasan di perusahaan rata-rata sudah ditaati. ”Kalau dari SK kepala dinas yang kami sebarkan memang ada beberapa perusahaan yang mempekerjakan 54 persen,” kata Andri.
Purba melanjutkan, dengan kepadatan penumpang yang terus terjadi, PT KCI tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Para pengguna sejak masuk stasiun juga akan melalui prosedur ketat penerapan protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu tubuh, penggunaan masker, dan mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan KRL.
Saat berada di peron, petugas di lapangan akan mengarahkan pengguna untuk menunggu KRL sesuai marka yang telah ditentukan dan menjaga jarak. Di dalam KRL pengguna juga dibatasi hingga maksimal 74 orang per kereta. Upaya-upaya tersebut dilakukan PT KCI untuk menekan penyebaran Covid-19 sehingga kita dapat lebih produktif, sehat, dan aman.