Okupansi Penumpang Kereta Api Saat Libur Panjang Melonjak
›
Okupansi Penumpang Kereta Api ...
Iklan
Okupansi Penumpang Kereta Api Saat Libur Panjang Melonjak
Okupansi kereta api jarak jauh dan jarak menengah pada libur panjang akhir pekan ini diprediksi melebihi 50 persen. Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa minta masyarakat waspadai penularan Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
SURABAYA,KOMPAS - PT KAI Daerah Operasional 8 Surabaya optimis tingkat okupansi kereta api jarak jauh dan jarak menengah pada libur panjang akhir pekan ini melebihi 50 persen dari total tempat duduk yang disediakan. Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali mengingatkan masyarakat agar mewaspadai risiko penularan Covid-19.
Berkaca pada libur panjang Lebaran dan perayaan Kemerdekaan RI Agustus lalu, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan di masyarakat. Meski jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jatim melandai belakangan ini, namun ancaman risiko penularan masih tinggi apabila kewaspadaan menurun.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Suprapto mengatakan menghadapi libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama ini pihaknya mengoperasikan 23 kereta api jarak jauh dan jarak menengah serta 46 kereta api lokal. Namun, karena masa pandemi Covid-19 tiket yang dijual hanya 70 persen dari kapasitas tempat duduk yang tersedia.
PT KAI Daop 8 Surabaya menyediakan 50.534 tempat duduk untuk 23 KA jarak jauh dan jarak menengah dengan jadwal perjalanan mulai 27 Oktober – 1 November. Hingga Senin (26/10/2020), penjualan tiket hampir mencapai 50 persen. Bahkan pada hari tertentu penjualannya mendekati 75 persen.
Pemesanan tiket tertinggi saat arus mudik terjadi pada 28 Oktober. Dari 8.084 tempat duduk yang disediakan, sebanyak 4.202 tempat duduk telah dipesan atau 51 persennya. Sementara pemesanan tiket terbanyak saat arus balik terjadi pada 1 November dengan angka 6.001 tempat duduk atau 64 persen dari kapasitas yang disediakan.
“Data transaksi penjualan tiket kereta api ini berpeluang meningkat. Prediksinya, okupansi kereta akan melebihi 50 persen pada libur panjang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama ini,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Suprapto.
Berdasarkan data pemesanan tiket, perjalanan yang banyak diminati oleh masyarakat pada libur panjang kali ini adalah Surabaya-Jakarta dan Surabaya – Bandung. Adapun untuk perjalanan jarak menengah, paling banyak diminati tujuan Yogyakarta. Melihat data tersebut, masyarakat sepertinya ingin berlibur.
Suprapto mengatakan untuk mencegah sebaran Covid-19 selama menggunakan transportasi darat, KAI Daop 8 Surabaya menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Seluruh penumpang disyaratkan dalam kondisi sehat, bermasker, menggunakan pakaian lengan panjang, dan menunjukkan surat bebas Covid-19 baik melalui pemeriksaan uji cepat maupun uji usap.
Khusus untuk penumpang kereta api jarak dekat atau lokal tidak diwajibkan uji usap namun tetap mematuhi protokol kesehatan. Adapun untuk memudahkan penumpang, Daop 8 telah menyediakan fasilitas uji usap di lima stasiun yakni Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Sidoarjo, Malang, dan Mojokerto. Harga yang disediakan terjangkau yakni Rp 85.000 per penumpang.
Melihat tingginya jumlah penumpang selama libur panjang akhir Oktober ini, guna menjamin kelancaran perjalanan kereta, Suprapto mengimbau penumpang yang ingin uji cepat Covid-19 di stasiun, agar melakukannya pada H-1 keberangkatan. Dalam kondisi normal, penumpang yang ingin mengikuti uji cepat Covid-19 di stasiun diimbau datang tiga jam sebelum jadwal keberangkatan.
Risiko penularan tinggi
Banyaknya warga yang mengisi liburan dengan beraktivitas di luar rumah baik pulang kampung maupun berwisata, berisiko memicu munculnya klaster baru penularan Covid-19. Bisa klaster liburan, klaster keluarga, atau klaster perjalanan. Berkaca pada libur panjang Lebaran dan libur Agustus lalu, terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 yang dipicu oleh aktivitas masyarakat saat libur.
Belajar dari pengalaman itulah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kembali mengingatkan kepada masyarakat supaya tidak mengendurkan kewaspadaan terhadap risiko penularan Covid-19. Saat perjalanan atau saat berwisata, masih banyak warga yang berperilaku cenderung mengabaikan protokol kesehatan.
“Berwisata silahkan, tetapi harus ingat pandemi Covid-19 belum berhenti. Tetap waspada dengan cara menerapkan protokol kesehatan,” kata mantan Menteri Sosial ini.
Untuk menekan risiko penularan Covid-19, Khofifah meminta agar masyarakat memilih berwisata di tempat terbuka yang sirkulasi udaranya lancar. Selain itu lanjut usia, anak-anak dan orang dengan penyakit penyerta seperti diabetes serta jantung, sementara tetap di rumah karena mereka memiliki risiko tinggi tertular.
Menurut Khofifah, pihaknya sudah meminta seluruh pengelola tempat wisata, pelaku usaha hotel serta restoran untuk memperketat penerapan protokol kesehatan. Potensi pengabaikan protokol kesehatan sangat tinggi saat liburan panjang seperti ini.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga menegaskan meski dalam pekan ini ada libur panjang, seluruh fasilitas umum terutama ruang publik seperti taman dan museum serta Alun-alun Surabaya masih ditutup. Seluruh ruang publik yang biasa dimanfaatkan warga Surabaya untuk olahraga, istiharat, sekadar bercengkerama untuk semnatar waktu ditutup.
Memang ada dua ruang publik yang dibuka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat yakni membatsi jumlah dan waktu kunjungan di Hutan Raya Mangrove Wonorejo dan Gununganyar. "Warga bisa mengunjungi dua tempat ini tetap wajib mentaati protokol kesehatan. Artinya jangan berlama-lama dan datang tak perlu berombongan," kata Risma.
Pada kesempatan ini Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah (UCLG) Asia Pasific ini mengingatkan kembali pemilik usaha makanan dan minuman, swalayan pasar serta pusat perbelanjaan, agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan sempurna.
Sebaiknya warga yang hendak keluar rumah apalagi keluar kota saat liburan mempertimbangkan benar-benar kebutuhannya. Jika tidak sangat penting sebaiknya tetap berada di rumah. Cara ini salah satu upaya menghadang penyebaran Covid-19.
"Virus korona belum sepenuhnya hilang, dan masih ada pasien positif yang dirawat di rumah sakit, menjalani isolasi mandiri, meski angka kesembuhan juga lebih banyak. Tapi semua pihak tetap harus taat protokol kesehatan dengan wajib pakai masker, jaga jarak dan sering mencuci tangan, untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona," ujar Risma.
Waspada bencana
Khofifah menambahkan liburan panjang kali ini juga diwarnai ancaman bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai. Bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang berpotensi terjadi dalam kurun waktu akhir Oktober hingga November sebagai dampak la nina dan sejumlah gangguan atmotfer lainnya seperti Madden Julian Oscialtion (MJO).
Kepala Stasiun BMKG Juanda I Wayan Mustika merilis ada 22 daerah dari total 38 kabupaten dan kota di Jatim rawan bencana hidrometeorologi. Itu terjadi karena ada peningkatan curah hujan lebih dari 25 persen diatas normal. Daerah itu antaralain yang berada di sepanjang Sungai Bengawan Solo mulai dari Bojonegoro, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.
Selain itu ada potensi banjir akibat luapan Sungai Brantas seperti Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya. Potensi banjir di Pasuruan akibat luapan Sungai Welang serta potensi banjir lainnya di Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember.