AS Tekan Irak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel
›
AS Tekan Irak Buka Hubungan...
Iklan
AS Tekan Irak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel
Menlu AS Mike Pompeo membujuk Irak agar bersedia bergabung dalam forum Abraham Accord, seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Setelah berhasil menggiring Sudan membuka hubungan resmi dengan Israel, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini mulai membujuk Irak agar bersedia membuka hubungan resmi dengan Israel.
Menlu AS Mike Pompeo, seperti dilansir stasiun televisi Al Jazeera, Senin (26/10/2020), mulai berkomunikasi dengan PM Irak Mustafa al-Kadhimi dan Menlu Irak Fuad Hussein. Ia membujuk Irak agar bersedia bergabung dalam forum Abraham Accord, seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.
Agustus lalu, Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan pembukaan Kedubes Israel secara virtual di Baghdad.
Menlu AS tersebut ditengarai sedang menawarkan transaksi menggiurkan kepada PM Kadhimi dan Menlu Hussein.
Transaksi tersebut dalam bentuk kesediaan AS menarik semua pasukannya dari Irak dan ikut membiayai pembangunan pipa minyak dan gas bawah tanah dari Irak menuju Israel via Jordania.
Dari Israel, minyak dan gas Irak lalu diekspor ke Eropa dengan imbalan pembukaan hubungan resmi Israel-Irak.
Menurut AS, pembukaan hubungan resmi Israel-Irak akan menyelamatkan perekonomian Irak yang terpuruk serta memicu aksi unjuk rasa rakyat Irak sejak Oktober 2019 dan berlanjut sampai saat ini.
Aksi unjuk rasa rakyat Irak yang disebut gelombang kedua Musim Semi Arab itu mereda berkat pandemi Covid-19 yang melanda Irak sejak Maret 2020.
AS tampak ingin memanfaatkan keterpurukan ekonomi Irak saat ini dengan membujuk Baghdad agar bersedia membuka hubungan resmi Israel-Irak sebagai jalan penyelamatan ekonomi Irak.
Jurus yang sama dilakukan AS ketika berhasil menekan Sudan. AS membujuk Sudan yang juga sedang mengalami keterpurukan ekonomi agar membuka hubungan resmi dengan Israel sebagai cara menyelamatkan perekonomian Sudan.
Menurut Al Jazeera, PM Kadhimi juga telah meminta AS agar memperbaiki hubungan dengan Iran. Perbaikan hubungan itu untuk menghilangkan kerikil tajam akibat pembukaan hubungan resmi Israel-Irak. Seperti diketahui, pengaruh Iran di Irak amat kuat.
Loyalis Iran
Di Irak terdapat banyak milisi bersenjata loyalis Iran yang cukup kuat di Irak, seperti milisi Hashid al-Shaabi. Pemerintah Iran dan milisi loyalisnya di Irak dipastikan akan beroposisi dan melakukan aksi dengan segala cara untuk menggagalkan upaya pembukaan hubungan resmi Israel-Irak.
Karena itu, Kadhimi melihat hanya dengan terjalinnya hubungan baik AS-Iran bisa memuluskan dibukanya hubungan resmi Israel-Irak.
Adapun hubungan AS-Iran saat ini sangat buruk, menyusul Presiden AS Donald Trump membatalkan secara sepihak kesepakatan penting terkait nuklir Iran (JCPOA) pada 2015. AS juga kemudian kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Anggota teras Partai Demokratik Kurdistan (PDK) di Irak, Imad Baglan, mengatakan, pembukaan atau normalisasi hubungan diplomatik resmi Israel-Irak sangat bergantung pada banyak faktor, terutama faktor hubungan AS-Iran.
Hubungan resmi Israel-Irak tidak mungkin lagi terjadi sebelum pemilu presiden AS karena waktunya sudah sangat sempit.
Menurut Baglan, normalisasi hubungan AS-Iran bisa segera disusul dengan normalisasi hubungan Israel-Irak.
Baglan menyebut, hubungan resmi Israel-Irak baru bisa terjadi pasca-pemilu Presiden AS dan Trump memenangi lagi pemilu presiden itu, kemudian Trump berinisiasi melakukan rekonsiliasi dengan Iran.
Menurut dia, hubungan resmi Israel-Irak tidak mungkin lagi terjadi sebelum pemilu presiden AS karena waktunya sudah sangat sempit.
Baglan berdalih proses hubungan resmi Israel-Sudan butuh waktu sembilan bulan yang dimulai dari pertemuan PM Israel, Benjamin Netanyahu, dengan Ketua Dewan Transisi Sudan Abdel Fattah al-Burhan, di Uganda, Februari 2020.
Menyusul perundingan Burhan dan delegasi AS di Abu Dhabi pada September lalu, lantas diumumkan normalisasi hubungan resmi Israel-Sudan pada Jumat (23/10/2020).