Nusantara Menuju Kekebalan Komunitas di Tengah Pandemi Covid-19
Di tengah polemik vaksin, kasus di Indonesia per Sabtu (15/1/2021) mencapai 882.418 kasus, naik 12.818 kasus dari hari sebelumnya.
Vaksinasi massal Covid-19 dimulai Rabu pekan lalu di Istana Merdeka, sepuluh bulan sejak kasus pertama korona di Tanah Air diumumkan Presiden di tempat yang sama, 2 Maret 2020. Di tengah polemik vaksin, kasus di Indonesia per Sabtu (15/1/2021) mencapai 882.418 kasus, naik 12.818 kasus dari hari sebelumnya.
Usai disuntik vaksin, Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya vaksin dan vaksinasi untuk melindungi diri dan masyarakat. Langkah itu juga vital untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi yang sangat terimbas pandemi.
Adapun Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih, orang kedua penerima vaksin, meminta polemik vaksin disudahi. Penelitian panjang dan otoritas keamanan obat dan pangan sudah menegaskan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac aman dan efektif. Adapun kehalalannya sudah ditegaskan Majelis Ulama Indonesia. (Kompas, 14/1/2021)
Lihat juga : Presiden Joko Widodo: Vaksinasi Covid-19 Ini Penting
Saatnya perhatian dan gerak langkah penanganan korona diarahkan terwujudnya kekebalan komunitas dengan sasaran 70 persen jumlah penduduk. Dari sisi tenaga medis dan tenaga kesehatan, berkurangnya infeksi akan mengurangi angka kematian dokter dan perawat, yang saat ini di atas 500 orang.
“Pedulilah pada protokol kesehatan dan vaksin,” kata Dewi Goeretti Situmeang (43), perawat penerima vaksin pertama di Puskesmas Padang Pasir, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (15/1/2021). Ibu dua anak itu sehari-hari bertugas di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang.
Dewi merupakan satu dari 18 peserta pencanangan vaksinasi Covid-19 di Kota Padang. Yang lain, di antaranya Wali Kota Padang, TNI, Polri, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan organisasi masyarakat.
Baca juga : Nihil Wali Kota, 12 Pejabat dan Tokoh Masyarakat di Padang Divaksinasi Covid-19
Wali Kota Padang Mahyeldi yang maju pertama, batal divaksin. Tekanan darahnya tinggi. Komandan Distrik Militer 0312 Padang Letnan Kolonel (Inf) Mochammad Ghoffar Ngismangil, juga tertahan, tapi bisa divaksinasi setelah relaksasi. Akhirnya, hanya 12 orang yang divaksinasi. Sisanya tidak lolos karena hipertensi atau diabetes melitus.
Usai divaksinasi dan tidak ada respons buruk di tubuhnya, Dewi lega. Setidaknya, memberi rasa aman saat berinteraksi dengan dua anaknya dan suami, juga menambah perlindungan saat di rumah sakit. Beberapa sejawatnya terpapar Covid-19, meskipun tak bergejala berat.
Ia berharap semua peduli dan mau menerapkan protokol kesehatan, terutama penggunaan masker. Masih banyak yang abai, sehingga risiko penularan semakin tinggi. Sekarang, banyak rumah sakit penuh. “Kami kewalahan mencari tempat untuk pasien. Dirujuk ke rumah sakit lain juga penuh. Kasihan pasiennya,” kata Dewi.
Baca juga : RS Rujukan Covid-19 di Sumbar Mulai Penuh
Pengalaman sama diungkapkan Kolonel (Pnb) Fahlefie, orang pertama di jajaran anggota Forkopimda Padang yang divaksinasi. Komandan Pangkalan Udara Sutan Sjahrir Padang itu merasa tubuhnya baik-baik saja setelah divaksin.
“Saya lebih lega. Namun, protokol kesehatan tetap harus dijaga. Saya akan tetap ketat, begitu pula anggota saya. Tidak boleh lengah,” ujar Fahlefie.
Kepala Dinas Kesehatan Padang Feri Mulyani mengatakan, Dinkes Padang mendapat distribusi 18.000-an dosis vaksin Covid-19 untuk tahap I bagi SDM kesehatan. Di sistem, ada 9.128 orang SDM kesehatan sasaran vaksinasi. Setiap orang dapat dua dosis dengan rentang 14 hari dari suntikan pertama.
“Besok Sabtu, kami mulai di tiap fasilitas kesehatan tempat mereka kerja. Kami perkirakan pertengahan Februari 2021 semua SDM kesehatan di Padang sudah divaksinasi,” kata Feri.
Di Padang, 72 fasilitas kesehatan melayani vaksinasi, yaitu 25 rumah sakit, 23 puskesmas, dan 24 klinik. Di setiap rumah sakit ada 10 vaksinator, puskesmas 5 vaksinator, dan klinik 2 vaksinator.
Di Provinsi Maluku, vaksinasi perdana digelar Jumat, dengan Gubernur Maluku Murad Ismail (59) sebagai orang pertama yang divaksin. Setelah itu, giliran kepada 14.845 tenaga kesehatan yang terdaftar.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Covid-19 Maluku Kasrul Selang menambahkan, setelah tenaga kasehatan, vaksinasi kepada anggota TNI, Polri, dan aparatur negara pelayanan publik dan masyarakat rentan 448.196 orang. Selanjutnya, pelaku ekonomi dan masyarakat umum 566.142 orang.
Baca juga : Covid-19 Meledak di Hampir Seluruh Maluku
Murad mengajak masyarakat mau divaksin dan tak termakan berita bohong dampak buruk vaksin. ”Pemerintah tidak mungkin mau menyengsarakan masyarakatnya,” ucap Murad.
Banyak warga di Maluku termakan hoaks. Bukan hanya tentang vaksin, tapi juga soal Covid-19. Survei Badan Pusat Statistik dan Satgas Penanganan Covid-19 tahun 2020, sebanyak 29,18 persen masyarakat Maluku menyatakan sangat tidak mungkin terpapar. Mereka tidak yakin korona berbahaya. Ini tertinggi di Indonesia.
Hasil survei ini tergambar dalam perilaku. Di Pasar Mardika, Kota Ambon, hampir semua pedagang tanpa masker. Jaga jarak minimal 1,5 meter tak diindahkan. Di warung kopi, pengunjung berdekatan sambil tertawa lepas tanpa masker.
Target 181 juta
Akhir Desember 2020, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, demi meraih kekebalan komunitas, vaksinasi akan menyasar setidaknya 181 juta orang di Indonesia. Angka ini didapat dari jumlah warga berusia di atas 18 tahun, sekitar 188 juta orang, dikurangi orang dengan penyakit penyerta, orang yang pernah terinfeksi Covid-19, dan ibu hamil.
Jika tiap orang memakai dua dosis vaksin, perlu 362 juta dosis. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemerintah siapkan cadangan 15 persen. Karena itu, Indonesia perlu 426 juta dosis. (Kompas.id, 30 Desember 2020)
Baca juga : Memahami Efikasi, Imunogenisitas, dan Efektivitas Vaksin
Untuk itu, ada lima jalur pengadaan vaksin. Empat jalur secara bilateral, satu jalur multilateral. Empat jalur bilateral itu kontrak dengan Sinovac, perusahaan asal China; Novavax (Amerika-Kanada); AstraZeneca (Inggris); dan BioNTech-Pfizer (Jerman-Amerika).
Di Kota Bandung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap, pemerintah memberikan vaksin untuk seluruh nakes di provinsi itu. Sedikitnya, butuh sekitar 210.000 dosis. Jabar baru menerima sekitar 30.000 dosis, Rabu. Sisanya, 60.000 dosis vaksin dikirim Jumat.
Menurut Kamil, Jabar membutuhkan 67 juta dosis vaksin untuk 33,5 juta warganya. Jumlah itu setara 70 persen populasi penduduk Jabar yang hampir 50 juta jiwa. “Itu untuk membentuk kekebalan kelompok sehingga seluruh masyarakat terlindungi,” ucapnya.
Baca juga : Ridwan Kamil: Jangan Euforia meskipun Sudah Divaksin
Baca juga : Sekitar 5.000 Warga Bandung Sudah Disuntik Vaksin Covid-19
Sejauh ini, tak ada masalah distribusi dan penyimpanan vaksin hingga puskesmas. Sejumlah 74.760 dosis telah disalurkan ke tujuh daerah, yaitu Kota Bandung 25.000 dosis, Kota Cimahi (3.880 dosis), Kota Bekasi (14.060), Kota Depok (11.140 dosis), Kota Bogor (9.160 dosis), Kabupaten Bandung (7.560 dosis), dan Kabupaten Bandung Barat (3.960 dosis).
Vaksin dikirim ke kabupaten/kota menggunakan kendaraan berpendingin. “Pemerintah kabupaten/kota akan mendistribusikan vaksin dan logistik lain ke rumah sakit, puskesmas, dan pos pelayanan vaksinasi menggunakan mobil boks atau puskesmas keliling. Vaksin ditempatkan di dalam vaccine carrier disertai cool pack,” ucapnya.
Untuk Jawa Tengah, Kementerian Kesehatan menyetujui jatah vaksinasi kepada 23,3 juta orang atau lebih dari 70 persen penduduk Jateng. Dari 62.560 dosis yang sudah diterima, prioritas untuk tenaga kesehatan di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kota Solo, baru kemudian ke wilayah lain.
Baca juga : Tiga Daerah Jadi Prioritas Vaksinasi di Jateng, Kota Besar Diutamakan
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo menuturkan, meski telah divaksinasi, mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) serta pelacakan, tes, dan perawatan tetap akan digenjot. Kapasitas tempat tidur ruang isolasi dan ICU rumah sakit akan terus ditambah.
Sejauh ini, persoalan sarana dan prasarana vaksinasi yang muncul baru di Nusa Tenggara Timur. Dari total 21 kabupaten/kota, beberapa kabupaten belum memiliki rantai pendingin (cold chain) di gudang farmasi. Sebagian juga belum didukung sarana prasarana lain.
Jumlah tenaga kesehatan yang akan divaksin 32.000, sedangkan masyarakat NTT yang akan divaksin 3,7 juta. Jumlah kasus korona di NTT terus melonjak, yang di antaranya direspons penghentian sementara aktivitas peribadatan di seluruh rumah ibadah di Kota Kupang.
Tak hanya di Kupang, hampir semua daerah menghadapi lonjakan kasus Covid-19, yang membuat rumah sakit penuh.
Baca juga : Pemkot Kupang Menghentikan Sementara Peribadatan Tatap Muka
Di tengah layanan kesehatan yang hampir kolaps itu, saatnya polemik vaksin distop. “Kalau efektivitas vaksin 30-40 persen saja pun tidak masalah. Tambah jumlah warga terinfeksi dan sembuh 30 persen, sudah 70 persen. Jadi, tidak usah dipikirkan berapa efektivitasnya. Vaksinasi adalah bagian dari usaha, masyarakat harus paham itu. Daripada kita tidak berusaha sama sekali,” ujar Kepala Laboratorium Diagnostik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Andani Eka Putra. (DIT/KOR/GSA)