Menteri Perdagangan Selandia Baru Sarankan Australia Lebih Lunak terhadap China
›
Menteri Perdagangan Selandia...
Iklan
Menteri Perdagangan Selandia Baru Sarankan Australia Lebih Lunak terhadap China
Selandia Baru menyarankan Australia mengadopsi pendekatan Selandia Baru terhadap China. Canberra didorong bersikap lebih lunak terhadap Beijing.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
WELLINGTON, KAMIS — Seorang menteri senior Selandia Baru menyarankan Australia untuk mengadopsi pendekatan Selandia Baru yang relatif lebih lunak terhadap China. Komentar itu dinilai rawan memancing kemarahan Canberra mengingat selama ini Australia bersikap lebih tegas menghadapi sepak terjang Beijing dalam sejumlah hal.
Menunjuk pada keberhasilan Wellington baru-baru ini dalam pembicaraan perdagangan dengan China, Menteri Perdagangan Damien O\'Connor mendesak Australia lebih menunjukkan ”rasa hormat” kepada Beijing. ”Saya tidak dapat berbicara untuk Australia dan cara negara itu menjalankan hubungan diplomatiknya, tetapi yang jelas jika mereka mengikuti kami dan menunjukkan rasa hormat, saya rasa diplomasi lebih banyak dari waktu ke waktu dan berhati-hati dengan kata-kata, maka mereka juga berharap dapat berada dalam situasi yang sama,” katanya.
Sebagaimana diwartakan, hubungan perdagangan antara China dan Selandia Baru kian menguat setelah keduanya sepakat meningkatkan perjanjian perdagangan bebas pada awal pekan ini. Kesepakatan perjanjian perdagangan itu di antaranya membuka akses ekspor lebih luas dari Selandia Baru ke China. Tarif untuk sebagian besar ekspor Selandia Baru, seperti produk susu, kayu, dan hasil laut, akan dihapuskan atau dipotong. Biaya kepatuhan terkait pajak juga akan dikurangi.
Kementerian luar negeri Australia sejauh ini tidak berkomentar atau menanggapi permintaan komentar atas saran O\'Connor itu. Namun, spekulasi berkembang bahwa komentar yang dinilai sangat menggemakan keluhan Pemerintah China terhadap Canberra itu memerahkan telinga Australia.
Pendekatan berbeda terhadap China telah dilakukan Selandia Baru dibandingkan dengan mitra-mitranya, di antaranya Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris, atau biasa disebut Lima Mata.
Pendekatan berbeda sekaligus hati-hati Selandia Baru telah tecermin sebelumnya. Wellington telah menyatakan keengganan menandatangani pernyataan bersama dari mitra Five Eyes yang mengkritik tindakan keras China terhadap gerakan demokrasi Hong Kong. Pejabat Selandia Baru juga berhati-hati untuk tidak secara langsung mempertanyakan pengaruh China yang tumbuh di Pasifik. Cara Selandia Baru itu cenderung berkebalikan dengan mitra-mitra dekatnya, seperti AS dan Australia.
Para kritikus mengatakan, kebijakan Wellington di China menempatkan keuntungan ekonomi di atas nilai-nilai demokrasi. Hal itu sontak dibantah oleh Pemerintah Selandia Baru.
Para kritikus mengatakan kebijakan Wellington di China menempatkan keuntungan ekonomi di atas nilai-nilai demokrasi. Hal itu sontak dibantah oleh Pemerintah Selandia Baru. ”Kami selalu dapat mengangkat masalah yang menjadi perhatian,” kata O\'Connor kepada CNBC, Rabu (27/1).
Perluasan perjanjian perdagangan bebas Selandia Baru-China yang ditandatangani memang dilakukan saat banyak negara justru menutup perbatasannya karena pandemi Covid-19. O’Connor dalam pernyataan tertulis menyebutkan, kesepakatan itu memperluas perjanjian perdagangan bebas yang sudah ada sebelumnya agar tetap bisa digunakan dan sesuai kebutuhan hingga 10 tahun ke depan. Ditegaskan bahwa perluasan perjanjian perdagangan bebas ini merupakan bagian dari strategi pemulihan perdagangan Selandia Baru yang sempat goyang akibat pandemi Covid-19.
Selama ini, perjanjian perdagangan bebas Selandia Baru dengan China dinilai berhasil mengembangkan praktik-praktik bisnis kedua negara sejak ditandatangani pada 2008. Butuh waktu empat tahun di antara kedua pihak untuk sampai pada keputusan final berupa perluasan perjanjian. ”Ini kenapa kita memulai perundingan perluasan atau peningkatan perjanjian ini, untuk memastikan perjanjian ini modern mengikuti zaman dan memperdalam hubungan kedua negara,” kata O’Connor.
O\'Connor mengatakan, perjanjian baru itu akan mengurangi tarif barang-barang Selandia Baru yang memasuki China, pasar terbesarnya dengan perdagangan dua arah sebesar 32 miliar dollar Selandia Baru (22,8 miliar dollar AS) setahun. Sebaliknya, China telah memberlakukan pungutan pada lebih dari selusin impor Australia, termasuk anggur dan jelai karena hubungan yang memburuk di antara China dan Australia. Gelagat memburuknya hubungan Canberra-Beijing juga terpantik oleh seruan Australia untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 dan larangan partisipasi raksasa teknologi China, Huawei, dalam jaringan 5G di Australia.
Global Times pada Rabu mengatakan, pendekatan Selandia Baru dan Australia ke Beijing adalah mirip ”api dan es”. Media itu menuduh Canberra memiliki ”mentalitas Perang Dingin” terhadap China. Sementara itu, di sisi lain, Selandia Baru dinilai ”relatif terbuka terhadap kebangkitan China”. (REUTERS)