DKI Akan Evaluasi Sarana dan Prasarana Pencegah Banjir
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengevaluasi sarana dan prasarana antisipasi banjir, meliputi pengerukan serta pemeriksaan pintu air, pompa, dan tanggul.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengevaluasi sarana dan prasarana antisipasi banjir, meliputi pengerukan serta pemeriksaan pintu air, pompa, dan tanggul. DKI terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk pencegahan banjir.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, saat ini pengerukan masih terus dilakukan di lapangan. Pengerukan oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga dilakukan di bantaran Kali Sunter di Jakarta Timur yang mengalami longsor kendati ranah Kali Sunter berada di bawah Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
”Sebenarnya ini ranah kementerian, tapi kami lakukan dahulu sebagai bentuk tanggung jawab kami. DKI kerjakan yang bisa dikerjakan dulu,” katanya di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Selain pengerukan, perbaikan saluran-saluran air yang rusak juga terus dikerjakan. Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga akan memeriksa tanggul-tanggul dan memperbaiki kerusakan saat ditemukan.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaporkan 11 pintu air rusak di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Terkait itu, Juaini menyatakan juga akan memeriksa kondisi pintu air. Sejauh ini tak ada laporan pintu air rusak di wilayah DKI Jakarta. Semua pintu air dilaporkan bekerja dengan baik.
Selain pengerukan, perbaikan saluran-saluran air yang rusak juga terus dikerjakan. Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga akan memeriksa tanggul-tanggul dan memperbaiki kerusakan saat ditemukan.
Selain itu, pompa-pompa stasioner ataupun pompa bergerak dalam kondisi berfungsi baik. Hanya saja, pompa stasioner di Teluk Gong dan Semanan sempat dimatikan saat banjir 1 Januari lalu. Hal ini karena air naik dengan cepat lebih dari biasanya sehingga pompa terendam.
Saat ini, kedua pompa itu sudah berfungsi kembali. Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengerahkan 26 pompa bergerak ke Semanan untuk menggantikan pompa stasioner.
Lokasi pompa air akan dikaji ketinggiannya. Apabila memang dinilai perlu dinaikkan, kata Juaini, akan diupayakan dalam tahun ini. ”Kalau memang dinilai perlu, anggaran bisa diusulkan di APBD perubahan,” ujarnya.
Petugas pintu air, Komarudin, menjelaskan, kondisi Pintu Air Karet berfungsi dengan baik. Lima pintu yang ada di sana memang diatur ketinggiannya secara berbeda, paling tinggi bisa mencapai 1-6 meter. Pengaturan ini dilakukan untuk pengelolaan aliran.
Pembersihan sampah
Di Pintu Air Karet, petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terpaksa masuk ke sungai untuk memungut sampah secara manual. Mereka kesulitan mengambil sampah di Pintu Air Karet karena pintu air hanya bisa dibuka sekitar 1,5 meter di pintu 1 dan 4. Sementara pintu 2 dan 3 terbuka 2-3 meter.
Sementara itu, alat berat belum bisa digunakan karena arus masih deras. ”Kami ambil manual supaya pelan-pelan. Setiap hari kami masuk ke air ambil sampah supaya sampah yang mengganjal bisa keluar,” kata Komandan Regu UPK Badan Air Pintu Karet Mahfud Sungkar.