Perjalanan Penumpang Terimbas Kebakaran di Sekitar Jalur Kereta
Kebakaran yang terjadi di sekitar permukiman warga di Jakarta Selatan menghambat perjalanan kereta rel listrik. Hambatan ini terjadi lantaran banyaknya orang yang menonton peristiwa itu.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kawasan permukiman padat yang berada di tepi rel kereta rel listrik antara Stasiun Kebayoran dan Stasiun Pondok Ranji, Jakarta Selatan, terbakar pada Senin (27/1/2020) siang. Kebakaran yang menghanguskan sekitar 20 rumah itu menyebabkan seorang warga meninggal dan beberapa korban luka.
Kebakaran terjadi hanya sekitar 5 meter dari jalur kereta. Meskipun kebakaran ini tidak menimbulkan kerusakan sarana KRL, perjalanan KRL terhambat karena kerumunan warga di sekitar rel. Banyak di antara mereka yang datang untuk melihat kejadian.
Pantauan Kompas di lokasi, Senin sore, puluhan petugas dari PT Kereta Api Indonesia dikerahkan untuk mengatur dan mengamankan kerumunan saat ada KRL yang melintas. Kereta pun terpaksa menurunkan kecepatannya ketika melintasi area yang dipadati kerumunan itu.
”Perjalanan KRL antara Stasiun Kebayoran dan Stasiun Pondok Ranji sempat terkendala karena adanya kerumunan warga yang menyaksikan peristiwa kebakaran. Sejak pukul 16.00, kereta kembali berjalan dengan kecepatan normal yang diizinkan,” kata Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba.
Kebakaran terjadi pada Senin pukul 14.40, tepatnya di Jalan Peninggaran Timur III RT 002/RW 009, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Sebanyak 10 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menangani kebakaran itu. Sekitar pukul 17.00, api sudah padam dan dalam proses pendinginan.
Anggota staf humas dari Polsek Kebayoran Lama, Agus Gunawan, menjelaskan, penyebab kebakaran itu belum dipastikan. ”Dugaan sementara akibat kompor atau listrik di salah satu rumah warga yang kebakaran,” ujarnya.
Satu korban meninggal karena terjebak di dalam rumahnya ketika kebakaran terjadi. Korban itu adalah seorang ayah berusia 50 tahunan. ”Anak perempuannya nangis-nangis saat kasih kabar itu. Sangat disayangkan, korban tidak sempat diselamatkan,” kata Agus.
Kepala Piket Pemadam Kebakaran Wilayah Jakarta Selatan Usman memastikan kebakaran itu tidak menimbulkan kerusakan pada sarana KRL. Kebakaran berhasil dipadamkan sebelum api meluas ke rel kereta. Pada hari itu, kondisi angin juga tidak terlalu kencang sehingga mengurangi risiko api meluas.
”Kami selalu mengantisipasi daerah rawan api. Kabel, listrik, dan sebagainya diamankan dan diblokir sehingga mengurangi risiko terkena api,” kata Usman.
Sukimin (42), salah satu warga yang seluruh barang dan rumahnya habis dilalap api, menceritakan bahwa api muncul secara mendadak. Ketika asap kebakaran masuk ke rumahnya, ia langsung memperingatkan warga lain untuk evakuasi dan tidak sempat menyelamatkan barangnya di rumah. ”Barang dalam rumah enggak tertolong. Saya langsung cari anak saya dan teriak ke tetangga (untuk evakuasi),” ujar Sukimin.
Posko pengungsian kebakaran salah satunya disediakan di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) terdekat. Sukimin beserta korban lain akan menetap di sana untuk sementara.
Dampak kebakaran membuat keberangkatan kereta menjadi lebih lama dari yang seharusnya. Di Sudimara, kereta penumpang menunggu lebih dari 30 menit. Hal serupa terjadi di Jurang Mangu, Pondok Ranji, hingga Stasiun Kebayoran.
Edna Carolina (44), karyawan swasta di Palmerah, terpaksa membatalkan janjinya di Cikini, Jakarta Pusat. Dari dalam kereta, dia melihat sejumlah rumah warga di sekitar jalur kereta terbakar. Beberapa rumah warga yang terbakar berada tidak jauh dari jalur kereta. Menurut Edna, perjalanan kereta terhambat karena banyak yang menonton.